Cast : Lee Jieun (IU), Park Chanyeol.
Genre : Teen,
Romance, Comedy.
Length:
Oneshoot.
Jieun
menutupi rok belakangnya dengan buku besar mata pelajaran Matematika sembari
mengendap-endap melewati lorong memperhatikan kalau-kalau ada siswa lain
disana. Jieun baru menyadari bahwa dikursinya terdapat permen karet saat
sepulang sekolah tadi, ia sengaja pulang paling terakhir agar tak ada yang
menyadari bahwa benda lengket itu telah menempel di rok belakang nya. Bisa malu
jika teman-temannya menertawakan hal itu.
Sial benar ia
hari ini, sebenarnya siapa orang bodoh yang mengerjainya , mungkinkah namja
gila itu lagi ?
Tap tap tap
Jieun
melangkah sangat pelan dan hati hati. Ia seperti melayang karena tak terdengar
suara langkahnya.
"Woy ..
Pendek"
Mendengar ada
yang memanggilnya, Jieun langsung kembali tegak namun masih dengan tangan
dibelakang menutupi permen karet yang menempel di roknya.
Jieun menatap
sengit namja yang memanggilnya pendek itu. Dari berlawanan arah namja itu mulai
mendekat.
"Kau
belum pulang?" tanyanya lagi.
"Yaaakk
siapa yang kau panggil pendek eoh ?! " seru Jieun mengabaikan pertanyaan
Chanyeol.
"Hehehe
.. Siapa lagi jika bukan kau haha .. Eh kenapa dengan rok mu, kau sedang datang
bulan ya ?" tanya Chanyeol jahil yang sebenarnya sudah tahu apa yang
terjadi dengan Jieun.
"Yaaak,
tentu saja tidak ... Ini hanya.. Hanya .."
"Hanya
apa ? Hanya terkena permen karet ?" ujar Chanyeol dengan kekehan diakhir
kalimatnya.
Jieun
megernyit ..
Bagaimana bocah gila ini tahu?
"YAAAKK
PARK CHANYEOL !!" Jieun berteriak kencang saat menyadari bahwa Chanyeol
lah pelakunya.
Namja itu
semakin kencang tertawa. Melihat ekspresi Jieun yang menurutnya sangat pantas
untuk ditertawakan. Chanyeol berlari sembari masih bergelak tawa meninggalkan
Jieun dengan muka kusut.
"Awas
kau ya" gumam Jieun dan kembali melangkah pelan layaknya seorang maling
yang tak ingin diketahui orang lain.
Jieun
menunduk sepanjang perjalanan menuju halte, banyak pasang mata yang
memperhatikannya heran. Mungkin orang-orang itu berfikiran
Kenapa bocah itu terus menutupi
bokongnya dengan buku?
Memikirkannya
saja membuatnya malu.
Tin tin ..
Terdengar
suara klakson ditelinga Jieun namun ia mengabaikannya, ia masih melanjutkan
langkahnya.
Tin tiiiiinn
..
Lagi, suara
klakson terdengar ditelinganya dan kini semakin panjang.
Jieun
membuang nafasnya kasar dan akhirnya mengangkat kepalanya memandang si pemilik
klakson.
"KA
.." belum selesai kata yang akan dikeluarkan Jieun, namja itu sudah
menyelanya.
"Cepat
naik" ujar namja yang ternyata Chanyeol, motor besar milik namja itu
berhenti manis disamping Jieun.
Jieun
mengernyit dengan mimik muka seperti orang sedang buang air besar. (jelek
bingit -_-)
"Yaakk
cepat naik, kau sedang tidak dalam sebuah pilihan" namja itu kembali
menyuruh Jieun naik. Jieun mendengus Sebal, ia memang tak mungkin naik bus
dengan keadaannya seperti itu, tapi bukankah ini semua gara-gara ulah namja
dihadapannya ?!
Dengan
perasaan bingung dan kesal akhirnya Jieun melangkah menuju motor namja jangkung
itu.
Chanyeol
tersenyum kecil disudut bibirnya.
Brumm
Dan motor
Chanyeol pun melaju.
Saat
dipersimpangan jalan menuju rumah Jieun, Chanyeol justru membawa ke lain arah.
"Yaakk
kau akan membawaku kemana ?!"
Bukannya
menjawab Chanyeol justru mengencangkan laju motornya membuat Jieun Mau tak Mau
merangkulnya erat.
Chanyeol
akhirnya menghentikan motornya disebuah bukit. Jieun membuka matanya
perlahan-lahan. Bukit itu terlihat asing bagi Jieun
"Ini
dimana ?"
Indah sekali lanjut Jieun dalam hati.
Chanyeol pun
membuka helm yang dipakainya dan membuka jaket ditubuhnya membuat Jieun
mengernyit.
"Yaakk
apa yang akan kau lakukan ?!"
Chanyeol
mendekat kearah Jieun, sedang Jieun menutup matanya karena pikirannya begitu
negatif.
Perlahan
Chanyeol melingkarkan jaketnya dipinggang Jieun menutupi permen karet yang
menempel dirok gadis itu.
"Hey
buka matamu, aku tidak akan melakukan hal yang kau harapkan"
Mendengar hal
itu, Jieun membuka matanya dan kini menatap sebuah jaket yang sudah melingkar
dipinggangnya.
"Yaakk
memang apa yang kuharapkan?!"
dengus Jieun.
dengus Jieun.
Chanyeol
mengedikan bahu.
"Sudahlah
ayo ikut aku" ujar Chanyeol menarik lengan Jieun.
"Yaakk
sebenarnya ada apa dengan mu hah ? Kau .. Pasti Mau mengerjaiku lagi kan
?" Gadis itu menepis tangan Chanyeol dan menuduh yang tidak-tidak. Siapa
yang tidak akan berfikiran negatif pada orang yang sering mengerjaimu, begitu
juga dengan Jieun, ia sudah cukup kenyang selalu dikerjai namja jangkung itu.
Chanyeol
menghela nafas.
"Bisakah
kau tidak berfikiran yang tidak tidak ?"
"Tidak
bisa, lihat .. Rok ku lengket karena ulahmu"
"Ne ne
... Mian, sekarang ikut saja"
"Huft ..
Kau salah minum obat ya , kenapa jadi aneh begini eoh?"
Jieun sama
sekali tak habis pikir, seorang Park Chanyeol menjadi baik padanya padahal
hampir setiap hari namja itu mengerjai si pintar Jieun.
Chanyeol
memandang Jieun tajam.
"Baiklah
... Baiklah .. Aku akan diam, bawa saja aku ke neraka sekalian" ujar Jieun
kesal.
Akhirnya
Jieun mengekori Chanyeol yang tampak berjalan memimpin.
Semak dan
rerumputan kecil membuat Jieun semakin kesal, itu membuat nya sulit berjalan.
Sekitar 10
menit kemudian ...
"Lihatlah"
ujar Chanyeol saat ia sudah menghentikan langkahnya. Jieun yang sedari tadi
berjalan menunduk mempermasalahkan semak kini mendongak dan Seketika matanya
berbinar. Senyuman manisnya mengembang yang bergantian memandang Chanyeol dan
hamparan bunga liar dihadapannya.
"Ini
..."
"Baguskan
?" tanya Chanyeol yang juga tersenyum melihat raut bahagia Jieun.
Jieun
mengangguk mantap.
"Daebak
! Ini benar-benar pemandangan yang indah"
"Bagaimana
kau menemukan tempat seperti ini ?" lanjut Jieun masih dengan
kekagumannya. Matanya tak lepas dari hamparan bunga-bunga kecil yang membentuk
sebuah taman alami yang indah.
"Kau
tidak perlu tahu, yang harus kau tahu .. Aku sangat menyukai mu pendek" ucap
Chanyeol dengan nada semakin lirih diakhir kalimatnya. Setelah sekian lama
akhirnya ia berani menyatakan perasaannya pada Jieun. Gadis cantik juga pintar.
Karena masih
memperhatikan hamparan bunga liar dihadapannya, Jieun masih tidak terlalu sadar
dengan hal yang diucapkan Chanyeol barusan.
"Jieun-a
kau dengar aku tidak ?" tanya Chanyeol karena Jieun terlihat masih
biasa-biasa saja dan yeoja itu tampak lebih tertarik dengan bunga-bunga
dihadapannya.
"Mwo ?
Dengar apa ?" Tanya Jieun seperti orang linglung.
"Yaakk
kau ini tidak terlihat seperti siswi yang habis menang olimpiade tahu, kenapa
otak mu jadi lemot begini eoh ?"
"Tinggal
berbicara lagi apa susahnya sih ? Aku tidak dengar tadi" kesal Jieun.
Memang apa yang diucapkan Chanyeol
tadi ? Sebegitu pentingkah ? Uh . Kenapa harus marah !
"Aku
menyukainya mu ! Kau puas ?"
Jieun
mengerjapkan matanya berulang kali, masih menatap Chanyeol yang mulai kesal
dengan gadis pintar tapi lemot itu.
"Mwo ?
Yaakk kau pasti kerasukan hantu bukit ya ? Atau .. Atau bukit ini memang angker
?"
Grepp
Chanyeol
memeluk Jieun membuat yeoja yang tengah panik itu membeku diam.
"Yeol ..
Kau , apa kau serius ?" tanya Jieun lirih.
Namja itu
mengangguk pelan.
"Ta tapi
.. Tapi selama ini, bukankah kau selalu mengerjaiku ?"
"Aku
melakukannya karena ingin selalu dekat dengan mu dan agar aku selalu diingat
olehmu"
"Yeol
.."
"Hmm
?"
"Kaki ku
pegal, kau tahu ? Aku menjinjit karena kau terlalu tinggi"
Chanyeol
memutar bola matanya malas, ia kira Jieun akan mengatakan apa, Chanyeol pun
melepaskan pelukan itu.
"Jadi
?"
"Jadi
apa ?" tanya Jieun balik.
"Jadi
apa kau menerima pernyataan cintaku ?"
"Eumm ..
"
"Jawab
aku jangan hanya bergumam tak jelas"
"A aku
.. Masih kurang percaya padamu, kau .. Sedang mengerjai ku lagi ya ?" Jieun
benar-benar sedikit trauma dengan Chanyeol, bagaimana tidak, namja itu selalu
mengisi kesempatan untuk menjahili Jieun. Tentu saja Jieun tak mudah percaya
begitu saja pada ucapannya.
Chanyeol
mulai kehabisan kesabaran. Ia memejamkan matanya sekejap lalu memandang Jieun
tajam.
"Jieun,
jawab sekarang atau aku akan meninggalkan mu sendirian disini " ancam
Chanyeol, sebenarnya ia hanya bergurau, ia tak mungkin serius meninggalkan
gadis itu.
Mimik muka
Jieun berubah, matanya memutar memandangi ke sekeliling. Tempat ini memang
indah namun jika ia ditinggalkan seorang diri, pasti akan terasa menyeramkan.
"Baiklah,
aku menerima mu" jawab Jieun tanpa beban.
"Yaaakk
berikan jawaban yang benar ? Kau terlihat menyepelekan ku .. Apa kau dendam
padaku karena sering mengerjaimu ?"
Jieun
menggeleng pelan.
“Aku serius”
“Benarkah ?”
Kini justru Chanyeol yang tampak tak mempercayai jawaban Jieun. Matanya
memandang Jieun tak yakin.
1 detik
10 detik
Jieun masih
belum menjawab, ia sudah tak tahan lagi, wajah itu, wajah Chanyeol saat ini
membuatnya ingin menyemburkan tawa.
“Hahaha ..
aku hanya bercanda, haha lihatlah wajahmu begitu lucu” Jieun tertawa lebar saat
memandang Chanyeol begitu serius. Ia puas , sangat puas karena bisa mengerjai
anak itu balik.
“Kau .. keterlaluan”
lirih Chanyeol dan berbalik meninggalkan Jieun.
“H hey .. A
aku kira kau bercanda ! Hey !”
“Apa ia
benar-benar serius ?” gumam Jieun. Ia mengejar Chanyeol, menghampiri namja
jangkung itu yang masih berjalan mengabaikan panggilan Jieun. Namun Jieun
akhirnya bisa meraih lengan Chanyeol. Membuatnya berhenti melangkah.
“Apa lagi ? Kau masih mengira aku sedang
bercanda ?”
Jieun
menggeleng pelan. Ia menghirup udara dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara.
"Sepertinya
strategi mu berhasil, kau membuat ku selalu memikirkan mu, awalnya aku
memikirkan mu karena Sebal dengan semua kejahilanmu tapi .. Semua itu berubah
menjadi rasa suka yang mungkin tidak kusadari kapan itu mulai hadir" jawab
Jieun.
Chanyeol
menatap Jieun intens mencari tahu apa Jieun kini berkata jujur.
“Kau ..
serius ?”
Jieun
mengangguk sembari tersenyum.
"Jadi
..." Chanyeol menggantung ucapannya.
Jieun
mengangguk cepat dan kembali tersenyum manis.
"Eiiits
, jangan peluk aku , kau terlalu tinggi" sergah Jieun saat melihat namja
itu mendekat.
Sikap polos
Jieun Seketika membuat namja tinggi itu tersenyum namun ia mengabaikan larangan
Jieun, ia tetap menarik Jieun dalam pelukannya.
“Jadi jangan
menjahili ku lagi” bisik Jieun.
Chanyeol
menggeleng membuat Jieun mengernyit.
“Jangan harap
pendek” lanjutnya.
“YAAAKKK ..”
“Hahaha ..”
The end
lol gak ada kisseu ? #Gubrak... hahaha
ReplyDeleteKisseu mulu bosen hehe ..
ReplyDeleteHAHAHA ea,ea,ea
ReplyDelete