Cast : Lee Jieun, Xi Luhan etc.
Genre : School life, Romance, PG.
Length: Oneshoot.
Dia sama sekali bukan tipeku, dia
bahkan terlihat seperti wanita. Hidungnya , matanya dan mulutnya persis seperti
yeoja. Dia namja cantik. Bahkan Mungkin jika ia dirias ia bisa jauh lebih
cantik dariku.
Luhan masih
mengekori yeoja dengan poni menutupi dahinya itu.
Jieun hanya
mendengus Sebal, ia mempercepat langkahnya yang terlihat seperti berlari kecil,
namun Luhan, namja itu justru mengimbangi langkah Jieun dengan langkah lebih
cepat.
"Yaaakk
kau ini kenapa eoh ?!" akhirnya kesabaran Jieun habis, ia merasa kesal
dengan sikap namja yang terus mengikutinya itu.
Luhan bersiul
santai seperti tak terjadi apa-apa, matanya seolah memperhatikan hal lain.
"Jangan
berpura-pura sok tidak tahu" ucap Jieun lagi.
Akhirnya
namja manis itu tersenyum lebar sembari menggaruk kepalanya.
"Aku
hanya ingin bersamamu"
Jieun tampak
menghela nafas kesal. Sebenarnya kenapa namja populer sekelas Luhan yang
dielu-elukan satu sekolahan malah mengejar-ngejar gadis biasa seperti Jieun ?
Apa Luhan sedang taruhan untuk mendapatkannya, atau Luhan hanya ingin
bermain-main dengan Jieun ?
"Aku
heran padamu, aku menyukaimu. Hey lihatlah baik-baik, seorang aku, namja
populer ini menyukai mu , tapi kenapa kau malah menghindar ? Aku tak habis
pikir" Luhan lagi-lagi hanya bisa mengedikan bahu tak mengerti.
"Kau
bukan tipe ku" jawab Jieun enteng dan kembali melanjutkan langkahnya.
"Yaa
Yaakk .. Tapi apa alasannya ? Kau tahu kan aku ini tipe ideal semua yeoja
tahu" Luhan sama sekali tak ingin menyerah. Ia mensejajarkan langkahnya
dengan gadis berponi itu.
"Cih ..
Kau terlalu percaya diri Luhan-ssi. Kau mungkin tipe ideal semua wanita kecuali
aku"
"Benarkah
? Tapi apa alasannya ?"
"Kau ...
Kau terlalu imut"
Luhan
mengerutkan kening, sejenak berfikir tentang pernyataan Jieun barusan.
"Hah
?" hanya kata itu yang bisa Luhan keluarkan untuk menanggapi ucapan Jieun.
"Iya ..
Kau terlalu imut dan aku kurang suka dengan namja yang terlihat lebih imut dan
manis seperti mu"
"Wuakakak
.. Ja jadi kau iri dengan wajah manisku begitu ? Haha .. Ada-ada saja"
"Yaaakk
bukan begitu .. Aku tidak suka dengan namja yang seperti yeoja sepertimu"
"Mwo ?
Kau bilang aku seperti yeoja ? Kau tidak tahu yah, perutku sangat six pack
tahu"
Jieun, gadis
itu menghentikan langkahnya dan memicing memandang namja disampingnya. Seakan
berkata benarkah ? Aku tidak yakin, badan kurus krempeng seperti itu
memiliki perut yang six pack.
"Yaaakk
jangan memandang remeh seperti itu, aku tahu yang kau pikirkan, cantik"
"Sudahlah,,
aku tak ingin berdebat denganmu lagi, aku mau ke toko buku, jangan ikuti
aku" ancam Jieun.
"A aku
juga berniat ke toko buku .. Eumm .. Jong in memintaku untuk membelikan sebuah
buku"
"Benarkah?"
Jieun kembali memicing.
Luhan
mengangguk cepat. Sebenarnya ia hanya berbohong, untuk bisa dekat terus dengan
yeoja manis itu.
"Terserahlah"
jawab Jieun datar.
<><><>
Jieun tengah
asik mengobrol dengan Na ra dilorong sekolah yang tersedia beberapa kursi
panjang disana.
"Jieun
lihat itu" ujar nara menunjuk kearah belakang.
Jieun
mengernyit , namun kemudian memandang kearah yang temannya itu tunjukan.
Dia ?
"Dia
semakin tampan" puji Na ra Dan Jieun masih setia dengan pandangannya
sampai tidak sadar namja yang tengah diperhatikannya sudah berada dihadapannya.
"Hai
cantik .. Eotthe ? Kau suka gaya rambut ku yang baru ? Pasti terlihat lebih
manly kan ? Ayolah sekarang kau tidak ada alasan untuk menolak ku" Luhan
menyerocos panjang tanpa memperdulikan ekspresi Jieun yang kini terlihat
memandangnya aneh.
Tampan sih tapi ...
"Kau
masih terlihat imut dan masih seperti yeoja dimataku"
"Mwo ?
Coba lihat sekali lagi , ini penampilan ku yang sangat manly .. Jangan salahkan
aku jika aku terlalu imut"
"Dan
jangan salahkan aku juga jika aku tak menyukai namja imut sepertimu" balas
Jieun dan langsung menarik lengan Na ra meninggalkan lorong itu.
"Huft ..
Harus bagaimana agar kau menerimaku, cantik" gumam Luhan sembari memandang
kepergian Jieun.
<><><>
"Jieun-a
kenapa kau tidak menerima Luhan sih? Kau tidak katarak kan ? Hey Luhan, namja
Tampan itu menyukai mu tahu" Na ra terlihat Gemas dengan temannya itu,
bagaimana bisa Jieun mengabaikan namja sepopuler Luhan?
Dan Jieun
tahu bahwa Luhan menyukainya , lalu ia harus bagaimana? Bukankah hati tidak
bisa dipaksakan ? Ia tidak yakin dengan namja itu dan yang paling penting ia
tidak menyukai namja yang kelewat imut seperti Luhan.
"Aku
tidak menyukai nya, dia .. Dia terlalu imut dan cantik"
"Yaaakk
alasan macam apa itu, dia Tampan sangat Tampan ,, ouh Jieun aku juga Mau jadi
pacarnya jika ia menyukai ku"
"Ambil
saja"
"Ck ..
Jika saja ia tidak menyukai teman ku yang keras kepala ini, akan ku kejar
dia" ujar Na ra melirik Jieun yang masih terlihat biasa-biasa saja
menyeruput Jus Jeruk dimeja kantin.
<><><>
Jieun tengah
mendengarkan musik menggunakan headset dikedua telinganya sembari memejamkan matanya
di sebuah lapangan basket indoor. Ia suka melakukan hal ini hanya disaat-saat
tertentu saja.
"Hai
cantik" Luhan tersenyum lebar sembari menyopot satu headset ditelinga
kanan Jieun dan memasang ditelinganya. Membuat Jieun menatapnya tak suka.
Jieun
menghembuskan nafasnya malas.
"Kau,
apa kau tidak lelah mengikuti terus eoh ?"
Luhan tampak
menggeleng imut dan melakukan seperti yang Jieun lakukan tadi, mendengarkan
musik dan memejamkan matanya. Membuat Jieun lagi-lagi menghembuskan nafasnya
jengah. Namun jieun masih disana, ia lelah terus menerus menghindari Luhan, ia
masih duduk disamping namja itu yang kini terlihat sudah tertidur. Memperhatikan
dengan seksama wajah malaikat itu.
1 detik
5 detik
10 detik
DEG
Jieun
mengalihkan pandangannya saat mengetahui ada yang aneh dengan jantungnya, ia
berdebar ? kenapa ? hanya karena memperhatikan namja itu sebentar , kenapa
jantungnya jadi aneh begitu.
“Aku punya
usul !” namja itu tiba-tiba terbangun sedikit mengagetkan Jieun sekaligus
membuat Jieun mengernyit memandang nya heran.
Ada apa dengannya?
“U usul apa?”
tanya Jieun.
“Kita harus
berciuman !” ucap Luhan antusias.
“M mwo ?!
kenapa aku harus melakukannya ? a aku masih punya harga diri tahu !” Jieun,
gadis itu terlalu terkejut dengan ucapan gila Luhan. ia sedikit memundurkan
tubuhnya dengan kedua tangan menyilang didadanya. Yang benar saja ? bahkan
mereka bukanlah sepasang kekasih, kenapa mereka harus melakukan hal itu ?
“Yaaakk
dengarkan aku dulu, setelah berciuman , kau akan tahu apakah kau benar-benar
menyukaiku atau tidak, dan aku janji jika memang kau benar-benar tak
menyukaiku, aku tidak akan mengganggu mu lagi” jelas Luhan dengan tanda peace
dijarinya.
Jieun tampak
menimang-nimang usul Luhan. lagi pula hanya sebuah ciuman bukankah itu tak
masalah baginya? ia pernah melakukan itu
dengan mantan-mantannya dulu. Dan yang pasti ia akan bebas dari namja bernama
Luhan itu. ia yakin ia sama sekali tak menyukai namja imut seperti Luhan. Lalu
bagaimana dengan jantung Jieun yang berdebar tadi ? Jieun tampak mengabaikan
hal itu.
“Ta tapi ..”
Jieun sediki tak yakin. Ia masih ragu dengan ide gila Luhan.
“Aku janji,
tidak akan mengganggumu lagi jika setelah berciuman kau tidak menyukaiku” Luhan
mencoba meyakinkan gadis itu, ia sedikit menyeringai disana, disudut bibirnya
tanpa sepengetahuan Jieun saat gadis itu tampak sedang berfikir.
Jieun menghirup
udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum menjawab usulan Luhan.
“Tunggu dulu
.. aku ingin menanyakan sesuatu”
“Tanyakan
saja”
“Eum ..
sebenarnya kenapa kau menyukaiku, ya .. maksudku aku hanya seorang gadis biasa
dan ..”
Luhan tampak
tersenyum mendengar Jieun mengucapkan hal itu.
“Apakah harus
ada alasan menyukai seseorang ?” tanya Luhan, tersirat ketulusan disana.
Ia juga sih ..
“Kau ingin
tahu alasannya .. ? karena aku mencintaimu, hanya itu” tambah Luhan berubah
serius seakan hilang pribadi Luhan yang slengean dan konyol. Membuat Jieun
sedikit terdiam entah memikirkan apa.
“Baiklah
bukankah kita harus berciuman sekarang ?” tanya Jieun yang mendapat anggukan
antusias Luhan, lagi, namja itu menyeringai kecil seakan harimau mendapatkan
mangsanya.
Jieun mulai
menutup matanya kala wajah tampan Luhan mendekat, menerpa wajah Jieun dengan
nafas hangatnya. Sengatan itu menyerang mereka berdua. Suatu desiran aneh yang
membuat seluruh kulit mereka mengernyit.
Luhan, mulai
menyapu pelan bibir cherry Jieun, semakin lama tangan Luhan merayap pada
tengkuk gadis itu, menekan lebih dalam. Sedangkan Jieun seakan terbawa suasana,
tangannya pun perlahan merayap memeluk dan meremas pelan seragam Luhan bagian
belakang.
Setelah
dirasa cukup Luhan menghentikan kegiatan itu. kembali tersenyum memandang wajah
Jieun yang mulai merona setelah berciuman dengannya. ia yakin, sangat yakin
kali ini akan berhasil mendapatkan Jieun, gadis manis itu.
“Eotthe ?”
tanya Luhan tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis itu.
“A apanya
yang bagaimana, su sudah kubilang tidak akan ada yang berubah, aku aku tidak
menyukaimu” bohong Jieun, jelas-jelas ia menikmati ciuman itu dan yang paling
penting jantungnya berdebar hebat bahkan setelah ciuman itu usai.
“Benarkah ?
kau yakin ?” tanya Luhan masih dengan senyuman percaya diri.
“Kau tidak
perlu menjawab , kau hanya perlu mencium ku lagi jika kau menerima cintaku”
tambah Luhan. ia masih menunggu tindakan apa yang akan Jieun berikan. Luhan
memang percaya diri, namun tetap saja semua ini terasa menegangkan baginya. Ia
berharap Jieun menerima cintanya.
Entahlah,
Luhan menyukai yeoja itu sejak ia sering tak sengaja melihat Jieun disetiap ia
melangkah. Jika hanya satu kali, itu bukan takdir, namun Luhan hampir 5 kali
dalam sehari melihat Jieun dimanapun ia berada, entah itu diperpustakaan,
diruang lab, dilorong sekolah ataupun dilapangan, dan yeoja itu selalu menarik
perhatiannya karena tak pernah sedikitpun Jieun menyadari pertemuan tak sengaja
itu. disaat siswi lain berteriak-teriak setiap Luhan lewat, ia sama sekali tak
pernah melihat Jieun tertarik padanya. Sejak saat itu Luhan sangat penasaran
pada Jieun dan mulai menyukai gadis cuek itu ..
Chuup~
Dengan cepat
Jieun mengecup bibir Luhan membuat namja itu tersenyum semakin lebar.
“Hey itu
bukanlah sebuah ciuman” goda Luhan yang mendapat tatapan tajam dari Jieun.
“Hahaha ..
jadi sekarang kau menyukai namja yang imut” tambah Luhan.
“Hmph ..
sayangnya begitu” ujar Jieun tampak sedih. Namun sedetik kemudian dua insan itu saling menatap , tersenyum dan berpelukan.
The end ~
Comments
Post a Comment