Clouds


Cast    : IU / Lee Jieun, Kim Jongin / Kai, Xi Luhan, Ahn Jae Hyun.

Genre : Drama, romance, dreams.

Length: Oneshoot.

Aku bikin ff baru, inspirasinya entah dari mana, selain cast diatas ada juga cast lainnya temukan sendiri :P. Dont Copas, berikan saran dan kritiknya. Maaf klo banyak typo. hope u like it ...


“Wuuuuu .... “

“Oppa saranghae ... aaaa”

“Luhan oppa... aaa”

“Aaaa.. Kai oppa”

Prok prok prok

Teriakan – teriakan histeris menggema diseluruh aula yang kini disulap menjadi panggung pertunjukan pentas seni tahunan. Universitas Ming siapa yang tidak tahu nama itu, bukan karena bangunannya ataupun para mahasiswa yang berprestasi, namun universitas tersebut adalah tempat kuliah para personel Clouds. Band indie namun sangat terkenal dikalangan remaja juga mahasiswa terutama kalangan yeoja. Group band yang beranggotakan Jieun atau kerap disapa IU sebagai Vocalist, Luhan sebagai pianis, Jongin atau Kai sebagai drummer, juga terakhir namja yang terkenal dengan sikap dinginnya, Jae Hyun sebagai gitaris. Clouds berarti awan dan mereka mempunyai filosofi seperti awan, yang harus berada diatas namun tetap rendah hati sehalus awan. Namun sepertinya mereka mengingkari filosofi yang telah mereka buat, hanya Luhan yang sikapnya selalu baik terhadap fans-fans nya. Jieun dan lainnya kadang terlihat cuek dan dingin. Clouds terbentuk saat mereka baru masuk kuliah, masing-masing dari mereka mempunyai minat yang sama dan memasuki sebuah club musik, disanalah mereka bertemu dan membentuk sebuah group band. Diantara mereka Luhan lah yang paling cerewet dan berisik. Mungkin jika ia sedikit saja mengurangi ocehannya, ia akan terlihat berkharisma. Bukan karena uang mereka membentuk band ini, namun karena ingin mengejar impian sebagai group band terkenal dan membuktikan pada dunia bahwa mereka mempunyai keahlian. Hampir semua personel Clouds adalah anak dari orang berada kecuali Luhan. Seperti Jae Hyun yang orang tuanya menjabat sebagai kepala yayasan sekolah bertaraf internasional. Jieun yang ibunya seorang menteri sosial dan budaya. Kai yang ayahnya seorang CEO diperusahaan property. Dan terakhir Luhan yang ayahnya hanya seorang guru bahasa Mandarin. Berbeda dengan lainnya, Luhan memang bukan anak berada namun ia tak pernah minder ataupun malu. 

Penampilan Clouds berakhir kini tergantikan dengan hiburan lainnya.

“Omo kalian lihat yeoja tadi, sepertinya dia bisa membuat gendang telingaku pecah” rutuk Luhan yang kini berada di backstage. Jieun hanya terkekeh mendengar ucapan Luhan. Mereka melepas lelah setelah menyanyi dua lagu berturut-turut. Kai memainkan ponselnya. Jae Hyun menenggak air mineral saking hausnya sedangkan Luhan merebahkan punggungnya pada sofa. Bukan karena apa-apa, mereka langsung kemari setelah mengisi acara disebuah caffe dan parahnya panitia pentas seni yang diketuai Hyun woo langsung meminta mereka tampil karena banyaknya fans yang menanti.

“Guys aku pulang duluan ne .. “ ujar Luhan, ia tak mau membuat ayahnya cemas gara-gara ia pulang malam lagi.

“Ne hati-hati Lu” balas Kai.

“Sipp”

“Kai antarkan aku pulang ne” pinta Jieun.

“Mian Ji, aku akan menjemput Juniel, mian” Kai pun beranjak pergi. Jieun hanya bisa memanyunkan bibirnya.  Hanya tersisa Jae Hyun yang dari tadi menutup matanya. Jieun bingung, kenapa mobilnya harus berada dibengkel saat seperti ini ?

“Yaakk es batu antarkan aku pulang ne .. “ Jieun menusuk-nusuk bahu Jae Hyun dengan jari telunjuknya. Sedikit terusik Jae Hyun mulai membuka matanya.

Eo ? Apakah ia benar-benar tidur ?

“Ji, kau berisik sekali”

“Ah mian Jae, aku kira kau tidak benar-benar tidur”

“Jae antarkan aku pulang ne” pinta Jieun sembari memnggosok-gosok kedua telapak tangannya.

“Memangnya mobilmu kemana ?” lirik Jae Hyun.

“Dibengkel” ujar Jieun lalu menggaruk kepalanya.

 “Ah begitu, kalau begitu ayo” Jieun dan Jae Hyun pun beranjak. Diluar gedung sudah ada beberapa fans Jae Hyun yang menunggunya.

“Aaaa .. Jae Hyun oppa”

“I ige untukmu .. “ salah satu dari fans nya memberikan hadiah yang entah apa isinya. Jae Hyun menerimanya dan langsung pergi begitu saja, tak ada senyum ataupun ucapan terima kasih keluar dari mulutnya. Sesampainya didalam mobil, ia melemparkan hadiah itu ke jok belakang. Jieun hanya menatapnya heran.

“Yaa ! setidaknya berikan ia senyuman. Kau sombong sekali” ujar Jieun.

“Kau juga tak beda jauh denganku kan ?” lirik Jae Hyun.

“Aku kadang tersenyum”

“Tapi senyum yang dipaksakan, aku ingin muntah ketika kau melakukan itu” Jae Hyun mulai melajukan mobilnya.

“Ya tapi itu lebih baik dari pada kau” Jieun memang sering tersenyum untuk fansnya namun sangat terlihat senyumannya sangat dipaksakan dan justru terlihat meremehkan.

“Ji, kau tidak minta jemput Chen ?”

“Aku sudah putus”

“Putus? Kapan ?”

“Lusa kemarin, aku melihatnya bersama Hyuna di club”

“Ckk .. namja loyo seperti dia, bisa juga berselingkuh”

“Ah, sudahlah , aku tidak ingin memikirkannya lagi”

“Kau sendiri sampai sekarang belum mempunyai yeojachingu, wae? Kau tampan kaya juga populer, mana mungkin tidak ada yang bisa kau taklukan. Tak adakah yang sedang kau sukai saat ini ?”

Jae Hyun terlihat menggeleng pelan.

“Alasannya?”

“Belum ada yang menarik perhatianku, kau tau kan aku sulit berinteraksi, mungkin hanya kau satu-satunya yeoja yang paling dekat denganku”

“Cobalah untuk lebih terbuka Jae”

“Aku tidak ingin, aku memang seperti ini” Jae Hyun mengedikan bahunya.

“Atau kau juga bisa berkonsultasi denganku”

“Konsultasi? Untuk apa?”

“Konsultasi tentang cinta dan wanita”

“Ckk .. urusi saja cintamu” Jieun hanya mendengus.

“Kita sampai ..”

Jae Hyun turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Jieun. Jae Hyun memang sangat berbeda jika dengan orang yang sudah lama ia kenal, ia lebih terbuka.    

“Gomawo”

“Ne .. kalau begitu aku pulang”

“Hati-hati dijalan” Jieun memasuki rumahnya, rumahnya terlihat gelap, mungkin ibunya sudah tidur. Jieun mengendap-endap menuju kamar atasnya. Ia bernafas lega saat sampai dikamarnya dengan aman.

)()()()(

Jieun bersiap berangkat menuju kampusnya, penampilannya terlihat modis dengan dress diatas lutut. Mobilnya sudah selesai diperbaiki. Ia melajukan mobilnya, ia menyalakan lagu holes dari Passenger dimobilnya. Sesekali ia mengangguk-angguk mendengar irama semangat dari lagu tersebut. Sudah lama ia ingin belajar gitar, rasanya akan menyenangkan jika ia bisa memainkan alat musik petik itu. Ponselnya berdering dan terlihat foto kekasihnya oh bukan, foto mantan kekasihnya, Chen. Jieun hanya mencibir malas. Beberapa detik kemudian ponselnya berhenti berdering tergantikan suara tanda pesan masuk. Jieun meraihnya, ia membaca sekilas, sangat berbahaya membaca sms saat sedang menyetir namun ia tak menghiraukannya.

Chagia, kau kemana saja? Aku merindukanmu :*

“Chh .. makan tuh rasa rindumu !” Jieun berdecak sebal. Ia melempar ponsel itu pada dasbor mobilnya dan kembali fokus menyetir.
Setibanya dikampus, ia berjalan melewati lorong menuju lokernya, beberapa namja yang lewat menyapanya ramah dan hanya mendapat senyuman tak ikhlas Jieun. Mungkin akan lebih baik jika ia tak senyum seperti itu.

“Surat ..” gumamnya ketika melihat sepucuk surat tak bernama diselipkan dilokernya. Ia membukanya.

Omo kau sangat cantik tapi kenapa kau tersenyum seperti itu? Cobalah untuk lebih alami. Kau pasti penasaran denganku, iya kan ? aku adalah penggemar beratmu yang tak pernah kau lihat sama sekali. Kau sangat seksi ketika memakai dress pendek itu, kau mau bercinta denganku ? ah mana mungkin .. haha. Have a nice day My Cutie.
From Your Fans OO

Jieun memperhatikan sekelilingnya, siapa orang kurang ajar yang berani mengiriminya surat seperti itu, sudah kedua kalinya ia menerima surat seperti ini dan selalu tertanda huruf O double. Apa maksudnya itu ? Jieun meremas kasar dan melemparkannya kesembarang arah. Ia mengambil buku dilokernya dan langsung menuju kelasnya.

)()()()(

“Yaa kau kenapa Jieun-a?” tanya Luhan yang kemudian duduk disampingnya.

“Aku sedang memikirkan sesuatu Luhan-a”

Kai tampak tak tertarik dengan obrolan temannya itu, ia asyik ber-kakaotalk ria yang sudah dipastikan bersama Juniel kekasihnya. Sedangkan Jae Hyun sedang mencoba membuat lagu baru dengan memetik-metik bass nya mencari nada yang pas.

“Wae ? apa yang kau pikirkan ?”

“Surat itu Lu, aku mendapatkannya lagi”

“Surat dari mister O ?” Jieun mengangguk. Ia memang selalu bercerita pada Luhan tentang apapun karena hanya Luhan yang bisa menjadi pendengar yang baik termasuk soal surat itu dan mereka menyebutnya surat dari Mister O.

“Apa isinya ?”

“Ige .. “ Jieun menyerahkan ponselnya yang berisi foto surat yang ia terima tadi pagi.

“Omo, kurang ajar sekali, ia mengajakmu bercinta ?!” seru Luhan. Kai dan Jae Hyun langsung memandang kedua insan yang sedang berbincang itu, seakan tertarik mereka ikut nimbrung.

“Mwo? siapa?” tanya Kai.

“Ige lihatlah .. “ Luhan memperlihatkan foto surat itu. Jae Hyun memiringkan kepalanya karena ia pun penasaran.

“Yaaakk ! siapa yang berani mengirimu ini ?!” seru Jae Hyun setelah membaca surat itu yang mendapat tatapan heran dari ketiga temannya.

“Mi mian ..” ujarnya. Jieun hanya menggeleng pelan. Ada apa dengannya? Pikir Jieun.

“Jangan khawatir Ji, kita akan selalu melindungimu, benarkan guys ?” Luhan dan Jae Hyun mengangguk setuju.

“Ah gomawo, aku seakan mempunyai tiga kakak” Mereka tersenyum bersama.

“Hei hei dengarkan ini, apakah menurut kalian iramanya pas ?” Jae Hyun memainkan bass nya, dan terdengar irama semangat dari musik yang ia mainkan itu.

“Woaa daebakk Jae” puji Jieun.

“Tapi kurasa ada yang kurang .. “ Luhan mengambil bass yang berada ditangan Jae Hyun dan mencoba mengulangi irama yang Jae Hyun mainkan namun ada yang diubahnya saat irama terakhir.

“Ah great !” seru mereka kompak. Selain piano Luhan memang bisa memainkan beberapa alat musik lain termasuk bass juga gitar akustik. Jae Hyun adalah pencipta lagu di band mereka, namun kadang mereka ikut membantu dengan saran-saran dan mencoba mencari irama yang pas. Beberapa lagu hitsnya adalah Love kill yang beraliran pop rock dan Sadness yang melow. Jae Hyun adalah anggota yang paling banyak mempunyai fans, karena mereka tahu Jae Hyun lah yang menciptakan lagu-lagu hits itu. Mereka mempunyai rencana untuk membuat 10 lagu dan menjadikannya album lalu mengirimkannya pada label rekaman. Namun semua itu tak mudah, baru dua lagu yang telah mereka ciptakan, mungkin lebih tepatnya Jae Hyun ciptakan, masih kurang 8 lagu lagi. Itupun membutuhkan waktu sekitar 4 bulan. 

)()()()(

Krittt ... Luhan membuka pintu rumahnya, rumah yang tak terlalu besar yang ia tinggali bersama ayahnya.

“Kau baru pulang?” suara ayahnya sedikit membuatnya terkejut.

“Ne aboeji” Ayahnya terlihat fokus menonton berita harian ditelevisi.

“Kau bermain-main lagi dengan anak-anak kaya itu ?” tanya ayah Luhan yang terdengar menyindir dan terkesan tidak suka. Luhan hanya menghembuskan nafas pelan.

“Jangan bermain-main dengan band tak jelas itu, kau harus memikirkan masa depanmu, kau harus menjadi orang yang jauh lebih baik dari ayah” lanjut ayahnya.

“Ne ..”

“Jangan hanya menjawab ne !” kini suara ayahnya meninggi.

“Aku lelah aboeji” Luhan menuju kamarnya meninggalkan ayahnya yang terlihat mulai emosi, Luhan lelah selalu bertengkar dengan ayahnya tentang masa depan yang belum pasti. Ia sudah dewasa, setidaknya berikan ia kebebasan untuk memilih masa depannya.

“Yaaakk kau semakin kurang ajar Xi Luhan !” terdengar teriakan ayahnya yang tak pernah Luhan hiraukan. Luhan menghempaskan dirinya dikasur. Ia menatap langit-langit rumahnya dan menghembuskan nafas.

“Eomma kau mendukungku kan ? aku tidak akan mengecewakanmu eomma, akan ku buktikan bahwa aku akan berhasil dengan caraku. Eomma kau tahu? Aku sudah mempunyai banyak fans, mungkin jika dihitung sudah mencapai 10 ribu followers di twitter ku” Luhan meracau sendiri. Ia harap ibunya diatas sana selalu mendoakannya. ia memang selalu ceria diantara Clouds namun sebenarnya itu untuk menutupi kesedihan juga masalahnya.

)()()()(

Jieun merasakan sesuatu bergerak pelan membelai wajahnya. Ia masih cukup mengantuk untuk membuka matanya. Namun sesuatu terus membuatnya terusik. Mau tak mau ia membuka matanya, mengerjap pelan. Dan sekarang ia bisa dengan jelas melihat wajah orang yang menggerayangi wajahnya.

“Yaaakk kau .. ! sedang apa kau dikamarku ?!” Jieun tersentak ketika melihat Chen sudah berada disamping ranjangnya.

“Chagi, kau kenapa eoh ? Aku merindukan mu, kau kemana saja hmm ?”

Chh buang saja rayuanmu .. dasar brengsek !

“Aku ingin kita putus”

“Mwo ? wae ?!” suara halus Chen merubah drastis.

“Aku muak denganmu” ujar Jieun ketus.

“Aku melihatmu dengan Hyuna di club, kukira kau berbeda ternyata kau sama saja, sipangeran kaya yang suka mempermainkan hati wanita” tambah Jieun.

“I itu .. a aku bisa jelaskan chagi” ujar Chen memelas.

“Yaakk berhenti memanggilku dengan kata-kata menjijikan itu !” Chen mencoba meraih tangan Jieun namun ditampiknya.

“Keluar” perintah Jieun dingin.

“Chagi .. “

“Keluar sekarang juga !” suara Jieun meninggi. Chen pun keluar dengan amarahnya yang mulai memuncak, ia merasa dipermalukan dengan perlakuan Jieun.

“Yeoja sepertimu masih banyak diluar sana” gumamnya.

Jieun menghembuskan nafasnya kasar, dipagi sesegar ini ia justru merasa panas. Pasti ibunya yang membiarkan Chen masuk kekamarnya.

“Jieun sayang, ada apa dengan Chen, ia terlihat kesal ?” suara ibunya membuat Jieun menoleh.

“Eomma, kenapa eomma membiarkannya masuk kamarku ?”

“Wae ? biasanya juga begitu kan ?”

“Eomma dia berselingkuh, apakah eomma tidak kasihan pada anakmu ini yang telah dihianatinya ?”

“Jeongmal ?”

Jieun mengangguk

“Ah mana mungkin anak sebaik Chen bermain dibelakangmu, sayang kau harus berbaikan dengannya, akan terlihat buruk jika ia menceritakannya pada ayahnya, eomma berteman baik dengan ayahnya”

“Eomma .. “

“Sudah .. eomma mau berangkat dulu” ibu Jieun pun keluar dari kamarnya. Jieun tahu akan seperti ini, ibu Jieun dulu sangat menyetujui hungannya dengan Chen karena ia tahu Chen anak dari menteri pertahanan yang juga menjadi teman baik ibu Jieun di pemerintahan.

)()()()(

“Guys aku mempunyai kabar gembira” ujar Kai.

“Kabar gembira apa ?” tanya Luhan.

“Dengarkan baik-baik ya ..”

“Ya babo cepat katakan” Jae Hyun tak sabaran.

“Sabar.. sabar..”

“Kita .. Kita diminta rekaman oleh label rekaman JJANG” ujar Kai antusias namun bukan ekspresi senang dari ketiga temannya justru mereka menampakan ekspresi bingung.

“Maksudmu apa Kai-a ? kita bahkan tak pernah mengirimkan lagu apapun kesana” ujar Jieun.

“Aku mengrimkan salah satu lagu kita yang berjudul disappointed dan manager perusahaan itu menyukainya dan meminta kita rekaman” ujar Kai masih dengan antusias.

“Yaaakk ! itu bukan kesepakatan kita” Jae Hyun menggebrak meja.

“Aku melakukannya untuk kebaikan kita, jika kita menunggu sampai menghasilkan 10 lagu, kurasa itu mustahil”

“Yaakk, itu laguku .. kenapa kau begitu seenaknya” marah Jae Hyun.

“Yaaakk jangan berteriak padaku”

“Hei guys .. kenapa jadi bertengkar, kurasa tindakan Kai benar” Jieun mencoba menengahi tapi malah mendapat tatapan tajam dari Jae Hyun.

“Kau membelanya Ji ?” tanya Jae Hyun tak percaya.

“Aku hanya ... “

“Tenanglah dulu Jae” Luhan mencoba menenangkan.

“Diam kau .. “ Jae Hyun menunjuk Luhan dengan jari telunjuknya tepat didepan mukanya.

“Okeh .. terserah kalian, aku keluar, terserah apa yang ingin kalian lakukan aku tak perduli” Jae Hyun beranjak pergi. Susah payah ia menciptakan lagu itu dan temannya sendiri malah mengirimkannya  pada label musik tanpa sepengetahuannya. Ia merasa tak dihargai. Panggilan teman-temannya ia abaikan. Jieun menghela nafasnya kasar. Ia memandang Kai datar.

“Wae ? kau mau menyalahkan ku juga ?” tanya Kai.

“Seharusnya kau bicarakan dulu pada kami Kai” ujar Luhan.

“Aku hanya ingin band kita maju, apa salah ? hanya karena Jae yang membuat lagu, kalian jadi menurut padanya, ingat kita juga membantunya dalam membuat lagu, itu bukan lagu ciptaannya sepenuhnya” Jieun dan Luhan masih diam, mereka tak tahu harus berbicara apa. Tindakan Kai memang tak salah namun tindakannya membuat semuanya kacau.

Kai mengangkat kedua tangannya. Ia masih belum merasa ada yang salah dengan tindakannya. Tak mendapat respon dari Luhan dan Jieun, Kai pergi begitu saja.

“Sebaiknya kau bicara baik-baik pada Jae Hyun, Ji” saran Luhan.

“Sulit membuatnya luluh ketika ia marah, kau tahu kan ia pendiam tapi sekalinya marah ia akan sulit untuk diajak bicara .. ah kenapa si babo Kai harus melakukan semua ini” Jieun mengusap wajahnya gusar.

“Cobalah dulu Ji .. “ Jieun hanya mengangguk pasrah.

“Ada satu hal yang kau tidak tahu Ji” Jieun menoleh dan mengernyit.

“Apa ?”

“Jae Hyun sudah sejak lama menyukaimu”

“M mwo ?” Jieun tak percaya.

“Benar, ia menyukaimu sejak band ini dibuat namun karena perjanjian yang kita sepakati untuk tidak boleh saling jatuh cinta, ia tak pernah mengatakannya padamu. Apa kau tak pernah sadar sikapnya selalu berbeda jika denganmu? Itu semua karena ia menyukai mu Ji, sejak lama” Jieun masih terperangah tak percaya dengan yang Luhan katakan, Jieun memang menyadari sikap Jae Hyun padanya selalu manis, namun ia tak pernah mengira bahwa lelaki itu menyukainya bahkan sudah sejak lama.

“Benarkah ini semua Lu ?” Luhan mengangguk.

“Lagu-lagu yang ia buat pun itu semua karena mu Ji, curahan hatinya untuk mu, memang kadang sikapnya dingin, itu semua karena ia tak mau kau tahu perasaannya”

“Aku.. aku tak tahu harus berkata apa Lu ?”

“Tidak perlu kau pikirkan, aku hanya ingin kau tahu bahwa Jae Hyun sudah menyukai mu sejak lama, tak ada maksud lain”

“Akan lebih baik kau membalas perasaannya Ji” tambah Luhan.

“Entahlah, aku masih tak ... ah entahlah”

“Bujuk dia kembali Ji, kita semua mempunyai impian yang sama dan aku tidak ingin kita berakhir seperti ini”

“Aku juga tidak ingin Lu”

“Kalau begitu sebaiknya kau pulang, aku juga akan pulang” Jieun hanya mengangguk. Luhan keluar dari ruangan yang selama ini mereka gunakan untuk berlatih, salah satu ruang yang berada dikampus mereka. Hanya tersisa Jieun disana. Ia membaringkan punggungnya, ia menutup mata sejenak, mencoba menenangkan pikirannya.

Beberapa menit kemudian Jieun keluar, ia rasa ia akan semakin pusing jika terus berdiam diri disana, ia mengunci pintu ruangan itu, namun saat berbalik ia mendapati seorang namja berdiri tepat dihadapannya.

“Nuguseyo ?” tanya Jieun.

“Aku .. Yeosob. Ah pasti kau tidak tahu aku, ya kan ? aku pengrim surat dilokermu”

“M mwo ?!”

Orang itu, tepatnya namja itu menyeringai sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, sebuah pisau 
lipat. Jieun terbelalak melihatnya. Ia menengok kanan kiri cemas, namun tak ada orang lain disana.

“Apa yang ..”

“Buka pintu kembali” suaranya terdengar dingin.

“Tol .. “

“Yaakk kau ingin wajah cantik mu ku lukai huh !” pria yang bernama Yeseob itu berteriak tepat dihadapan Jieun, Jieun mulai takut kakinya serasa lemas karena bergetar, pelipisnya mulai berkeringat dan jantungnya mulai berdetak semakin kencang. Ia berbalik menuruti permintaan si pria asing itu.

Brakk .. pria itu menghempaskan tubuh Jieun saat pintu ruangan itu dibuka. Jieun merintih kesakitan saat punggungnya merasakan nyeri.

“Sebenarnya apa maumu ? dan apa maksud mu melakukan ini semua, bukankah kau penggermarku .. tolong jangan sakiti aku” suara Jieun melirih.

“Chh .. Kau hanya mengambil keuntungan dari kami fans mu tanpa mau berinteraksi dengan kami, itulah kau, sombong dan meremehkan kami, ah bukan, aku, aku yang menjadi fans mu, kau tahu bagaimana rasanya jika seseorang yang kau idolakan meremehkan dirimu, itu sangat mengecewakan”

“Mi mian ,, aku tak bermaksud ... “

“DIAM ! kata-katamu tak akan berguna” pria itu melemparkan pisaunya sembarang arah dan mencengkram bahu Jieun kuat, ia mencoba mencium dengan nafsu menggebu, Jieun memalingkan wajahnya, sekuat tenaga berusaha agar ia tak ternodai oleh namja brengsek itu, pria itu mengecupi leher Jieun namun Jieun sekuat tenaga menghindar.

BUUGGHH

Suara pukulan terdengar, entah siapa itu, Jieun masih menutup matanya. Beberapa kali Jieun mendengar suara pukulan dan ia juga sudah tak merasa pria itu menggerayanginya lagi. Ia membuka matanya perlahan. Terlihat disana pria itu terkapar dan pingsan. Jieun beralih pada namja yang berdiri dihadapannya. Seketika ia memeluk namja itu yang ternyata adalah Jae Hyun.

“Hiks .. Jae aku takut”

“Tenang, aku disini” Jae Hyun mengelus pundak Jieun mencoba menenangkan gadis itu.

“Untung aku kesini, sebenarnya kenapa kau masih disini ? kemana Kai dan Luhan ?”

“Hiks .. mereka pulang duluan hiks” Jieun masih bergetar, Jae Hyun rasa Jieun masih syok. Jae Hyun mengantarkan Jieun kedalam mobilnya, ia memberi tahu security untuk menangkap pria bernama Yeseob itu dan ia kembali kemobilnya dimana Jieun masih sedikit gemetar disana.

“Minumlah dulu Ji ..” Jae Hyun menyerahkan botol air minumnya pada Jieun. Jieun hanya menengguknya sedikit.

“Aku akan mengantarmu pulang” ujar Jae Hyun. Ia pun melajukan mobilnya. Didalam perjalanan masih sedikit terdengar isakan Jieun.

)()()()(

“Jae temani aku sampai aku tidur, jebal .. “ Jieun meraih tangan Jae Hyun.

“Tapi bagaimana jika ibumu tahu ?”

“Ia tidak akan pulang malam ini, ia sedang study banding diluar kota”

“Baiklah ..”

Jae Hyun menyelimuti Jieun, ia duduk disamping Jieun sembari menepuk-nepuk pelan bahu gadis itu, membuat Jieun merasa tenang. Perlahan matanya mulai terpejam. Jae Hyun memandangnya lama.

“Akan kupastikan pria brengsek itu menebus semuanya dipenjara” gumamnya.

)()()()(

Sinar matahari pagi mengusik tidur nyaman Jieun, ia mengucek matanya beberapa kali. Ia bangun terduduk dikasurnya, ia menoleh, Jae Hyun tertidur dengan posisi duduk dikursi samping ranjang Jieun. Entah kenapa itu membuat Jieun tersenyum.

Pasti tidak nyaman tidur dengan posisi seperti itu ..

Jieun sedikit membungkuk, ia memperhatikan wajah Jae Hyun yang terbaring kesamping.

Pria dingin ini ternyata menyukaiku .. dan bodohnya aku tak pernah tahu. Pasti ia sangat tersiksa menyembunyikan perasaannya, apalagi ia sering melihatku bersama Chen dulu. Mianhae ne ..

“Eunghhh .. “ Jae Hyun mulai menggeliat, dan ia sedikit terlonjak ketika Jieun sudah berada didepan mukanya.

“Eo ? k kau sudah bangun?” Jae Hyun merutuki sikap gugupnya. Jieun hanya terkekeh.

“Gomawo Jae Hyun-a, jika tak ada kau kemarin, mungkin aku sudah kacau sekarang”

Jae Hyun hanya mengangguk “Ne tak perlu sungkan, kau harus lebih berhati-hati lagi” Jieun mengangguk mengiyakan.

“Jae soal Clouds ba ..”

“Jangan bicarakan itu Ji, atau aku tak akan pernah menemuimu lagi” Jieun hanya menghembuskan nafasnya pasrah.

“Jae bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan?”

“Tapi kita ada jadwal kuliah Ji”

“Aissh kali ini saja kita bolos, lagi pula aku tak menyukai dosen Park ia selalu membuatku mengantuk”

Jae Hyun terkekeh .. “Kau benar”

“Kalau begitu kita membolos saja ne”

“Oke”

Setelah bersiap-siap, Jieun dan Jae Hyun pun pergi dengan tujuan yang belum dipastikan. Jae Hyun menyarankan untuk kebioskop namun Jieun ingin kepantai, karena ia kurang suka menonton film yang hanya duduk berjam-jam memperhatikan layar lebar. Ia lebih suka suasana alam yang sejuk dan membuat matanya berbinar saat memandangnya. Ciptaan Tuhan tidak boleh disia-siakan. Pantai cukup jauh dari Seoul, Jae Hyun menyarankan sebuah taman yang menurutnya lumayan bagus, tak perlu berdebat lagi Jieun pun menyetujuinya.

“Aku tahu sekarang waktunya berbunga”

“Indah sekali Jae, kau memang tahu bagaimana membuatku senang” Jieun dan Jae Hyun berjalan diantara pohon-pohon sakura yang tengah berbunga. Sungguh suasana yang sangat romantis, sesekali bunga sakura jatuh diterpa angin. Jae Hyun tak bisa memalingkan wajahnya dari Jieun, surai rambutnya yang diterpa angin membuatnya semakin mempesona dimata Jae Hyun.

“Jae aku ingin membicarakan sesuatu ..” suara Jieun membuyarkan lamunannya.

“Jangan bilang soal Clouds” Jae Hyun berubah datar. Pandangannya kini beralih lurus kedepan.

“Ini tentang mu” Jae Hyun mengernyit.

“A aku tahu kau menyukaiku” Jae Hyun tampak terkejut. Namun beberapa detik kemudian ekspresinya kembali berubah biasa.

“Melegakan sekali ketika kau tahu” ujar Jae Hyun menunduk menatap jalanan yang tengah ditapakinya.

“Mian Jae,, aku pasti sangat menyakitimu”

“Gwenchana .. kau tak perlu membalasnya jika kau tak menyukaiku”

“Aku akan membalas cintamu asalkan kau kembali ke Clouds Jae”

“Mwo? Ckk .. kau kira perasaanku ini apa ?!”

“Bu bukan itu maksudku Jae ..” Jae Hyun mempercepat langkahnya meninggalkan Jieun, Jieun mencoba mengimbanginya namun tak berhasil ia terpaksa meraih lengan Jae Hyun supaya namja itu berhenti sejenak. Jae Hyun berbalik memandang Jieun malas, namun sedetik kemudian matanya terbelalak ketika Jieun mencium bibirnya secara tiba-tiba. Ciuman itu berlangsung cukup lama, kini Jae Hyun yang mendominasi. Pandangan dari para pengunjung taman lainnya tak mereka hiraukan.

“Aku , entah itu kapan aku mulai menyukaimu Jae dan aku juga tidak ingin Clouds bubar, kumohon kembalilah dan kita capai impian kita bersama” ujar Jieun setelah ciuman mereka usai. Jae Hyun terlihat masih belum bisa memberikan keputusan untuk kembali lagi ke Clouds.

“Kumohon ..” pinta Jieun.

“Ingatlah saat dulu kita tertawa bersama dan betapa senangnya saat lagu kita diputar diradio Jae, dan seminggu kemudian menempati puncak pertama, itu saat saat terindah bagiku Jae, sungguh, begitu juga bagi Kai dan Luhan. Aku tak membela Kai, aku juga paham perasaanmu tapi Kai melakukannya untuk kita semua bukan untuk dirinya sendiri Jae” Jae Hyun terdiam seakan mengingat kembali moment bersama Clouds, ia tak mau menyangkal bahwa hidupnya menjadi lebih berarti saat ia bersama Kai juga Luhan di Clouds terutama karena wanita yang disukainya, Lee Jieun.

“Baiklah, aku akan kembali dan itu semua karena mu bukan karena namja hitam itu” Mereka tersenyum. Jieun memeluk Jae Hyun.

)()()()(

Luhan tersenyum bangga ketika melihat wajahnya ditelevisi bersama anggota Clouds lainnya, mereka telah debut dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Impiannya tidak sia-sia, ayahnya sudah pensiun dan kini tak henti-hentinya ia memuji anaknya yang telah sukses dengan masa depan pilihannya itu. Ia bahkan sempat menitikan air mata saat mendapat penghargaan sebagai pendatang baru terfavorit di penganugrahan musik. Luhan akan sangat emosional jika menceritakan masa-masa bersama Clouds saat tampil di reality show. Perjanjian untuk tidak saling menyukai antar anggota Clouds telah dihapus karena Jieun dan Jae Hyun sekarang tengah menjalin hubungan.

Jae Hyun sedari tadi tak mau melepas tangannya yang melingkar di perut Jieun, ia menyelipkan kepalanya dibahu Jieun dan sesekali mengecup pipi Jieun.

“Yaak yaak yaak .. lihatlah namja itu, kau senang eoh ? mendapatkan tuan putri kami” ujar Luhan.

Jae Hyun hanya memeletkan lidahnya. “ Isshh kau tidak malu eoh ?”bisik Jieun dan mendapat gelengan dari Jae Hyun.

“Ahh menyebalkan sekali melihat kalian berdua, aku jadi kangen Juniel” Kai merutuki dua insan yang tengah dimabuk cinta itu.

“Jieun-a ayo kita cari tempat yang lebih sepi” Jae Hyun meraih lengan Jieun dan membawanya pergi.

“Yaaakk latihan belum selesai” seru Luhan.

Seperti itulah mereka, bahkan setelah debut dan terkenal mereka masih sering bertengkar karena hal-hal sepele namun itulah yang membuat mereka semakin solid.

)()()()(

“Kita sambut group band fenomenal CLOUDS”

“Wuuuu ... “ teriakan-teriakan menggeman diseluruh stadium luas yang lebih luas dibanding aula saat mereka menyanyi dipentas seni kampus.

Seperti awan akhirnya mereka berada diatas dengan usaha mereka sendiri, sebuah impian yang tak pernah para orang tua pikirkan akan berhasil. Namun dengan menggabungkan impian tersebut didalam sebuah nama CLOUDS mereka meraih keberhasilan.


The end ,, ah ni ff oneshoot yang lumayan panjang menurutku hehe iya gak ? apa kurang panjang ? kasih masukan ya, yang ganteng juga yang cantik biar author nya tau kurang dimana .. 

Comments

  1. Kereen :3

    an jaehyun yg maen bareng KSH ya di Kau yg berasal dari bintang lol
    tp aku agak lupa wajahnya haha
    trs parah masa si polos yoseob dpt peran kaya gt haha

    btw,aku bner2 envy ma km
    q z mau bikin FF brtaun2 gak jadi2 haha
    emang ya kalau ada bakat mah pst lbih gampang,
    keep writing and Hwaiting ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe .. sekali-kali yeseob kek gitu kan seru ... maksih maksih (_ _)

      Delete
  2. Bagus~!!!! Ak pengen bnget bca ff IU-Jaehyun >< Tpi keknya kmungkinan nemunya tipis bnget, tp sneng bnget pas nemu ini. Awalnya kukira in FF KaIU loh XD

    ReplyDelete

Post a Comment