Cast : IU / Lee Jieun , Xiao Luhan (exo)
Genre:
Romance, PG15
Length: Drabble.
Hello-hello ... Hari Minggu gak kemana-mana, gak ada acara, cuma dirumah aja ? baca ff gaje ini aja ok ! Selamat menikmati ^^
Sepasang
kekasih itu tak banyak memiliki perbedaan. Sama-sama menyukai film, sama-sama
menyukai musik Rock juga sama-sama pemalas. Menonton film action terbaru dari
dvd yang disewanya kala hari libur internasional tiba. Saat kebanyakan pasangan
lain pergi ke Caffe, Makan direstauran atau hanya sekedar duduk ditaman kota.
Jieun dan Luhan justru memilih menetap disebuah ruangan dengan satu kamar yang
diklaim sebagai milik Luhan. Pria tampan yang berkuliah di jurusan Bahasa Asing
di Seoul Univercity.
Menonton
dengan seksama meski tangan itu sesekali saling berebut keripik kentang dengan
bungkus besar dihadapannya.
"Omo
jinjja, ia keren sekali" puji Jieun saat melihat pemeran pria utama
berkelahi dengan gerakan-gerakan kaki yang lincah. Keringat dan debu yang
menempel diwajahnya justru membuat Jieun semakin menggila. Belum lagi perut six
pack itu, ingin sekali Jieun merabanya sekali saja. Oh, pikiran Jieun mulai
liar sekarang. Tapi hanya sekedar meraba itu boleh kan ? tak akan lebih,
mungkin.
"Itu
dilakukan stuntman tahu" balas namja yang duduk disampingnya. Sedikit
memberi yeoja itu pengetahuan bahwa adegan itu tak benar-benar dilakukan sang
pemeran pria.
"Tapi
tetap saja wajahnya kan yang di sorot Camera"
Luhan memutar
kedua bola matanya.
"Ck
dasar wanita" lanjutnya, mencibir pelan dan melampiaskannya pada keripik
kentang.
"Memang
aku wanita, siapa bilang pria ?" Jieun memang selalu bisa membalas
perkataan Luhan.
"Omo,
aku tidak tahan dengan perutnya" Jieun histeris sendiri saat tak sengaja
baju pemeran pria utama itu sobek tergoreng pisau. Tampak lah perut langsing
nan berotot itu. Uh bolehkan Jieun membawanya pulang ? Hanya untuk menemaninya
tidur, ia pasti akan bermimpi indah jika bisa memeluk namja itu.
"Yaa
yaak ,, kau berisik sekali nona Lee !" Kenapa malah seheboh ini? Luhan
ingin menonton dengan tenang tapi jika Jieun terus saja berkicau, itu malah
membuat konsentrasinya buyar.
"Hey
bilang saja kau cemburu tuan Xi" ucap Jieun dengan ekor mata melirik namja
itu.
"Ck ..
Cemburu untuk apa ? Cemburu pada orang didalam layar televisi ? Yang benar
saja" elak Luhan.
"Ia
bahkan lebih baik darimu"
Oke, ini
sudah dipastikan acara menonton Luhan akan gagal. Mulut cerewet itu terlalu
mengganggunya dan membuat telinganya risih. Belum lagi pujian yang Jieun
lontarkan, itu membuat telinga Luhan panas.
"Perutku
juga datar" bela Luhan. Ya datar, benar-benar datar dan tidak berbentuk.
"Itu
krempeng babo, jauh dari kesan six Pack" Jieun begitu jujur dan berkata
apa yang ada diotaknya.
"Oke
cukup, kau membuat mood ku buruk" Luhan beranjak, berjalan kearah
kamarnya.
Jieun mengernyit Seraya memutar kepalanya memandang Luhan yang mulai
beranjak pergi. Jieun hanya ingin balas dendam, Minggu lalu Luhan terus saja
memuji pemeran utama wanita dalam film yang mereka tonton dan itu membuat Jieun
kesal. Wanita itu cantik, ia seksi, ia keren, ia cool juga pujian lainnya,
Jieun cemberut dibuatnya. Coba, siapa yeoja yang tahan mendengar semua hal itu?
Dan hari ini ia ingin membalasnya, ia tidak sepenuhnya salah kan ? Luhan
terlalu sensitif, begitu saja marah.
15 menit
berlalu ..
"Huft
.." Jieun pun beranjak, merasa tidak akan menarik lagi menonton sendirian
meski ada belasan namja six Pack dihadapannya. Ayolah, Jieun hanya berniat bercanda
! Luhan terlalu berlebihan menanggapinya. Jieun pun bangkit dari sofa empuk nan
lembut itu.
Terpaksa mengangkat bokongnya yang masih betah berlama-lama disana.
Tok tok tok
Jieun
mengetuk pintu bercat coklat itu, namun tak mendapat jawaban. Tangan mungilnya
beralih pada knop pintu yang ternyata tak dikunci. Membuat aksesnya semakin
mudah.
Perlahan ia membukanya.
"Lu
.." panggil Jieun lembut. Namun tak ada siapapun disana. Suara guyuran air
terdengar dari arah kamar mandi.
"Apa ia
sedang menenggelamkan diri karena marah padaku ?" gumam Jieun dengan
pikiran-pikiran anehnya. Menenggelamkan diri ? Jieun kira Luhan se-frustasi itu
apa ?
Ckleekk
Luhan
keluar dari arah kamar mandi dan hanya menggunakan handuk dipinggangnya !
Sontak
membuat Jieun langsung berbalik badan. Pemandangan itu memang menyegarkan mata,
tapi tak boleh terlalu lama dilihat. Tidak baik, bisa menimbulkan hal-hal yang
diinginkan :p
"Ji ada
apa ?" tanya Luhan bingung, handuk melilit dipinggangnya, tubuh bagian
atasnya topless. Rambutnya masih sedikit meneteskan air. Luhan merasa jika ia
mandi bisa menyegarkan otaknya dan tentu saja karena ia bosan mendengar Jieun
terus saja memuji namja lain, meski hanya dalam sebuah film. ia tak apa jika
dikatai krempeng atau apa, tapi jika sudah mendengar Jieun memuji pria lain, ia
tidak tahan mendengarnya.
"Kau sedang
apa ?" tanya Jieun balik, masih dengan posisi memunggungi Luhan.
"Kau
tidak lihat, aku habis mandi"
"Ahaha
.. Ku kira kau sedang ..." jieun tertawa canggung, pikirannya terlalu jauh
jika berfikir
Luhan menenggelamkan diri dibak mandi. Babo !
"Sedang
apa ?"
"Ah
aniya aniya .. Sebaiknya aku keluar saja"
"Aku
masih marah" Luhan tersenyum saat melihat Jieun menghentikan langkah meski
masih memunggungi nya. Ia hanya ingin bermain sedikit. Ia tahu Jieun akan gugup
bersamanya saat ia tak memakai baju seperti sekarang.
"Yaak !
Kau terlalu berlebihan , begitu saja marah" seru Jieun menutupi
kegugupannya.
"Tapi
aku memang marah, lalu bagaimana ?"
Jieun
menghembuskan nafasnya.
"Ne ne
jeoseonghamnida tuan Lu" ucap Jieun, mereka memang sering berbicara formal
jika sedang sedikit kesal.
"Aniya,
aku tidak akan memaafkanmu"
"Oh
ayolah Luhan, aku ingin melanjutkan menonton film itu lagi"
"Kalau
begitu kenapa tadi kau kesini ? Tonton saja sampai selesai"
"Baiklah
baiklah jangan diperpanjang, sekarang apa yang harus kulakukan agar kau
memaafkanku ?" Luhan tertawa puas didalam hati. Tersenyum penuh
kemenangan.
“Berbaliklah”
“MWO !?
Pakailah bajumu dulu”
“Kau mau aku
marah, baiklah” ucapan itu terdengar menyeramkan ditelinga Jieun.
“Oke oke, aku
akan berbalik” ucap Jieun seraya memutarkan badannya dan membuka matanya
perlahan yang sedari tadi tertutup meski tak rapat. Terpampanglah lagi
pemandangan yang menyegarkan mata. Rambut basah itu, leher jenjangnya, bahu itu
, dada bidangnya, perut itu .. Oke STOP LEE JIEUN ! itu terlalu berbahaya.
“Eotthe,
bukankah aku lebih keren dari namja ditelevisi itu, kau bahkan tak berkedip
sedikitpun” ucap Luhan diakhiri kekehan kecil melihat Jieun dengan tampang
bodohnya. Membeku seperti patung tanpa ada pergerakan.
“Yaakk kau
mengerjaiku eoh ?” seru Jieun tersadar.
“Hehe Aniya,
bantu aku mengeringkan rambut”
“Kau ini
sudah dewasa kenapa mengeringkan rambut saja tidak bisa ?”
“Mau ku maafkan
tidak?”
“Ne ne
baiklah .. tapi ..”
“Apa lagi,
tenang saja hanya mengeringkan rambut, aku tidak akan menyentuh wanita yang
belum berkembang sepertimu”
“Mwo !? apa
maksud dari kata ‘belum berkembang’ ?”
“Sudah jangan
bahas lagi, cepat kemari dan keringkan rambutku”
Jieun hanya
bisa mendengus sebal. Berjalan dengan penuh ketidakrelaan kearah Luhan. ia
pasti semakin tak bisa bernafas jika terus berada didekat namja topless itu.
Jieun juga Luhan duduk ditepi ranjang kecil itu. Saling berhadapan. Luhan
menunduk, memberikan akses agar memudahkan Jieun mengeringkan rambutnya. Mata
Jieun tak bisa jika tak melihat pemandangan dihadapannya. Itu terlalu
mengagumkan.
“Jangan
melirik kemana-mana” ucap Luhan membuat Jieun kembali terfokus. Menelan air
liurnya susah payah. Ia bisa mimisan jika seperti ini terus.
“Su sudah
selesai” bodoh, Jieun merutuki dirinya sendiri, kenapa harus ada acara tergagap
segala ? membuat senyuman diwajah tampan itu mengembang lagi.
“Kkk ~ kau
kenapa eoh ?”
“Aniya ! kau senang
sekali menertawaiku”
“Kau marah ?”
“Aniya”
“Kenapa jadi
kau yang marah ?”
“Tidak Luhan
tidak” Jieun marah karena ketahuan gugup.
“Omo Jieunku
marah .. sini sini biar kupeluk”
“Aaa jinjja
Luhan, jangan mendekat !”
“Wae ? aku
hanya ingin memelukmu”
“Ayolah
jangan menggoda ku, pakai bajumu cepat” Jieun gemas sendiri. Menghentakan
kaki-kakinya.
“Omo ..
Jieunku merasa tergoda?” Luhan ingin sekali menyemburkan tawanya yang tertahan.
“Luhan,
Ppalli pakai Bajumu !” dan kali ini suara itu benar-benar melengking, membuat Luhan kembali tertawa lebar. Mood Luhan kembali membaik berlipat-lipat ganda.
Berbeda dengan Jieun yang hanya bisa mendengus kesal. Luhan berfikir Jieun
sangat lucu, ia suka melihat wajah itu memerah seperti tomat.
“Haha baiklah
baiklah” Luhan beranjak menuju almari
sedang nya.
“Berbaliklah,
kau mau melihatku berganti pakaian eoh?”
Jieun
seketika berbalik saat mendengar ucapan Luhan. Siapa juga yang mau melihatnya ?
Terlalu percaya diri ! Uh menyebalkan.
Kini pasangan
kekasih itu kembali melanjutkan acara menonton mereka yang belum usai, ini
tinggal setengah jalan, terlalu sayang jika tak menontonnya sampai selesai kan
?
“Ji ..”
“Hmm ..”
Luhan
mempersempit jarak duduknya, ia bergeser memperdekat jaraknya dengan Jieun.
Tangannya mulai melingkar dipinggang langsing Jieun, sedikit membuat yeoja itu
terkejut dan memandang Luhan.
“Apa lagi ?”
tanyanya datar.
“Kau masih
marah?”
Jieun
menggeleng cepat. kembali fokus dengan pandangannya pada layar datar itu,
memasukan keripik kentang pada mulut kecilnya. Kini Kepala Luhan menyender
dibahu Jieun tapi yeoja itu masih terlihat biasa-biasa saja, berbeda 180
derajat dengan reaksinya saat berdua saja dikamar Luhan.
“Kau masih
marah ya? Ne ne aku tidak akan melakukannya lagi” ucap Luhan, ia tidak tahan
dengan keheningan ini. Film itu sudah tidak menjadi fokusnya lagi.
“Aku tidak
marah hanya saja .. sedikit kesal” ucap Jieun, tangannya mengelus pelan
punggung tangan Luhan.
“Kau juga
membuatku kesal”
“Kau
membuatku kesal lebih dulu” ucap Jieun tak mau kalah. Baru saja mereka
berbaikan, kenapa mulai lagi ?
“Tidak”
“Iya”
“Tidak” elak
Luhan teguh.
“Iya Xi
Luhan, kau ingat, Minggu lalu kau memuji-muji pemeran utama yeoja di film yang
kita tonton bersama”
“Jadi karena
itu kau kesal ?”
Jieun
mengangguk.
“Omo, Jieunku
lucu sekali .. jadi karena itu kau memuji-muji namja itu sekarang ?”
“Tapi dia memang
benar-benar keren”
Luhan memutar
kedua bola matanya jengah.
“Ayolah
kenapa memulai lagi ?”
“Hehe .. oke
kita sama-sama salah kan? Berarti sudah impas”
“Hmm” Luhan
mengangguk. Masih dengan posisi
ternyamannya dibahu gadis itu.
"Ji, kau
suka sekali memakai hoodie"
"Wae
memangnya kenapa?"
"Aniya,
aku suka .. Kau seperti bantal saat kupeluk"
"Issshh,
kau ini .. Sekalian saja sebut aku seperti karung beras"
Luhan
menggeleng.
"Kau
seperti bantal yang selalu ada dihatiku"
"Rayuanmu
sangat garing Xi Luhan"
"Haha ..
Benarkah. Tapi nona Lee suka kan ?"
"Ck ck
ck .. Mr. Lu kau terlalu percaya diri"
"Biar
saja .. Wueekk" Luhan kembali meringsek dibahu Jieun. Ia suka wangi gadis
itu, ia akan tetap suka meski gadisnya memakai karung sekalipun.
"Ji
.."
"Apa
Mr.Lu ? Kau ini berisik, kau mengganggu acara menontonku tahu"
"Kkkk~
rasakan, siapa suruh mengganggu ku tadi, kau juga tadi berisik"
"Balas
dendam lagi?"
"Aniya
aniya" Luhan menggeleng.
Setengah Jam
berlalu dan Jieun pun rampung menonton film action itu, ia tahu Luhan pasti
sudah nyenyak tidur dibahunya. Jieun menoleh. Wangi rambut Luhan tercium dari
sana, perlahan Jieun meregangkan tangan Luhan yang melingkar diperutnya.
“Eungh ..”
Alih-alih melepaskan, tangan namja itu justru mengerat.
“Lu aku mau
pulang”
“...” Tak ada
jawaban.
“Tuan Lu,
bangunlah”
“...” masih
tak mendapat jawaban. Jieun menghembuskan nafasnya pelan.
“Sayang” panggil
Jieun lirih dan lembut.
“Hmm” gumaman
kecil keluar dari mulut namja itu. Kata ‘sayang’ memang selalu berhasil.
“Ayolah,
bahuku pegal, kau tidak kasihan padaku eoh ?” Jieun merubah nada bicaranya,
lembut dan merengek. Mungkin itu bisa membebaskannya.
“Ppopo dulu”
“Baiklah
setelah kau bangun dan melepaskanku” jawab Jieun. Luhan mulai membuka matanya,
dagunya bertumpu pada bahu Jieun dan memandangnya.
“Aku tidak
percaya padamu” bisiknya tepat ditelinga Jieun. Lagi-lagi membuat Jieun
merinding.
“Ayolah tuan
Lu, aku ingin pulang”
“Ayolah nona
Lee hanya sebuah kecupan” Jieun memutar kedua bola matanya jengah. Sebal dengan
tingkah Luhan yang mulai menyebalkan lagi.
“Baiklah,
sini sini aku akan mengecup mu tuan Xi”
Luhan
tersenyum senang. Ia mulai mengarahkan wajahnya yang memang tak terlalu jauh
dengan jarak wajah Jieun. Saat yeoja itu menoleh, wajah mereka pun pasti
berhadapan.
Chup
“Sudah kan ?”
“Yaakk
sebentar sekali” Luhan mengerutu sebal.
“Tuan Xi aku
sudah memenuhi persyaratanmu cepat lepaskan aku”
“Aniya, hehe
aku akan memeluk mu sampai besok”
“Yaakk ! Aku
akan berteriak jika kau tak melepaskanku dalam hitungan ketiga”
“Coba saja”
tantang Luhan.
“Satu” Jieun
mulai berhitung.
Luhan masih
nyaman memeluk Jieun. Tak bergeming sedikitpun.
“Dua” lanjut
Jieun.
Namja itu tak
terpengaruh sama sekali.
“Tig ..
Hmpptt” ucapan Jieun terhenti tiba-tiba.
Dan kalian
tahu apa yang terjadi kan ? :p
Fin ~
kyaaaa..manis bgt ceritanya. . >.<
ReplyDeletebwt lagi dong yg kyk gini thor tp ppoponya d bnyakin hehehe :)
ok deh sgitu aja. . semangat terus author-nim~ :)
Gomawo :)
DeleteJd sedkit mls bikin ff , yg komen dkit /curcol hehe
tpi d usahain dh bkin lagi.