Sequel Stepbrother


Cast    : Oh Sehun, Lee Jieun / IU, Xi Luhan.

Genre : Drama, PG, romance.

Length: Oneshoot

[1] [2]

Sudah sekitar dua tahun Sehun di Amerika, ia sama sekali tak mengabari Jieun. Lalu bagaimana keadaan Jieun ? ia mencoba tegar, ia menjalani hari-harinya seperti biasa, namun ketika ia melewati kamar Sehun tak bisa dipungkiri ia sangat merindukan namja itu. Ayahnya sekitar dua bulan lalu meninggal, sekarang ia tinggal dengan eomma Sehun, ibu tirinya. Jieun tak didepak keluar, karena sebagian besar harta ayahnya diwariskan padanya namun ia bisa menerimanya setelah mencapai usia 21 tahun. Eomma Sehun menjadi walinya. Ia hampir tak pernah bertatap muka dengan ibu tirinya, saat makan malam Oh Ha Ni makan dikamarnya dan Jieun makan sendirian dimeja makan. Jieun masih dengan kebiasaannya, meski ayahnya sudah meninggal, ia masih menjalani kebiasaan-kebiasaan yang selalu ayahnya lakukan. Bukannya tak sedih, ia sangat sedih ketika ayahnya terkena serangan jantung dan ditemukan terbujur kaku pagi harinya diruang kerja. Jieun bahkan tak bisa menemani ayahnya yang mungkin sedang kesakitan saat malaikat maut mencabut nyawanya. Tapi hidup harus tetap berlanjut, ini bukan pertama kalinya, anggota keluarganya pergi. 
Selama Sehun pergi, Luhan lah yang menemani Jieun, mereka berteman. Kadang Luhan mengingatkan Jieun akan Sehun, mereka sedikit mirip dalam hal prilaku. Karena ayah Jieun sudah meninggal, perjodohannya pun batal, namun Luhan meminta agar mereka tetap berteman dan Jieun menyetujuinya.

)()()()(

“Bagaimana makanannya ?” tanya Luhan. Ia mengajak Jieun makan malam bersama direstoran pilihannya.

“Enak, setidaknya aku tak makan malam sendirian” Jieun menunduk tak semangat.

“Menangislah Jieun, jangan terus bersikap so kuat” Jieun hanya tersenyum miris.

“Air mata ku sudah tak bersisa Luhan” Jieun mengaduk-aduk makanan didepannya lemah. Luhan 
menghembuskan nafas. Ia tahu Jieun sangat bersedih, ia sekarang sebatangkara.

“Mungkin jika kau tak membatalkan perjodohan ini, aku bisa selalu melindungimu sebagai namjachingu mu”

“Jangan bahas itu lagi Luhan”

“Ne ne ..”

Hening, suasana kembali hening hanya alunan piano yang terdengar mengalun indah disudut-sudut restoran.

“Jieun, tapi ibu tirimu tak berbuat macam-macam kan ?” tanya Luhan memecah suasana yang tak nyaman. Jieun menggeleng pelan.

“Tenang saja Jieun, kalau dia membuat mu terluka sedikit saja .. akan ku pastikan ia tak pernah hidup tenang”

Jieun terkekeh mendengar ucapan Luhan yang seakan menjadi bodyguard nya.

“Nah,, kan cantik kalau tersenyum”

“Isshh kau ini .. “

“Gomawo Luhan” tambah Jieun kemudian.

“Ck santai saja”

“Tapi apakah kau masih mencintai Sehun ?”

“Entahlah, tapi kadang aku merindukannya”

“Ini sudah dua tahun berlalu Jieun”

“Mungkin dia tak akan kembali” lanjut Luhan. Jieun seketika memandang Luhan.

“Itu hanya perkiraan ku” Seakan tahu maksud pandangan Jieun Luhan berkata seperti itu.

“Jieun, boleh aku bertanya ?”

“Hmm bertanya apa ?”

“Apakah sedikit saja kau pernah tertarik padaku ?” Jieun mengernyit.

“Pernah”

“Kapan ?” tanya Luhan antusias.

“Waktu pertama kali bertemu di pesta, tapi kemudian kau mengingatkanku pada seseorang”

“Siapa ?”

“Sehun”

“Sehun ? aku lebih tampan dari Sehun” Jieun terkekeh.

“Bukan itu, Sikapmu yang mengingatkan ku padanya”

“Benarkah ?” Jieun mengangguk.

“Jika sikapmu berbeda dengannya mungkin aku akan menyukaimu”

“Sikap seperti apa yang membuatku sama dengannya”

“Eumm ... sikap selalu seenaknya saja. Seperti tadi, kau menelponku untuk datang kerestoran ini tanpa mendengar jawabanku apakah aku mau atau tidak”

“Tapi kau datang”

“Aku takut kau menungguku seperti orang bodoh”

“Itu artinya kau mengkhawatirkanku nona manis”

“Aku mengkhawatirkanmu sebagai teman, jangan berlebihan Luhan”

“Ahh .. kau mematahkan hatiku lagi”

“Hehe ,,, mian. Jika saja aku menemui mu lebih dulu mungkin aku akan menyukaimu”

“Ah drama” Jieun mengernyit tak mengerti.

“Aku serius Luhan”

“Aku sering mendengar kata-kata itu di drama”

“Berarti kau pecinta drama ya ?”

“Yaakk bukan begitu”

“Hehe .. Luhan seorang pecinta drama, Omo drama boy” Jieun menggoda namja dihadapannya itu.

“Isshh hentikan Jieun”

“Haha .. peace!” Luhan memang selalu bisa membuat mood seorang Lee Jieun berubah bahagia. Mereka tersenyum dan melanjutkan makan malamnya.

)()()()(

“Gomawo Luhan sudah mengajak ku makan malam dan membuat ku tertawa”

“Hey sampai kapan kau akan mengatakan gomawo ? jika kuhitung mungkin sudah ke 10 kalinya dalam sehari”

“Kekeke .. “

Mereka sampai dirumah Jieun, Jieun turun dari mobil Luhan dan melambaikan tangan ketika mobil Luhan mulai menjauh pergi. Tak langsung menuju kamarnya, Jieun justru duduk disalah satu kursi ditamannya yang begitu luas. Dulu, ayahnya membuat taman ini untuk ibunya karena ibunya sangat menyukai tanaman-tanaman hias terutama yang berbunga harum. Jieun menutup matanya, mencoba merasakan angin segar dimalam hari, wangi harum dari bunga-bunga disekitarnya pun menyeruak kedalam indra penciumannya. Ia ingat, dulu Sehun sering memotret ditaman ini dan Jieun memperhatikannya dari beranda kamarnya. Jieun tersenyum mengingat momen-momen itu. Ia kembali membuka matanya namun sebelum ia melakukan itu sebuah tangan memejamkan matanya dari belakang.

“Nuguya ?” tanyanya namun tak mendapat jawaban sama sekali.

“Yaaakk nuguseyo ?” Jieun semakin penasaran dengan orang yang dibelakangnya. Jieun berbalik ketika tangan itu sudah tak menutupi matanya lagi. Sebuah senyuman manis didapatkan Jieun.

"O oppa apa benar itu kau ?" tanya Jieun lirih. 

“Oppa !“ Jieun menghambur memeluk namja yang dipanggilnya oppa itu.

“Bogoshipeo Jieun-a”

“Na do , na do oppa” Jieun mencoba menghirup aroma tubuh lelaki yang telah meninggalkannya selama dua tahun ini, Oh Sehun kakak tirinya juga namja yang dicintainya. Sama seperti Jieun Sehun pun melakukan hal yang sama, seakan pelukan mereka tak akan pernah terlepas. Setelah sekitar lima belas menit mereka berpelukan, mereka pun melepaskan pelukannya.

“Oppa kenapa dengan rambutmu, omo kau memakai tindik ?”

“Hehe.. ini fashion Amerika Jieun sayang”

“Oppa kapan kau pulang, kenapa sama sekali tak mengabariku ?” Jieun mempoutkan bibirnya.

“Omo, kau pasti sangat merindukanku eoh ?”

“Isshh jawab saja”

“Baiklah, tapi ayo kita duduk dulu”

“Aku pulang sekitar dua jam yang lalu, tapi tak menemukanmu dimana pun, kau kemana .. apakah les mu sampai malam ?”

Jieun menggaruk kepalanya. Haruskah ia memberitahu Sehun bahwa ia pergi dengan Luhan.

“Aku pergi bersama teman oppa” bohong Jieun.

“Jinjja ?” Jieun mengangguk meyakinkan.

“Jieun mian, oppa tak menghadiri pemakaman Appa, dan karena Appa mu sudah meninggal maka eomma berani memulangkan oppa ke korea tapi sungguh oppa tak pernah mengharapkan Appa meninggal seperti ini” Jieun menghela nafas.

“Gwenchana oppa” suara Jieun berubah datar juga raut wajahnya.

“Tapi eomma ku tak berbuat macam-macam padamu kan ?” Jieun menggeleng pelan.

“Syukurlah” Sehun bernafas lega.

“Hei jangan bersedih lagi, sekarang ada aku disini” Sehun menarik Jieun dalam pelukannya.

)()()()(

“Oppah .. “ Jieun melenguh tatkala Sehun mencumbunya disekitar daerah sensitifnya, diarea leher. Bulunya meremang, seakan ada sengatan listrik mengalir disana.

“Bogoshippeo Jieun-a” bisik Sehun disela-sela kegiatannya.

“Opp .. ah hen.. tikan ini terlalu jau .. uh” Susah payah Jieun mengatur nafasnya.

“Tak akan Jieun-a aku janji”

Setelah 14 menit kemudian, Jieun juga Sehun saling memeluk diranjang besar Jieun. Jieun merebahkan kepalanya didada Sehun. Mata mereka sama-sama memandangi bulan yang nampak seperti sebuah lengkungan senyum atau sering disebut bulan sabit.

“Oppa bagaimana dengan nasib kita?”

“Aku akan tetap memperjuangkannya Jieun”

“Tapi bagaimana dengan ibumu, ia tidak akan menyetujuinya oppa”

“Jika perlu aku akan memaksanya”

“Ini akan sulit oppa”

“Kau harus percaya padaku Jieun” Jieun mengangguk dalam pelukan Sehun.

“Kau juga harus mencoba menyayangi eomma ku, bukan sebagai ibu tiri tapi sebagai calon mertua” Jieun menghembuskan nafas.

“Akan, kucoba ..”

“Eh tunggu dulu, siapa yang akan menikah dengan mu oppa ?”

“Isshh anak ini, kau mau membuat kesal eoh ?”

Jieun terkekeh. “Tapi mungkin saja kan, kita putus sebelum menikah”

“Yaakk jangan berbicara seperti itu”

“Heheh .. mian aku hanya bercanda oppa, ishh kau menggemaskan ketika marah” Jieun mendongak dan menarik hidung Sehun gemas.

“Jangan menggodaku Jieun-a, atau kau tidak akan selamat”

“Aaa .. mian” Jieun kembali keposisi semula, kini Sehun yang terkekeh melihat reaksi Jieun.

)()()()(

Sehun mendengar ibunya berbicara pada pengacara tentang bagaimana memindahkan harta yang ayah Jieun wariskan kepada Jieun berpindah nama menjadi nama Sehun. Bukan tanpa maksud Oh Ha Ni memulangkan anak nya itu. Setelah dilihatnya pengacara itu pergi Sehun menemui ibunya dengan emosi meluap-luap.

“Eomma !”

“Ne wae chagi ? kenapa kau berteriak-teriak seperti itu ?!”

“Eomma apa yang sebenarnya sedang kau lakukan ?!” Oh Ha Ni mengernyit tak mengerti.

“Apa maksudmu sayang ?”

“Aku mendengar semuanya percakapanmu dengan pengacara itu eomma !”

“Eomma melakukannya untuk kebaikan mu sayang”

“Yaakk aku tidak menginginkan semua ini eomma, aku mohon jangan seperti ini, aku mencintai Jieun eomma”

“Yaakk mana boleh kau menyukai musuh kita”

“Eomma .. tapi aku benar-benar menyukainya, sungguh”

“Chh, cinta hanya akan melukai mu, tanpa uang cinta tidak akan bertahan sayang”

“Eomma tolong jangan seperti ini lagi, tolong jangan samakan cintaku dan cinta eomma pada ayah”

“Eomma, aku mencintainya jangan ambil apapun darinya bukankah eomma juga mendapatkan warisan dari ayah Jieun ?”

“Ya, tapi eomma ingin lebih, eomma tak tahu anak itu bisa saja mengusir eomma”

“Ani eomma, Jieun tak akan melakukannya meski ia ingin, aku akan memastikan eomma tak akan menderita lagi asalkan eomma tak berbuat macam-macam padanya”

“Kau sudah dibutakan oleh cinta” Oh Ha Ni berjalan keluar namun ditahan oleh anaknya.

“Eomma , eomma tunggu ..” Sehun meraih tangan ibunya dan menggenggamnya erat.

“Eomma jika eomma seperti ini terus, aku akan berada dipihaknya dan aku akan melawan eomma”

“Mwo ? kau akan menghianati ibumu sendiri ? ibu yang telah melahirkan mu begitu ?” Sehun menghela nafasnya kasar.

“Jika eomma tak ingin itu terjadi, turuti kataku eomma, kumohon, aku akan selalu menjaga eomma, tak akan membiarkan eomma kekurangan apapun atau pun bekerja keras seperti dulu”

“Eomma tak mempercayaimu” ujar Oh Ha Ni masih dengan pendiriannya.

“Eomma, eomma kumohon” Sehun bersungguh-sungguh. Melihat Sehun seperti itu, Oh Ha Ni akhirnya menyerah.

“Baiklah, Terserah mu saja, jangan pernah menyesal dengan keputusan mu suatu hari nanti”

“Ani, tidak akan eomma”

“Eomma gomawo, aku tahu eomma juga tersiksa saat meninggalkan Appa dengan lelaki lain, aku tahu eomma putus asa saat itu” Sehun memeluk ibunya.

“Eomma melakukan semuanya karena untuk kebaikan mu Sehun”

“Aku tahu eomma, aku juga salah, eomma gomawo”

Dibalik pintu Jieun menyaksikan semuanya, tak dipungkiri airmatanya mengalir deras melihat adegan itu. Jieun perlahan menjauh berjalan menuju kamarnya.

)()()()(

Jieun juga Sehun membungkuk hormat pada makam mendiang ibunya.

“Eomma, aku membawa namjachinguku”

“Annyeong eommoni” ujar Sehun.

“Dia sangat tampan kan eomma ?” Sehun dan Jieun saling berpandangan sembari mengumbar senyum.

“Ah putri anda juga sangat cantik eommoni, aku yakin eommoni juga secantik putri anda”

“Eomma kuharap kau bertemu dengan Appa, dan kuharap kalian sekali lagi bahagia”
Setelah selesai Jieun juga Sehun meninggalkan gundukan tanah dimana ibu Jieun dimakamkan juga ayah Jieun yang dimakamkan disamping mendiang ibunya.

)()()()(

Setelah Jieun lulus kuliah, ia bertunangan dengan Sehun, ibu Sehun membuka sebuah butik dan menyibukan dirinya untuk bekerja. Jieun dan mantan ibu tirinya itu kadang masih canggung ketika bertemu ataupun berbincang namun Sehun selalu mempunyai cara agar mereka menjadi akrab. Luhan akhirnya mendapatkan yeojachingu, dan setahun kemudian mereka menikah.

Sehun juga Jieun bersama-sama memimpin perusahaan yang ayah Jieun wariskan, meski ayah Jieun seorang menteri namun ia juga mempunyai sebuah perusahaan industri.

“Jieun-a ayo kita menikah”

“Isshh oppa umurku baru 21 tahun”

“Wae ? tak ada yang salah menikah diumur 21 tahun”

“Tapi itu terlalu muda untuk ku”

“Kau tega menyiksaku Jieun-a”

“Yaakk tersiksa bagaimana aku tak mengerti?”

“Aishh .. “ Sehun mengacak rambutnya gusar. Sehun tak mungkin menjelaskan pada Jieun bahwa ia ingin memiliki Jieun sepenuhnya.

“Jieun-a kau suka anak-anak tidak ?”

Jieun mengangguk “ Tentu aku suka oppa, mereka lucu ketika merajuk” Sehun terkekeh.

“Benarkah ? kalau begitu ayo kita buat ?” Senyuman khas Sehun membuat Jieun kurang mengerti namun 
sedetik kemudian ia menatap tajam namja yang tengah memangkunya itu.

“Yaakk oppa, kenapa otak mu begitu mesum ?” Jieun berusaha bangkit namun tangan Sehun begitu erat melingkar dipinggulnya.

“Ahh .. Jieun” Sehun sengaja menghembuskan nafasnya diarea leher Jieun.

“W wae oppa ? Oppa geumanhae”

The end .. 

Yang minta sequel stepbrother udh aku penuhi ya, tapi mian klo kurang puas ehehe sama ending nya. yang udah baca coment ya .. kan kalian readers yang baik hehe (ngrayu)

Comments

Post a Comment