Haunted lodge


Cast    : Lee Jieun (IU), Ahn Jae hyun.

Genre : Horror, mistery.

Length: Oneshoot.



Petir saling menyambar, angin menggoyangkan pohon tanpa ampun. Air tumpah dari langit membuat setiap insan betah berlama-lama menempati kasur empuk mereka ditemani kain tebal bernama selimut. Namun berbeda dengan dua insan itu, dua insan yang berniat pulang dari liburan mereka, dua insan yang dengan sial berjalan karena mobil mogok dijalan yang sekelilingnya ditumbuhi pohon menjulang tinggi dan semak belukar.

Berbekal payung yang untungnya ada dimobil, dua insan itu berjalan meminta pertolongan pada siapa saja yang iklas membantu. Yang mungkin bisa mereka temui jika tak tinggal diam didalam mobil.

"Oppa .."

"Hmm ..?"

"Sepertinya disini tidak ada rumah" sejauh mata memandang, Jieun hanya melihat pohon yang tampak menyeramkan di malam hari. Belum lagi suasana dingin karena hujan membuatnya tampak ketakutan.

"Tenang Jieun-a, kita harus mencarinya dulu" ucap Jaehyun. Ia mengusap pelan pipi dingin Jieun. Mencoba menenangkan dan memberikan kehangatan dengan punggung tangannya.

Jaehyun dan Jieun masih berjalan tak tahu arah, mereka hanya mengikuti kemana jalan aspal akan membawa mereka. Syukur-syukur mereka bisa menemukan sebuah desa sehingga bisa meminta pertolongan dan yang paling penting mendapat penginapan untuk mereka istirahat malam ini.

"Oppa lihat itu !" seru Jieun melihat rumah yang tampak seperti sebuah penginapan, namun terlihat tak terawat, plangnya pun hampir copot dari tempatnya. Tapi sepertinya tidak ada pilihan lain.

"Sebuah penginapan" gumam Jaehyun. Jieun mengangguk.

"Penginapan Gakara" eja Jieun membaca plang yang tak jauh dari tempat nya berdiri.

"Pasti pemiliknya orang Jepang"

"Hmm .. Sepertinya begitu"

"Tak ada pilihan lain , kita menginap disini malam ini"

"Kau yakin oppa ?"

"Kita lapar dan mengantuk, aku juga ingin istirahat Jieun-a"

"Hmm .. Baiklah"

Jieun mengeratkan genggamannya tatkala Jaehyun mulai melangkah mendekati penginapan itu.

"Permisi" ucap Jaehyun setelah mereka sampai ditempat yang mungkin bisa dibilang resepsionis.

Tring

Jieun menekan benda kecil seperti sebuah lonceng jam weker.

"O oppa, itu mungkin pemiliknya" ucap Jieun tergagap karena dari dalam penginapan muncul seorang ahjuma tua dengan sebuah lilin ditangannya.

"Permisi ahjumma, apa masih ada kamar kosong?"

Ahjumma berbaju kimono itu mengangguk pelan masih dengan wajah datarnya, Jieun sama sekali tak menyukai sikap ahjumma itu, mereka tamu tapi kenapa ia sama sekali tidak menunjukan ramah tamah?

"Berapa sewanya untuk dua orang, kami ingin menginap satu malam"

"Satu kamar 4000 won"

Mendengar suara seraknya saja membuat Jieun merinding.

"Baiklah kami pesan satu kamar" ucap Jaehyun, ia tahu Jieun tak akan berani tinggal dikamar yang berbeda dengannya.

Jaehyun menyerahkan sejumlah uang dan ahjumma itupun memberikan sebuah kunci.
"Kamar kalian berada paling ujung di lantai dua no.13"

"Ne ghamsahamnida" Jaehyun dan Jieun membungkuk kecil sebelum akhirnya melangkah menuju kamar mereka.

Jieun memandangi kesana-kesini penginapan itu, beberapa rumah laba-laba dan hewan kecil lainnya menempel disudut dinding-dinding berkayu yang mulai lapuk termakan usia.
Penginapan ini pasti lebih tua dariku

"Jangan dilihat jika kau takut" ucap Jaehyun seakan mengetahui alasan genggaman Jieun mengerat ditangannya.

Jieun mendengus dan memilih untuk menunduk memandangi sepatunya saja, toh Jaehyun yang memimpinnya berjalan.

Mereka masih berjalan dilorong yang dikanan kirinya berjajar kamar-kamar penginapan.

Itu apa ?

Jieun mempertajam penglihatannya saat ia melihat sesuatu dibawah sana, dibawah pintu salah satu kamar. Pencahayaan yang buruk membuat Jieun tak bisa melihat dengan jelas.

Apa itu Darah !?

Jieun menarik-narik lengan Jaehyun bermaksud agar namja itu menoleh padanya.

"Oppa lihat itu ?"

"Apa Jieun-a"

"Itu disana"

Jieun masih berusaha meminta Jaehyun melihat apa yang ia lihat.

Jaehyun akhirnya menoleh juga, memandang kearah yang Jieun tunjukan. Ia mengernyit, merasa tidak ada yang aneh.

"Tidak ada apa-apa" ujar Jaehyun.

“Tapi tadi ..”

“Sudah, mungkin kau salah lihat, sepertinya itu kamar kita” ujar Jaehyun dan kembali melangkah sedikit lebih cepat, menarik Jieun yang masih memandangi pintu kamar tadi. Ia membuka perlahan pintu kamar itu, bunyi decitan sangat terdengar jelas, pertanda kamar itu jarang ada pengunjung, juga mungkin karena usianya sudah cukup lama berdiri. Bau pengap dan debu menguar begitu Jaehyun dan Jieun memasuki kamar itu, kamar yang tak terlalu besar dengan dua kasur lantai yang terlipat diujung dinding dan terdapat jendela kecil disana. Gaya bangunan khas jepang.

“Ah akhirnya aku bisa istrahat juga” ujar Jaehyun meregangkan kedua tangannya ketas dan tak berapa lama ia pun menarik kasur yang terlipat itu dan membukanya. Sedangkan Jieun hanya berdiri memperhatikan namjanya menyiapkan alas tidur untuknya dan untuk Jaehyun sendiri.

“Oppa, kasurnya berdekatan saja, aku takut”

“Kau takut ? Aku beruntung kalau begitu”

“Beruntung kenapa ?”

“Hehe .. kita bisa berdekat-dekatan” ujar Jaehyun sembari memainkan alisnya naik turun membuat Jieun menatapnya jengah.

“Isshh kau ini, Awas saja jika kau mengambil kesempatan” ancam Jieun dengan kepalan tangannya diudara membuat Jaehyun mengedikan bahu.

Kini tempat untuk tidur mereka malam ini sudah siap. Jieun juga Jaehyun merebahkan diri dikasur masing-masing. Menghela nafas karena kelelahan.

Tok tok tok

Suara ketukan dipintu mereka sedikit membuat dua insan itu terlonjak.

“Ya ampun, membuat kaget saja” gumam Jieun.

“Oppa cepat lihat” tambahnya.

“Isshh kenapa harus aku ?”

“Aku takut, mungkin saja itu hantu”

“Ck kau ini ..” Jaehyun akhirnya bangkit dengan gerutuan kecil, ia juga lumayan takut dengan penginapan ini, mungkin ia tertular virus Jieun yang penakut.

Kreekk .. Jaehyun membuka pintu kamar mereka.

“Oh ahjumma ?”

“Ini makanan kalian”

“Ah gomapseumnida” ucap Jaehyun sembari menerima nampan berisi 2 mangkuk sup dan 2 mangkuk nasi. Tanpa ucapan lagi, ahjumma itu kembali berjalan meninggalkan Jaehyun yang mulai menutup pintu kembali.

“Jieun-a ayo makan” Jieun bangkit dan duduk bersila dihadapan nampan yang Jaehyun bawa.

Kepulan asap dari sup itu masih nampak membuat Jieun dan Jaehyun tak sabar untuk menyantapnya, meskipun terlihat seperti sup pada umumnya, namun kali ini terlihat seperti sup istimewa bagi dua orang itu, mungkin karena mereka sedang lapar.

Sekitar 10 menit kemudian, kini sepasang kekasih itu bersender di dinding merasa perut sudah kenyang. Jieun menyingkirkan mangkuk kosong beserta nampannya ke ujung ruangan.
Jieun menyenderkan kepalanya dibahu Jaehyun.

“Oppa ..”

“Iya ..”

“Aku tidak ingin berlibur denganmu lagi”

“Wae ?”

“Lihatlah kita sial bahkan dikali pertama kita liburan bersma, aku jadi teringat Ga Young yang ingin sekali ikut dengan kita” Ga Young adalah sepupu Jaehyun yang sudah sangat akrab dengan Jieun.

“Tapi apa kau tidak ingat betapa indahnya pantai itu ? pantai yang bahkan masih asri karena belum banyak orang kesana”

“Iya sih memang indah, tapi perjalanan menuju kesana terlalu menyeramkan, mungkin kalau siang itu pemandangan yang indah tapi kalau malam, hutan-hutan itu terlihat menyeramkan apalagi masih jarang ada desa”

“Ne ne .. Lain kali kita berlibur ke tempat yang lebih umum saja”

Jieun mengangguk setuju.

“Sudah malam sebaiknya kita tidur” ujar Jaehyun.

“Ne ..”

Mereka merangkak menuju kasur masing-masing. Menyelimuti kaki dari dinginnya malam. Mencoba memejamkan mata ditempat yang bahkan tak bisa membuat siapapun tertidur nyenyak.

Angin berhembus memasuki celah-celah ventilasi, membuat  orang didalamnya mengerut menarik selimut mereka lebih tinggi. Suara-suara hewan malam lebih mendominasi dengan rintik hujan yang mulai mengecil.

Tring tring tring ..

Terdengar seperti suara gesekan sendok dan piring mengganggu gadis itu, gadis yang menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Jieun, membeku, matanya terbuka namun ia tak berkutik sedikitpun, telinganya ia pertajam.

Benar , ada suara disini .. Tapi siapa yang memainkan bunyi-bunyian itu ?!

Jieun menghembuskan nafasnya pelan, jantung nya mulai berdebar tak karuan. Ingin sekali ia membuka selimut yang kini menutupi wajah dan kepalanya. Namun karena penasaran, tangannya mulai meraih selimut itu dan Jieun mengintip dari baliknya, memandang kesetiap penjuru kamar yang disewanya. Setelah mengawasi cukup lama, ia tak mendapat apapun yang aneh, mangkuk yang kosong itu masih berada ditempatnya, Jaehyun masih disampingnya yang kini terlihat tertidur pulas.

Jieun menghembuskan nafasnya, mungkin itu bisa membuatnya lebih tenang.

Kik kik kik

Suara tawa anak kecil tampak terdengar diluar kamar. Meski takut, Jieun mencoba untuk mengeceknya, ia melangkah menuju pintu, melangkah tanpa suara, membuka pintu itu dengan perlahan.

Wuuss

Hanya hembusan angin yang menyapa wajahnya kala pintu terbuka. Ia mendongak kekanan dan kekiri namun tak menemukan siapapun.

Suara siapa tadi ? Mungkinkah ada pengunjung lain yang membawa anaknya ? Ah mungkin saja.

Jieun menatap jam tangannya.

“Jam setengah dua belas” gumamnya.

Baru akan menutup pintu kamarnya kembali, sesosok anak laki-laki berdiri didepannya.

“Oh ya AMPUN !!” kaget Jieun.

Anak itu hanya terdiam dengan wajah pucat dan ekspresi datar memandang Jieun lurus.

“K kau siapa ? Apa kau tersesat eoh ?” tanya Jieun mencoba menetralkan degupan jantungnya karena terkejut. Anak itu mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Jieun yang tepat.

“Orang tua mu kamar berapa ? aku akan mengantarkanmu” ucap Jieun mencoba tersenyum pada anak itu meski sedari tadi bulu kuduknya meremang. Bukannya menjawab anak kecil itu justru berlari dan berbelok diujung lorong penginapan.

“Hey .. tunggu, noona akan mengantarkanmu !” seru Jieun dan mengikuti anak kecil itu. 

Berjalan cukup jauh mampu membuat Jieun tersesat, tersesat diantara dinding-dinding kayu penginapan itu.

“Sa sayang kau dimana ?” lirih Jieun masih dengan berjalan entah kemana, ia hanya tak tega membiarkan anak kecil itu tersesat. Takut dan cemas menggerayanginya, suara jam berdenting membuat jantungnya lebih cepat lagi memompa.

Jieun masih berjalan, dari kejauhan ia melihat seorang ahjussi tengah duduk memunggunginya dengan asap mengepul yang sepertinya berasal dari rokok yang tengah dihisapnya.

“Cho chogiyo ..” Jieun mencoba meminta bantuan pada orang itu.

Jieun masih menunggu namun tampaknya ahjussi itu tak berniat berbalik memandangnya.

“Ahjussi ?”

Kini ahjussi itu mulai bergerak, memutar badannya perlahan kearah Jieun.

“Ada apa agasshi ?” tanya ahjussi itu balik dengan mulut penuh darah dan leher terjerat tali yang juga mengeluarkan darah.

“AAAA..” Jieun histeris dan berlari menjauh, menjauh semampunya. Nafas memburu, dan keringat dingin mulai meluncur didahinya. Gemetar juga lemas dirasakan sekujur tubuh Jieun.

“A agasshi tunggu !” seru Jieun saat melihat perempuan seusianya. Yeoja itu tampak sedang berjalan didepan Jieun. Bukannya berhenti yeoja itu justru mempercapat langkahnya.

“Agasshi , tunggu ... bisakah kau mengantarkanku, tolong ?!” Jieun sedikit berlari mengejar yeoja itu.

Grep, Jieun akhirnya mampu meraih lengan yeoja itu.

“Agasshi kumohon” Jieun tampak memelas sembari terengah-engah, yeoja itu langsung menoleh cepat kearah Jieun, menampakan tatapan tajam dengan mata menyala dan kulit mengelupas seperti terbakar. Ia melayang dan kini berbalik kearah Jieun, baju hangus dan compang-camping membuat Jieun ketakutan setengah mati.

“AAAA...” lagi, Jieun histeris melihatnya.

Jaehyun berjalan diantara kamar-kamar yang terjejer rapih, terus berjalan dengan bingung. Suasana hening justru membuatnya semakin tegang. Sesekali ia menoleh cemas.

Cahaya remang-remang dujung sana membuatnya penasaran untuk mendekat. Seorang yeoja berbaju kimono tengah memainkan korek api ditangannya. Meniup lalu menghidupkan yang lain.

"Agashi, kau sedang apa ?"

Yeoja itu menoleh, memandang tajam kearah Jaehyun, ia menyeringai dan saat itu pula wajah mulusnya berubah menjadi gosong dan mengeluarkan darah hitam pekat.

"AAAAA .." Jaehyun hendak berlari namun saat ia berbalik ia mendapati seorang anak kecil dan ahjussi tua berjalan kearahnya, mereka penuh darah dengan sayatan-sayatan kecil disekujur tubuh.

"JANGAN MENDEKAT!!" Jaehyun berteriak histeris

_

__

Jaehyun terbangun dengan nafas memburu, ia mengelus dada saat tahu ia hanya bermimpi buruk. Ia mengambil ponselnya, melihat pukul berapa sekarang.

"Jam 7 pagi" gumamnya, Ia bangun terduduk diatas kasurnya, terdiam mencoba menenangkan diri dari mimpi buruk yang baru saja dialaminya. Menghirup udara sebanyak mungkin untuk mengisi paru-parunya. Dirasa sudah mulai tenang Jaehyun berdiri, meregangkan otot-otot tangannya. Ia sedikit membungkuk untuk melipat kasur yang dipakainya.

"AAAA.."Suara teriakan Jieun sontak membuatnya terkejut.

“Jieun-a bangun, ada apa denganmu eoh ?” Jaehyun menggoncangkan bahu Jieun yang tampak berteriak dalam tidurnya, ia baru saja akan melipat kasurnya namun teriakan Jieun mengagetkannya.

Jieun mengerjapkan mata perlahan, memandang Jaehyun yang menatapnya khawatir, Jieun langsung memeluk namja dihadapannya dengan nafas terburu-buru.

“Ayo kita pergi oppa”

“Ne, aku juga berniat pergi, bukankah ini sudah pagi. Lagi pula kita hanya untuk satu malam menginap”

“Ne ne, oppa jangan banyak bicara lagi, ayo kita pergi”

Selesai berberes, Jaehyun dan Jieun melangkahkan kakinya keluar dari penginapan, kembali menuju ke mobil mereka yang mogok.

Disana, tiga orang itu tampak berdiri didalam kamar memandang keluar dari balik jendela. Ahjussi, anak kecil juga perempuan seumuran Jieun, wajah pucat dan darah mengalir dari celah-celah mulut mereka, menatap jauh pada dua orang yang baru saja menginap disana.

-

__


“Huft .. “ Jieun bernafas lega saat ia sampai dipinggir jalan tempat mobil Jaehyun berada. Ia duduk didepan mobil, mengistirahatkan kaki-kakinya yang pegal karena berjalan cukup jauh dari penginapan itu.

“Kau kenapa sih ?”

“Oppa, aku bermimpi buruk semalam tapi seperti nyata”

“Mimpi apa ?”

“Sangat menyeramkan”

“Coba ceritakan”

“Aku bertemu hantu ahjussi-ahjussi tua, anak kecil dan juga yeoja yang mungkin seumuran denganku”

“MWO !?” Teriakan Jaehyun sontak membuat Jieun ingin sekali mengunyah kepala namja itu, ia sudah cukup tegang menceritakan mimpinya malah namja itu mengejutkannya lagi.

“Kenapa harus berteriak sih ?!” kesal Jieun.

“Ke kenapa mimpi kita sama ?!”

“MWO !? Sa sama bagaimana ?”

“Iya sama, aku juga bertemu dengan ketiga orang yang kau ceritakan itu”

“Astaga ” Jieun membekap mulutnya tak percaya.

Kenapa bisa sama ? berarti penginapan itu memang benar-benar berhantu. Syukurlah tidak terjadi apa-apa padaku dan Jaehyun oppa.

“Permisi, kalian sedang apa disini ?” suara entah siapa itu kembali mengagetkan Jieun dan Jaehyun. Ahjumma dengan topi besar dan celana kain panjang bunga-bunga menegur Jieun dan Jaehyun karena terlihat aneh menghentikan mobil dipinggir jalan dengan hutan disekeliling mereka.

“Ah Ahjumma, mobil kami mogok”

“Oh begitu pantas saja, sekitar 1 km dari sini ada sebuah desa, kalian bisa meminta bantuan kesana”

“Oh ne .. Tapi apa yang sedang ahjumma lakukan disini ?”

“Aku baru saja mengecek perkebunan teh yang tak jauh dari sini, kalian mau kedesa? Aku bisa mengantarkan kalian jika mau”

“Ah ne tentu saja ahjumma, jika tidak merepotkan”

“Tentu saja tidak, ayo”

Jieun dan Jaehyun mulai berjalan bersama ahjumma itu. Mereka pun mengobrol sepanjang jalan, Jieun juga menceritakan bahwa ia telah menginap dipenginapan Gakara tadi malam dan tentu saja hal-hal aneh yang ia alami.

“Penginapan Gakara ya? Penginapan itu terkenal angker disini, pemiliknya tuan Gakarasaki meninggal bunuh diri dan sebelum ia melakukan itu, ia membunuh kedua anaknya dan membakar mereka”

“Mwo ?” Jieun juga Jaehyun berpandangan kaget dan kembali mendengar penjelasan ahjumma itu.

“Tuan Gakara berasal dari Jepang dan membuka sebuah penginapan disini, namun karena penginapannya sepi dan terancam bangkrut ia menjadi frustasi dengan tunggakan-tunggakan yang tak bisa ia lunasi .. ia membunuh kedua anaknya dan dirinya sendiri saat sang istri pergi kepasar. Mereka ditemukan sudah tak bernyawa saat istrinya pulang”

“A astaga .. Ja jadi yang ada dimimpiku itu adalah mereka?”

“Mungkin saja”  

 “Lalu siapa ahjumma-ahjumma penjaga penginapan itu? tak mungkin kan ia juga hantu?" tanya Jaehyun.

“Dia adalah istri tuan Gakara, ia sedikit mengidap gangguan jiwa karena kematian keluarganya, ia hidup dipenginapan itu tanpa rasa takut, mungkin ia juga sering bertemu dengan keluarganya yang sudah meninggal itu

Jieun dan Jaehyun terdiam seketika, merinding, takut sekaligus miris menghinggapi perasaan mereka setelah mendengar cerita dari ahjumma bercelana bunga-bunga itu. Sungguh, ini suatu liburan yang tak akan pernah mereka lupakan seumur hidup. Liburan dipenginapan berhantu.

The end

Hai hai gimana serem gak ? hehe kurang serem ya .. saran dan kritik ditunggu, pujian juga boleh haha ngarep.

















Comments

Post a Comment