Wrong Drink


Lee Jieun (IU) | Xi Luhan (exo)

Romance, PG15

Drabble



"O Oppaahh ... "

"Ji jieun-a, ka kau kenapa eoh ?" Luhan tampak bodoh memandangi Jieun yang entah kenapa mulai bersikap aneh, ia mendesah dan wajahnya terlihat aneh. Ia terus berjalan mundur menghindari Jieun yang terus mengarah padanya.

1 jam sebelumnya ..

Jieun pulang kerumah kakaknya sepulang kuliah, cuaca panas dan terik membuat tenggorokannya kering.

"Eonniiii ... " teriaknya.

"Apa Jieun-a?" jawab eonni Jieun tak kalah nyaring.

"Aku haus , buatkan aku minuman" 

"Aku sedang menidurkan Jang In, kau buat saja sendiri"

Jieun mendengus, ia lelah dan haus. Kenapa sejak eonninya menikah, ia tak dimanja lagi seperti dulu ? Huh menyebalkan.

Jieun berjalan malas kedapur, tas selempangnya ia lempar ke sembarang arah. Ia membuka kulkas, mengernyit saat tak mendapati jus jeruk disana.

Jus jeruk kemana kau hah ? Aku haus, aku membutuhkanmu ..

Namun saat hendak menutup pintu kulkas itu, matanya menangkap sesuatu yang terlihat segar. Sebuah botol berukuran sedang dengan bungkus berwarna Orange.

Mungkinkah itu jus jeruk merk terbaru ?

Jieun meraihnya, menenggak nya sampai tersisa setengah botol. Ia haus, dan ia pikir itu adalah jus jeruk. Perlu diketahu ia sangat menyukai yang namanya jus jeruk.

Rasanya aneh ,, tapi tidak terlalu buruk

___


"Oppaahh .." lagi Jieun memanggil kekasihnya yang kini tampak bingung dan kelimpungan dengan sikap aneh Jieun.

"Oppah kenapa panas sekali uh ?" Jieun mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.

"Yaa Yaaakk kau , apa yang kau lakukan eoh ?!" Luhan menghentikan Jieun , ia memeluk gadis itu erat dengan memegangi kedua tangan yeoja manis itu.

"Oppaahh .." Lagi, gadis itu mendesah tepat ditelinga Luhan membuat namja itu menarik nafas dalam-dalam agar bisa mengontrol diri.

"Pasti ada yang salah dengannya" gumam Luhan.

<><><> 

Jieun merasa kepalanya sedikit pusing, mengerjap membiasakan matanya untuk melihat. Ia masih mengerjap saat menyadari sesuatu.

Bukankah ini ... Di kamar mandi ?!

Ba bagimana, bagaimana bisa aku disini ?!

Jieun bangkit, memutar knop pintu namun terkunci.

Ini kamar mandi apartement Luhan oppa kan ?

"Oppa apa kau diluar ?! Tolong buka pintunya" seru Jieun dengan nada yang tak bisa dibilang rendah.

"Ka kau sudah sadar Jieun-a?" balas Luhan dari luar.

Jieun mengernyit sebelum akhirnya menjawab.

"Tentu saja aku sadar, apa maksudmu ?! Cepat buka pintunya!" Jieun masih bingung apa maksud perkataan Luhan tadi.

Perlahan pintu itu terbuka, Jieun pun kesal kenapa ia bisa terkunci didalam dan kenapa ia tak ingat apapun.

"Kau baik-baik saja ?" tanya Luhan sembari menampakan wajahnya tepat dihadapan muka Jieun yang masih kebingungan.

Jieun hanya mengangguk mengiyakan.

"Duduklah dulu" Luhan menuntun Jieun untuk duduk disofa. Ia ingin mendapat penjelasan kenapa Jieun bertingkah aneh tadi. Sedangkan Jieun hanya mengerutkan kening melihat sikap aneh Luhan.

Jieun duduk dengan wajah menunggu penjelasan dari namjanya itu. Namun Luhan malah bertanya duluan padanya.

"Jadi ?" tanya Luhan.

"Jadi apa ?" tanya balik Jieun plus dengan wajah bodohnya.

"Jadi kenapa kau tadi bertingkah aneh ?"

"Aneh ? Aneh bagaimana ? Aku tak ingat apapun"

Luhan mengernyit. Benarkah Jieun tak mengingatnya ? Atau yeoja itu tengah mengerjainya ? Tapi ini bukan hari ulang tahun nya ataupun hari jadi mereka.

"Benarkah kau tidak ingat apapun?" tanya Luhan sekali lagi.

Jieun mengangguk yakin. Ia memang tak ingat apapun, yang ia tahu, ia terbangun dalam bath up kamar mandi yang terkunci dan itu juga yang ia ingin tanyakan sebabnya.

Luhan menghembuskan nafas.

"Kau .. K kau tadi ..." Luhan tampak ragu untuk menjelaskannya. Namun akhirnya ia menjelaskan semuanya, dari mulai Jieun memanggil-manggil namanya dengan gaya seduktif sampai yeoja itu akan membuka kancing bajunya satu persatu. Membayangkannya saja membuat Luhan merinding. Oh ayolah, ia namja, kalian tahu kan maksudku ?

"M mwo ?! A aku melakukan itu oppa ? ta tapi mana mungkin aku tidak mengingatnya?"

Luhan tampak mengedikan bahu Karena ia juga tidak tahu.

"Kau tahu, jika saja aku tidak kuat iman .. Mungkin kita sudah ..." Luhan menggantung kalimatnya, membiarkan Jieun berimajinasi liar. Luhan terkekeh pelan melihat ekspresi Jieun yang tampak sedang berfikir aneh-aneh.

"Hiy .. Jangan sampai hal itu terjadi"  ujar Jieun merinding sendiri. Mengusap bahunya dengan kedua telapak tangan.

"Coba kau ingat -ingat lagi, apa kau salah makan atau meminum sesuatu?"

Jieun kembali melayangkan bola matanya keatas mencoba mengingat -ingat sebelum ia ke apartment Luhan.

"Aku .. Aku tidak ingat" jawabnya tampak ragu, ia rasa ia tak memakan atau meminum sesuatu yang aneh.

"Benarkah ? Kau yakin ?"

Jieun mengangguk mantab.

"Atau kau memang sengaja Mau menggoda ku hmm ?" tanya Luhan usil.

"Ck .. Oppa kau ini , aku tidak perlu menggoda mu , aku tak melakukan apapun kau sudah tergoda"

"Cih kau terlalu percaya diri Mrs.Lee"

"Hehe .. Tapi oppa, kau tidak mengambil kesempatan kan?" kini justru Jieun yang bertanya penuh selidik, bisa saja kan Luhan berbohong dan malah mengambil kesempatan saat ia menggoda nya.

"Ya Yaaakk kau tidak percaya padaku eoh ? Aku a aku mana mungkin melakukan hal seperti itu" jujur saja, sebenarnya Luhan hampir tergoda juga. Dasar Luhan.

"Ck dasar .. Ne ne aku percaya Mr.Lu" Jieun tahu, namjanya bukanlah namja seperti itu.

"Aku itu orang yang bisa dipercaya Mrs.Lee , ya sudah aku ambilkan minum dulu"

Jieun mengangguk, ia memang cukup haus.

Haus ?

Tu tunggu dulu ..

Minuman itu ! Mungkinkah karena minuman itu ?!

Jieun baru sadar bahwa ia telah meminum minuman yang sebenarnya entah apa, ia bertingkah aneh pasti karena minuman itu. Minuman yang ia kira sebagai minuman favoritnya, Orange juice.

"Oppa.."

"Apa ?"

"Aku ingat .. Aku meminum sesuatu sebelum kesini"

"Meminum apa ?"

"Entahlah, rasanya aneh dan karena tidak ada jus jeruk aku meminumnya"

"Ck ck ck .. Kau ini, makanya jangan minum sembarangan. Mungkin itu minuman punya Jin Ah eonni .."

"Tapi kira-kira itu minuman apa ya?"

"Mungkin itu minuman per ..." Luhan menggantung perkataannya, ia rasa Jieun belumlah pantas untuk tahu.

"Per .. Per apa ?" tanya Jieun semakin ingin tahu, kenapa Luhan tidak melanjutkan ucapannya ?

"Ani ani bukan apa-apa, sudah minum saja ini, kau haus kan? Jus jeruk seperti yang kau suka"
Jieun menerima sebotol jus jeruk dari Luhan dan menenggaknya habis. Sehaus itukah ? Cuaca memang cukup panas membuat orang cepat haus.

"Jadi kenapa kau kesini ?"

"Eum .. Aku hanya ingin melihatmu, kemana saja oppa tiga hari ini?"

"Aku sibuk mengerjakan proyek baru dari kantor "

"Eumm begitu .. Adakah yang bisa kubantu ?"

Luhan menggeleng.

"Tidak perlu, kau sudah cukup mengganggu ku tadi"

"Hehe .. Benarkah ? Mian ne .. Lalu bagaimana caranya agar oppa tidak terganggu lagi"

"Kau cukup diam , aku akan kembali melanjutkan dan mengerjakan proyek itu lagi"

"Oke aku akan diam" Ujar Jieun sembari menggerakan tangannya seolah mengunci mulutnya.
Jieun menopang wajahnya dengan kedua tangan diatas meja, memperhatikan Luhan yang kini tampak kembali serius dengan laptop dihadapannya. Ia suka, suka melihat namja itu meski tidak melakukan apapun.

Luhan memfokuskan diri pada layar datar dihadapannya, mengetikan kumpulan huruf membentuk suatu kalimat. Namun pikirannya terganggu pada beberapa jam lalu, beberapa jam saat Jieun mendesah dan memanggil namanya. Oh ayolah, kenapa pikirannya jadi mesum sekarang ? Ia harus cepat -cepat menyelesaikan proyek ini kan?

Luhan, sesekali melirik gadis disampingnya, dan entah mengapa melihat bibir itu, membuatnya mengulum bibir bawahnya sendiri.

Tolong jangan sekarang, lihatlah ! Pekerjaan menantimu Luhan.

Luhan menghela nafas panjang. Menutup matanya sejenak kemudian membukanya lagi.

"Kau kenapa oppa ?" tanya Jieun karen merasa tingkah Luhan cukup aneh.

Luhan perlahan mendekat membuat Jieun menatapnya aneh.

"Kau harus bertanggungjawab" bisik Luhan dan setelah itu ia mengulum bibir cherry itu tanpa persetujuan Jieun. Jieun membulatkan matanya sempurna. Cukup terkejut dengan tindakan Luhan yang tanpa permisi.

Jieun sedikit mengulas senyum. Kenapa ia malah senang Luhan menciumnya ? Namja cuek itu bahkan jarang berbuat hal yang romantis, haruskah ia meminum minuman misterius itu setiap hari?


The end ~




Comments

Post a Comment