Lee Jieun (IU) | Lee
Hyun Woo
Vignette
General
FF ini terinspirasi dari lagu lawas yang IU nyanyikan kembali di album barunya flower
bookmark dengan judul yang sama. Hope u like
it J ~
Jieun tengah sibuk membereskan dan merapikan gudang
rumahnya, ia menyapukan kemoceng diantara barang-barangnya yang disimpan
digudang namun matanya menangkap sesuatu, ia menghentikan kegiatannya. Ia melihat
sebuah buku, buku usang bergambar padang rumput disampulnya, ia ingat betul
buku apa itu, buku diarynya saat SMA. Ia mengambil buku itu dan meletakan
kemocengnya. Tangannya mengusap-usap sampul buku yang berdebu itu, sesekali ia
meniupnya pelan. ia duduk ditengah-tengah ruangan yang dijadikannya gudang
sembari membuka lembaran pertama diarynya.
01.01.2004
Dia menolongku, dia
tahu namaku, senang sekali. sungguh rasanya jantungku ingin melompat keluar
kekeke ... Lee Hyun woo kau benar-benar pangeranku. Senyuman itu mampu
meluluhkan hatiku, dan tatapan manis itu mampu membuat semua gadis terpana.
Saranghae ~
Jieun tersenyum membaca diarynya, Lee Hyun Woo adalah namja
yang ia sukai saat SMA, Jieun selalu memperhatikannya diam-diam, bukan namja
yang populer namun cukup dikenal karena pribadinya yang ramah dan supel. Ia ingat
betul, saat ia membawa setumpuk buku, dan tak sengaja seorang murid
menyenggolnya yang menyebabkan semua buku yang dibawanya berserakan, tanpa rasa
bersalah murid itu pergi begitu saja tanpa menolong Jieun. Dengan perasaan
cukup kesal Jieun mengambil satu persatu buku yang berserakan dilantai namun tiba-tiba
sebuah tangan membantunya, Jieun mendongak, ia sempat terkejut, namja itu
kemudian tersenyum padanya. Jieun hanya bisa terpaku menatapnya, Ia kembali
memunguti bukunya dengan perasaan yang sulit diungkapkan.
“Ige,, lain kali
hati-hati Jieun-ssi” ujar namja itu menyerahkan buku-buku Jieun masih dengan
senyum dibibirnya, namja itu adalah Lee Hyun Woo, namja yang Jieun sukai. Jieun
menerima buku itu dengan sedikit gemetar dan senang.
“Go gomawo” ucap Jieun
terbata.
“Ne, Cheonma” ujar
Hyun Woo kembali tersenyum. Namja itu beranjak pergi meninggalkan Jieun yang
masih mematung menatap punggungnya. Rasanya Jieun ingin meloncat-loncat
sekarang, juga ingin berteriak sekencang-kencangnya. Ia mencengkram erat
tumpukan bukunya karena senang.
Jieun kembali membuka lembaran diarynya.
10.03.2004
Lagi, dia menolongku. Haruskah
ban sepedaku bocor setiap hari ? .. dia mengantarkanku, aku duduk diboncengnya
sembari memegangi jasnya, aaa jeongmal, aku sangat senang.
"Eo Jieun-ssi ?”
Jieun menoleh
“Hyu Hyun woo-ssi” Jieun
tergagap lagi saat dihadapan namja itu.
“Ban sepedamu bocor ?”
“Hmm ?” Jieun seakan
tak dengar perkataan Hyun Woo, perhatiannya seakan tersedot dengan sosok namja
itu.
“Itu ..” Hyun Woo
menunjuk ban sepeda Jieun yang bocor.
“Oh ne ,, ba ban ku
bocor” Jieun menggaruk kepalanya yang tak gatal. Hyun Woo terkekeh pelan.
Tolong jangan
tersenyum kau membuat ku gila, batin Jieun.
“Kau mau kuantar ?”
“M Mwo ?”
“Wae kenapa kau
terkejut seperti itu ? kau ... tidak mau ya ?”
“A ani ani .. tentu
saja aku mau. Tapi bagaimana dengan sepedaku ?”
“Titipkan saja pada penjaga
sekolah”
“Ah ne kau benar ..”
entah kenapa Hyun Woo terkekeh lagi. Setelah Jieun menitipkan sepedanya, ia
pulang bersama Hyun Woo. Senyum tak hilang-hilang dari wajahnya disepanjang
perjalanan. Jieun sangat senang berada sedekat ini dengan namja itu. ia
berpegangan canggung dijas Hyun Woo. Meski tak ada sepatah kata lagi yang
keluar dari mulut keduanya, tak mengurangi rasa bahagia Jieun. Gugurnya daun di
sepanjang perjalanan menambah kesan manis momen itu.
Jieun kembali tersenyum mengenang masa-masa itu, ia kembali
membuka lembaran selanjutnya. Ia terkejut sekaligus sedih menemukan sebuah
benda yang telah mengering dilembaran yang baru ia buka.
01.07.2004
Aku melihatnya,
melihatnya dijemput orang tuanya. Wae ? apa ia akan pergi ? aku hanya mampu
memandangnya tanpa bisa bertanya. Entah kenapa mataku meneteskan air mata. Aku terisak.
Saat tengah sibuk menghapus air mataku, tiba-tiba ia sudah berdiri dihadapanku,
apakah ia tahu aku memperhatikannya ?
“Ige ..” ia
menyerahkan sebuah bunga liar yang cukup cantik.
Aku hanya memandangnya
penuh tanya.
“Terimalah, gomawo
sudah menyukaiku Jieun-ssi. Aku akan selalu mengingatmu” ujarnya dengan senyum
yang menawan berbeda dengan Jieun yang terkejut dengan apa yang baru saja namja
itu katakan. Hyun Woo menarik tangan Jieun untuk menerima bunga pemberiannya.
Jieun kembali
memandangnya. Ia tak tahu harus berkata apa sekarang, diam, hanya itu yang bisa
ia lakukan.
“Kuharap kau selalu
sehat, aku pergi, jaga dirimu baik-baik” Hyun Woo mengacak rambut Jieun pelan. Ia
berlari kearah orang tuanya yang sudah menunggu didepan mobilnya. Sekali lagi,
Hyun Woo berbalik dan melambai kearah Jieun sebelum ia memasuki mobilnya. Jieun
mengangkat tangannya ragu untuk membalas lambaian tangan Hyun Woo namun ia
terlambat, Hyun Woo sudah masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan Jieun
yang masih mematung memegangi bunga liar pemberiannya.
“Saranghae” lirih
Jieun. Ia bahkan belum sempat mengatakan hal itu meski ia tahu Hyun Woo sudah
mengetahuinya.
Jieun memandangi benda yang telah mengering itu, benda yang
ia temukan dilembaran diarynya, benda itu adalah bunga pemberian Hyun Woo sebelum
ia pergi. Ia tersenyum simpul.
“Eomma !” suara cempreng anak kecil menyadarkannya dari
lamunan.
Jieun menoleh, anak kecilnya tengah berlari kearahnya.
“Eomma, Appa sudah pulang, ia memanggil eomma”
“Ne chankaman” Jieun meletakan kembali buku diarynya dan
juga bunga kering itu ketempat asalnya. Ia menggandeng lengan anaknya dan
berjalan menjauh dari gudang. Ia sempat terhenti dan berbalik menatap kearah
gudang, ia tersenyum kembali.
“Eomma, ppali”
“Ne kajja”
Fin ~
daebak...adakh sequel'a?
ReplyDeletekayanya gak ada deh, ini juga dapet inspirasi sedikit waktu dengerin lagu iu itu ..
Deletemakasih udh komen indah :)
HyunU ^^
ReplyDeletetp siapa suami IU nya :3
Yang pasti bukan Hyun Woo :P
Delete