Girl Ghost


Cast    : Lee Jieun (iu), Suho.

Genre : Mistery, horror, PG.

Length: Oneshoot.



Suho berjalan dengan penuh kelelahan yang mendera tubuhnya, pegal dan lelah ia rasakan. Selalu pulang larut malam dikarenakan lembur bekerja. Ia hanya seorang karyawan biasa namun dengan tugas yang luar biasa banyak membuatnya begitu pegal dan mata merah karena terus menerus memandangi layar komputernya.

Namun ada satu hal yang membuat rasa lelahnya terobati. Gadis itu, gadis yang selalu duduk dihalte, gadis dengan rambut panjang dan kemeja putih yang kebesaran. Cantik, begitu natural dimata Suho, namun ada yang mengganjal dihatinya, kenapa gadis itu menunggu bis selarut ini ? dan sendirian pula. Apa ia tidak takut ? Dan wajahnya tampak selalu sedih.

Beberapa hari ini Suho hanya bisa diam sembari duduk tak jauh dari posisi gadis itu duduk. Saat bis datang, gadis itu berjalan memasukinya dengan sangat pelan namun saat Suho mengalihkan pandangannya gadis itu sudah duduk di bagian kursi paling belakang bis itu, membuat Suho mengernyit heran, bagaimana bisa ia secepat itu ? Gadis itu selalu duduk dibarisan paling belakang membuat Suho tak bisa memandanginya karena ia duduk dibangku yang berada ditengah. Kadang Suho ingin menoleh dan menyapanya namun ia sedikit sungkan. Semua keanehan yang Suho rasakan pada gadis itu seperti diabaikannya. Ia sudah cukup lelah memikirkan pekerjaannya.

Wajah sedih itu, ingin sekali Suho mengubahnya, ia ingin sekali melihat gadis itu tersenyum sekali saja. Ia ingin tahu lebih banyak tentang gadis itu.

<><><> 

Malam ini Suho kembali pulang larut malam. Seperti biasa ia berjalan menembus malam yang mulai dingin menusuk kulitnya. Namun ia berjalan berbelok kedalam sebuah mini market 24 jam, tak biasanya ia mampir kesana dulu. Ia mengambil dua buah kaleng minuman soda, membawanya kekasir dan membayarnya.
Suho sudah sampai dihalte biasa ia menunggu bis, dan seperti biasa pula, disana sudah ada gadis itu, gadis dengan pakaian dan model rambut yang sama. tanpa pakaian hangat yang melindungi dari dinginnya malam.

Apa ia tidak kedinginan ?

Suho menatap dua minuman kaleng ditangannya. Ia menghembuskan nafasnya sebelum ia berjalan beberapa langkah mendekati gadis itu, melewati bangku dimana biasanya ia duduk menanti bus.

“Annyeong” sapanya. Gadis itu hanya diam dan menoleh menghadap Suho yang kini tersenyum ramah.

“Bolehkah aku duduk disini ?” tanyanya yang mendapat anggukan pelan dari sang gadis.

“Kau mau ?” tanya Suho sembari mengacungkan minuman soda yang ia beli dihadapan gadis itu. Gadis itu menerimanya dan hanya menggenggamnya membuat Suho hanya mengerutkan mulutnya.

Apa ia tak bisa berbicara ?

“Nama mu siapa ?” tanya Suho lagi. Gadis itu menoleh, menatap Suho dengan wajah yang masih datar.

“Ji eun” lirih gadis itu, suaranya membuat bulu kuduk Suho meremang, ia mengusap pelan tengkuknya.

Suaranya halus sekali

Pasti dia belum makan .. Ya benar pasti ia belum makan!

“Ah Jieun .. perkenalkan nama ku Suho” balas Suho berusaha tersenyum. Gadis bernama  Jieun itu mengangguk pelan dan tersenyum kearah Suho membuat namja itupun tersenyum kembali. Akhirnya dia bisa melihat senyum diwajah sedih itu.

“Kau mau kemana ?” tanya Suho penasaran.

“Myeong dong no.7” lagi, suara lirih itu menyapa telinga Suho.

“Ah kau mau ke Myeong dong, pantas saja kau selalu duduk paling belakang” Myeong dong adalah daerah terakhir dari rute bis yang selalu mereka naiki.

“Tapi kenapa kau selalu pulang selarut ini ? kau bekerja atau masih kuliah ? Kau harus lebih berhati-hati jika pulang sendirian, kudengar banyak korban pencopetan atau bahkan pemerkosaan akhir-akhir ini, akan lebih baik jika kau minta jemput orang tuamu atau mungkin pacarmu”

Jieun menoleh, memandang Suho saat ia terus saja berbicara. Ia tersenyum membuat Suho menghentikan ucapannya dan lagi lagi membalas senyum manis diwajah pucat itu.

“Ah lihat bis kita datang” ujar Suho.

<><><> 

Suho menguap lebar, matanya memandang jam berbentuk lingkaran yang bertengger di dinding apartmentnya. Sesekali mengerjapkan matanya pelan. Meregangkan kedua tangannya keatas. Hari ini hari Minggu, sejenak membuatnya terbebas dari pekerjaan yang melelahkan. Setidaknya hari ini ia bisa bermalas-malasan sembari menonton televisi seharian.

Ia beranjak menuju dapur membuat roti bakar dan segelas susu, setelah itu menyalakan televisinya dan ia pun duduk sembari menyantap roti bakar buatannya sendiri.

Gadis itu, gadis bernama Jieun tiba-tiba terbayang dibenaknya membuatnya sedikit mengulas senyum.

Dia lucu tapi terlihat sangat misterius

Suho teringat percakapan dirinya dengan gadis itu semalam.

Myeong Dong no.7

Haruskah aku kesana ?

Apakah tidak akan terlihat aneh ? aku bahkan belum terlalu mengenalnya.

Ah tapi tak apalah, aku hanya penasaran, aku juga ingin melihatnya lagi, lagi pula hari ini aku tidak ada kegiatan.

Suho menghabiskan roti juga susunya, beranjak kekamarnya dan mengambil handuk lalu berjalan kearah kamar mandi. Setelah dirasa cukup membersihkan badannya, ia menuju lemari pakaian, memilah dan memilih pakaian yang dirasa cocok.

“Ini atau ini ya” gumamnya didepan cermin dengan dua kemeja yang berbeda.

“Aisshh tapi kenapa juga aku begitu repot, ingat ini bukan kencan bodoh !” rutuknya pada diri sendiri, akhirnya ia memilih memakai kemeja dengan motif kotak-kotak itu.

Suho sudah siap, ia menyambar jaket hitam disampingnya dan melangkah pergi keluar dari apartmentnya.

<><><> 

Suho sampai didepan rumah yang Jieun sebutkan semalam, memandang sejenak sebelum akhirnya namja itu menekan bel rumah yang tak terlalu besar itu. rumah dengan tanaman bunga lavender disekitar halamannya. Cukup lama ia menunggu sampai akhirnya seorang yeoja yang sepertinya seumuran dengannya muncul dari balik pintu namun itu bukanlah Jieun.

“Annyeonghaseo” sapa Suho. Gadis itu tampak mengernyit memandang namja yang baru ia temui bertamu kerumahnya.

“Oh .. annyeong” balas yeoja itu menjawab sapaan namja yang bahkan belum ia kenal sebelumnya.

“Apakah Jieun nya ada ?”

“Jieun ? oh kau temannya Jieun ..”

“Ne begitulah, aku berteman dengannya belum lama ini” ucap Suho sembari menggaruk kepalanya. Suho sadar bahwa ia baru bisa mengobrol dengan Jieun tadi malam setelah mengamatinya cukup lama, namun apakah itu sudah bisa dibilang teman ? Biarlah, setidaknya hanya itu alasan ia bisa bertemu dengan Jieun sekarang. Mungkin Jieun akan terkejut ketika melihat Suho mengunjunginya dengan bekal alamat yang Jieun katakan. Namun Suho tak berfikir sejauh itu, ia hanya mengikuti nalurinya dan juga ia ingin mengetahui lebih banyak tentang Jieun.

“Tapi ...” yeoja itu tampak menggantung kalimatnya.

“Tapi apa ?”

“Ah masuklah dulu”

“Ne”

Suho memasuki rumah yang tak terlalu besar itu, mendongakan kepalanya melihat-lihat ketika masuk kedalam. Memandang foto berfigura yang tergantung di dinding ruangan tamu itu. ia kembali tersenyum saat ia melihat foto Jieun disana, tersenyum dengan kedua yeoja lain disampingnya. Suho rasa yeoja yang membukakan pintu untuknya , pasti adalah saudara Jieun.

“Duduklah”

“Ne” jawab Suho dan menduduki sofa berwarna kecoklatan disana.

Yeoja itu berjalan menuju dapur, dan ia pun kembali dengan dua gelas teh ditangannya, meletakan dua gelas teh itu dimeja dihadapan Suho.

“Jadi kau teman kuliah Jieun ?”

“Bukan”

“Oh pasti kau teman sekolahnya Jieun dulu ?”

Sekali lagi namja manis itu menggeleng “ Bukan juga”

“Lalu ?”

“Aku bertemu dengannya dihalte bis dan berkenalan dengannya, kemana Jieun? atau mungkin ia sedang keluar ?” tanya Suho tak sabaran.

Yeoja itu tampak tersedak saat meminum teh dihadapannya. Ia memandang Suho heran. Apa namja itu sudah gila menanyakan Jieun ? atau ia belum tahu ?

“K kau belum tahu .. ?” tanya yeoja itu tergagap.

“Tahu .. apa ?” kini justru Suho yang dibuat bingung.

“Ji Jieun sudah meninggal dua Minggu yang lalu”

“M-mwo ?!” Suho tersentak.

Apa yeoja ini sedang bercanda haah? Ia sangat keterlaluan jika menyebut Jieun sudah meninggal, jelas-jelas  gadis itu berbicara padaku semalam.

Suho menghembuskan nafasnya kasar.

“Agasshi kau ketelaluan jika menyebut Jieun sudah meninggal”

“Tapi aku berkata benar .. dia meninggal tertabrak mobil didepan halte menuju rumah ku, dan kau tahu, ini rumahku bukan rumahnya, kami berteman cukup lama, malam itu hujan deras, ia berniat mengerjakan skripsinya dan memintaku untuk membantunya karena skripsinya selalu direvisi oleh dosen pembimbingnya. Aku mendengar berita kematiannya pagi hari dari orang tua Jieun. ibunya menelpon ku setelah Jieun tak bisa diselamatkan. Jieun sempat dibawa kerumah sakit namun karena terlalu mengeluarkan banyak darah dibagian kepalanya, ia tak bisa diselamatkan.”

Suho hanya terdiam mendengar penuturan yeoja itu. ia tampak terkejut mendengar itu semua. ia kembali mengingat pertama kali ia melihat gadis itu duduk dihalte dan itu memang sekitar dua Minggu yang lalu.

Ja jadi, aku berbicara pada hantu ?! tapi bukankah ia juga menaiki bus yang ku naiki ? atau hanya aku yang melihat hal itu ?

“Jadi anda mengenalnya dihalte ?” tanya yeoja itu. Suho tampak mengangguk.

“Ne .. aku selalu melihatnya duduk menunggu bis saat larut malam, dan ia juga sering menaiki bus yang ku naiki dibarisan paling belakang, ia bilang ia akan ke Myeong dong no.7”

“Omo, Jieun-a .. sepertinya ia belum tenang” ujar Yeoja itu sedih.

“Apakah orang yang menabraknya sudah ditangkap ?” tanya Suho.

“Itulah masalahnya.. bahkan sampai sekarang orang yang menabraknya belum ditemukan, sepertinya orang itu meninggalkan Jieun saat mengetahui ia menabraknya”

Biadab ! tega sekali orang itu

“Andai saja ia tak kesini malam itu, mungkin ia masih baik-baik saja” yeoja itu mulai terisak.

<><><> 

Suho berjalan pelan, pikirannya melayang entah kemana, dengan kedua tangan disaku jaketnya , ia memandang langit siang itu. ia mengabaikan rasa takut yang sempat menderanya, Bertemu dengan hantu bahkan berbicara pada hantu baru kali ini ia mengalaminya namun sekarang pikirannya lebih tersita untuk menemukan pembunuh Jieun.

Gadis itu, pantas saja ia tampak selalu terlihat sedih

Suho tampak menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.

Sejak saat itu, ia tak pernah bertemu dengan hantu Jieun lagi, namun ia masih menyelidiki kasus tabrak lari itu seorang diri. Ia menanyakan pada pada polisi yang menangani kasus itu, kadang ia menanyai orang-orang yang bertempat tinggal disekitar halte, mungkin saja ada saksi mata yang terlewat oleh polisi. Ia meminta rekaman cctv, namun tak ada cctv disekitar kejadian. Ia sempat putus asa.

<><><> 

“Yaak kenapa kau menjual mobil bagus seperti itu”

“Ah itu .. aku hanya tak memerlukannya lagi”

“Kau aneh Jong in-a mobil sebagus itu kau jual. tapi ya sudahlah kenapa juga jadi aku yang protes haha, Hey bagaimana kalau kita berkaraoke lagi nanti malam, seperti malam itu .. dan kita mabuk sepuasnya”
Namja bernama Jong in itu hanya mengangguk mengiyakan ajakan teman-teman kerjanya.

Suho sedang memakan pasta saat waktu istriahat makan siang. Namun kegiatannya sempat terhenti saat mendengar percakapan para karyawan disampingnya itu.

Menjual mobil ?

Dan mabuk ?

<><><> 

Suho beberapa hari ini menyelidiki namja bernama Jong in  itu, ia sedikit mencurigainya, ia memang sempat putus asa namun ia belum menyerah, akhirnya setitik harapan mendatanginya, ia menemukan saksi mata lain, seorang ahjumma-ahjumma tua yang tak sengaja menyaksikan kejadian tabrak lari itu, ia pulang larut malam setelah menutup kedai yang menjual soju dan bulgogi. Ia sempat melihat melihat sebuah mobil yang sedang melaju kencang akhirnya menabrak seorang gadis yang sedang menyebrang jalan dengan buku yang menutupi kepalanya. Namun karena ia takut diintrogasi polisi dan takut terlibat, ahjumma itu bungkam dan memilih tak ikut campur.

“Ahjumma, polisi tidak akan  memenjarankanmu percayalah padaku”

“Ta tapi .. aku takut, aku takut apalagi setelah para polisi itu tahu aku malah pergi setelah melihat kejadian itu”

“Gwenchana ahjumma, aku janji kau tidak akan dipenjara, aku mohon jadilah saksi untuk kasus ini” ujar Suho meminta dengan sangat.

Ahjumma itu tampak menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk.

“Baiklah, ahjumma akan lakukan seperti katamu, ahjumma sudah cukup bersalah meninggalkan gadis itu disana saat itu”

“Gomawo ahjumma” ucap Suho berterima kasih dibarengi dengan senyum mengembang diwajahnya.

“Tapi apakah ahjumma sempat melihat nomor plat mobil itu”

Ahjumma itu tampak mengangguk, meski sudah renta ia masih sedikit ingat dengan nomor plat mobil itu.

<><><> 

Semuanya berakhir dengan terang. Ternyata Jong in lah pelaku penabrakan Jieun. Ia mabuk saat mengendarai mobilnya dan tanpa sengaja menabrak Jieun yang tengah menyebrang saat hujan turun. Karena panik dan karena pengaruh alkohol ia meninggalkan tempat kejadian tanpa menolong gadis itu, gadis yang terkapar ditengah jalan dengan darah mengalir segar dari kepalanya. Hujan yang mulai deras mengguyur gadis yang mulai mendingin kaku itu. Dikarenakan sudah larut malam, Jieun ditemukan orang saat menjelang pagi.

Suho berjalan seperti biasa menuju halte tempatnya menunggu bis. Ia sedikit menghembuskan nafas saat melihat bangku tempat Jieun biasa duduk itu kosong. Ia memang sempat takut namun rasa kasihan pada gadis yang kini sudah tiada itu lebih besar. Jika saja, jika saja ia bertemu dengan Jieun saat gadis itu masih hidup, mungkin ia akan menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya.

Suho duduk ditempat biasa ia duduk. Angin malam berhembus pelan, menerpa wajah lelahnya. Malam selarut ini memang jarang ada penumpang, seperti malam-malam sebelumnya, paling hanya ada dua atau tiga orang yang menaiki bis yang juga ditumpangi Suho.

“Gomawo”

Suara lirih dan mengambang menyapa pendengaran Suho, membuat bulu romanya tegang. Membeku ditempat ia duduk.

Mungkinkah itu Jieun ?

Perlahan Suho mulai menetralkan rasa kagetnya, ia menunduk sembari tersenyum.

“Cheonmaneyo” gumamnya. Dan saat itu juga bis datang dan membawanya pergi.

Di halte itu, gadis berambut panjang , gadis yang tampak transparan memandang bis yang mulai menjauh dari halte. tersenyum kecil sebelum tubuhnya hilang terbawa angin.

The end ~

Serem gak ? lumayan serem lah klo kataku sih hehe .. saran dan kritik ditunggu ^^

Awas ada apa tuh dibelakang kalian .. hi hi hi 

Comments

  1. ih kaka update. aku suka banget. pngennya sih jadi pacarn kya my girlfriend is gomiho itu loh.

    ReplyDelete
  2. makasih udh suka hehe .. ih serem dong pacran sma hantu :p

    ReplyDelete

Post a Comment