I Love Our Love


Cast    : Lee Jieun (iu), Byun Baekhyun ,Xi Luhan.

Genre : Romance, PG 16, Drama

Lenght: Oneshoot


Aku bikin ff baru Cuma oneshoot sih tapi lumayan lah,, hope you like it. Mian kalo banyak typo. Cuma menyalurkan inspirasi yang lewat aja hehe...
Dont be plagiator okeh ...



Haruskah? Haruskah ia seperti itu? Omo, bahkan dia tak mengabariku. Apa aku sudah tak dianggapnya?. Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan, omo aku bisa gila.

Jieun gusar, pikiran-pikiran aneh melayang dikepalanya. Sudah hampir dua hari ia tak mendapat kabar dari kekasihnya, Baekhyun. tepatnya sejak Baekhyun keluar kota. Baekhyun sedang diluar kota karena tuntutan pekerjaannya, namun bukan itu yang membuat Jieun khawatir, Baekhyun pergi dengan sekretarisnya Lee Ha na, hanya berdua. Dan yang Jieun tahu, Ha na sepertinya sudah sejak lama menaruh hati pada kekasihnya, dan mungkin saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mungkin saja ia akan menggoda Baekhyun disana.

“Omo Baekhyun-a kau sedang apa? Apa kau sedang bersenang-senang dengan gadis itu? Apa sangat sulit mengirimiku sebuah SMS saja” racau Jieun, ia berguling-guling tak jelas di apartment nya. Sesekali kakinya menendang bantal disampingnya.

“Haruskah aku menyusulnya?” Jieun bertanya pada dirinya sendiri.

“Aaa sepertinya itu berlebihan” Jieun mengurungkan niatnya.

“Aaa tapi kenapa sama sekali tidak ada kabar !” kesal Jieun. Jieun memandangi layar handphone nya. Datar, sama sekali tidak ada SMS ataupun sebuah panggilan.

Drrtt Drrtt

Jieun memandang handphone nya dengan mata berbinar, handphone nya berbunyi tanda ada pesan masuk. Namun seketika ia kembali tak bersemangat, tertera sebuah nama ‘Si Rusa’ disana.

“Dasar Luhan, kukira Baekhyun yang mengirim pesan” Dengan malas jarinya menekan tombol baca.

Yaaak Jelek, sedang apa? Hee Rin mengadakan party malam ini, bagaimana kalau kita datang

“Yaakk siapa yang kau panggil jelek, dasar rusa jelek” Jieun mengumpat temannya itu sembari membalas pesannya.

Ani, aku sedang tidak mood hari ini, kau saja sendiri.

Yaak ayolah aku tidak ada pasangan, sekali saja lagi pula Baekhyun sedang tidak ada kan? Kau bisa bersenang-senang disana, eotthe ?

Jieun menghela nafas, benar juga sih, selama berpacaran dengan Baekhyun, Jieun sama sekali tidak diizinkan untuk keluar malam apalagi untuk party. Tak ada salahnya lagi pula ia sedang malas memikirkan kekasihnya yang bahkan tidak mengabarinya sama sekali.

Tak lama Jieun pun membalas pesan Luhan.

Oke baiklah karena kau memaksa, aku tak punya pilihan lain keke. Jemput aku satu jam lagi dan ingat jangan sampai Baekhyun tahu tentang ini.

Luhan membalasnya lagi

Cihh dasar, ne ne arraso

Jieun beranjak, ia segera bersiap-siap. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi, kini ia berdiri didepan lemari dan memilih pakaian yang akan ia gunakan malam ini.

“Ah ini terlalu kuno”

“Ini sangat biasa”

“Yang ini, aku sudah sering memakainya”

“Eumm ini terlalu monoton”

Tumpukan dress kini berserakan dikasurnya, ia belum menemukan yang pas. Tersisa lima dress yang tergantung dilemarinya. Tangannya lalu mengambil sebuah mini dress ketat warna biru pekat.

“Omo haruskah aku memakai ini ?” Jieun terkikik sendiri membayangkan dirinya menggunakan busana yang terbilang sangat jarang dipakainya ini, sudah lumayan lama sejak ia membelinya namun karena Baekhyun tak menyukai Jieun memakai pakaian yang terlalu seksi, Jieun jarang memakainya lagi.

Akhirnya Jieun memakai mini dress itu juga, ia duduk didepan cermin, merias wajah agar nampak cocok dengan dress yang dipakainya. Dipoleskannya bedak tipis dan juga sedikit blush on pink dipipinya, ia mengambil sebuah lipstik merah terang untuk bibirnya. 
Rambutnya ia gulung keatas dan membiarkan sedikit anak rambutnya terurai menambah kesan seksi. Sekarang ia sudah siap. Ia sedikit bergaya didepan cermin.

“Oke aku akan bersenang-senang malam ini yeayy,, Aku tak peduli padamu Baekhyun-a” Jieun sedikit berteriak pada bayangannya sendiri dicermin.

Tak lama Luhan pun datang.

“Woww, Are you really Lee Jieun my friend?” Luhan terperangah melihat penampilan Jieun yang ekstra ordinary dari biasanya.

“Of course” jawab Jieun santai.

“Are you ready girls ?”

“Yeah i’m ready” jawab Jieun semangat.

“Lets go” teriak Jieun dan juga Luhan.

Sesampainya diparty, Jieun langsung menuju lantai dansa yang sudah dipenuhi dengan puluhan orang yang mengikuti alunan musik nan berisik.

Luhan yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Heyy siapa gadis yang kau bawa, sepertinya tidak asing?” tanya Hee rin sembari sedikit berfikir.

“Coba lihat baik-baik” jawab Luhan santai dan kembali meneguk vodca nya.

“O omo apa itu Jieun?”

Luhan mengangguk

“Ada apa dengannya? Tak biasanya?”

Luhan mengedikan bahunya.

“Mungkin ia sedang ada masalah dengan Baekhyun” tambahnya.

“Ah tapi biarlah, sekali-kali ia bersenang-senang melepas masalahnya, sejak berhubungan dengan laki-laki itu aku tak pernah melihatnya seperti ini lagi” 


Luhan hanya bisa mengangguk

“Selamat atas pertunangannmu”

“Ne gomawo, kalau begitu aku kesana dulu. Jaga anak itu” Hee rin pun berlalu dari hadapan Luhan.

Jieun menghampiri Luhan, tanpa aba-aba ia menenggak minuman Luhan.

“Yaaakk kau bisa mabuk” Luhan berusaha mencegah Jieun namun ditepisnya.

“Yaakk sekali saja, sudah lama aku tak minum” setelah meneguk habis minuman Luhan, ia menarik Luhan untuk berdansa bersamanya. Mau tidak mau Luhan pun menurut.

Jieun mengangkat kedua tangannya, kepalanya bergeleng-geleng menikmati alunan musik disko, tubuh yang terbalut dress ketat membuatnya terlihat seksi, seakan menjadi primadona mata lelaki disekitarnya menatapnya tanpa berkedip, namun Luhan menjaga Jieun dari laki-laki yang ingin mendekatinya.

“Woooo ...” Jieun berteriak. Luhan hanya bisa tersenyum melihat temannya itu begitu lepas malam ini.

Semenjak berpacaran dengan Baekhyun Jieun terlihat terkekang, itu menurut pandangan Luhan, namun Jieun selalu saja menurut, Luhan tahu sebera besar Jieun begitu mencintai Baekhyun. Luhan suka jika Jieun seperti ini, setidaknya ia bisa melihat wanita yang disukainya bahagia meskipun sesaat. Jika saja, jika saja ia berani mengungkapan perasaannya lebih dulu, mungkin kini Jieun sudah menjadi miliknya. Ia mengakui memang tidak akan pernah ada, wanita dan laki-laki berteman tanpa mempunyai perasaan lain. Dan hal itu yang terjadi padanya sekarang atau mungkin dari dulu namun baru disadarinya sekarang. Bukan tanpa alasan ia belum mempunyai yeojachingu, ia masih dan akan selalu mengharapkan Jieun, ia rela meskipun hanya bisa menjadi teman Jieun, mendengarkan curhatannya, bergurau dan menjadi guardian angel untuk Jieun. 

***

Jam dua dini hari, Luhan mengantarkan Jieun ke apartmentnnya. Jieun sudah tak berdaya karena mabuk.

“Ahhn .. omo sudah kukira kau akan seperti ini” keluh Luhan ketika melihat Jieun tergeletak disampingnya. Ia semakin melajukan mobilnya ditengah jalanan yang sudah mulai sepi. Sesampainya diparkiran apartment Jieun, Luhan berusaha menopang Jieun, ia membawanya dengan susah payah.

“Baek hyun ..” gumam Luhan ketika melihat seorang namja tengah berdiri didepan pintu apartment Jieun. Baekhyun pun menoleh.

“Oh Luhan-ssi ,, “

“Omo Jieun kenapa?” Baekhyun merengkuh tubuh Jieun dari Luhan.

“Dia mabuk, tadi aku mengajaknya ke pesta, tapi tidak ku sangka ia akan semabuk ini”

“Oh begitu,, aisshh yeoja ini benar-benar ...” umpat Baekhyun.

“Kalau begitu aku pulang dulu” pamit Luhan.

“Ne, gomawo sudah mengantarnya Luhan-ssi” Baekhyun sedikit membungkuk.

Baekhyun pun mulai membawa Jieun masuk, ia merogoh tas Jieun untuk mengambil kunci pintunya.

“Lihatlah pakaian mu,, omo dasar kau ini, beginikah kau jika aku tak ada ? untung Luhan lelaki baik-baik jika tidak sudah habis kau olehnya” Baekhyun mencibir meskipun ia tahu Jieun tak sadarkan diri.

Baekhyun merebahkan Jieun disofa, melihat Jieun dengan pakaian seperti itu, tak dipungkiri Baekhyun sedikit kelimpungan, ia merasa sedikit panas, ia menelan air liurnya susah payah.

“Aiisshh apa yang kupikirkan .. !”

“Baekhyun-a kau dimana? Apakah kau sedang bersenang-senang dengan rubah itu hahh ?!” Jieun mengigau tak jelas.

Baekhyun mendekati Jieun

“Heyy aku disini? Siapa yang bersenang-senang dengan rubah?”

Jieun sedikit membuka matanya, ia terduduk sempoyongan.

“Yaaakk kau, Baekhyun tidak tahu diri, pergi dengan rubah itu dan sama sekali tidak mengabariku eoh ?!” Jieun menunjuk-nunjuk kearah Baekhyun, ia mengeluarkan semua unek-uneknya yang disimpan selama dua hari ini.

Baekhyun menggeleng pelan, ia memang salah tidak menghubungi Jieun selama keluar kota, tapi ada alasan ia melakukan hal itu, pertama ia lupa membawa handphone nya dan yang kedua ia sangat sibuk mengurusi proyek barunya itu disana, ia bahkan tak berfikir sedikitpun untuk berbuat macam-macam dengan Lee Ha na.

“Jieun-a mianhae ,, aku tak berbuat macam-macam dengan Ha na-ssi sungguh, aku murni mengurus pekerjaan disana” Baekhyun mencoba menjelaskan meski ia rasa percuma karena Jieun sedang mabuk.

“Aaaahh aku tak percaya padamu” Ujar Jieun, ia ambruk kepelukan Baekhyun.
Baekhyun menghela nafas. Ia menggendong Jieun menuju kamarnya. Ia merebahkan Jieun dengan hati-hati. Namun tiba-tiba  kedua tangan Jieun merengkuh leher Baekhyun dan membuat ia terdorong kedepan dan bibir mereka pun bersentuhan. Baekhyun mengerjapkan matanya beberapa kali. Haruskah ia mengambil kesempatan ini? Baru dua hari ia tak bertemu Jieun namun tak bisa dipungkiri, ia sangat merindukan yeojanya itu. Bibir mereka masih menempel. Baekhyun masih diam dengan posisi itu.

Oh Tuhan,,, aku juga laki-laki normal, kenapa harus ada situasi seperti ini?

Maafkan aku Tuhan hehe

Baekhyun mulai menggerakan bibirnya diatas bibir Jieun, bibir cherry Jieun yang  sangat ia rindukan, ia melumatnya pelan, Baekhyun sangat menikmati aktivitasnya ini. Sesekali menghisapnya, menggigit nya pelan, juga terdengar suara decapan. ia serasa tak akan pernah bisa mengakhiri ciuman ini. Jieun mulai melenguh, Jieun bangun terduduk namun masih dengan mata tertutup, spontan Baekhyun melepaskan ciuman sepihaknya.

“Kau kau ...” belum sempat Jieun merampungkan ucapannya, ia kembali tergeletak.

Baekhyun mengelus dadanya, “Yeoja ini selalu saja membuatku terkejut” 

Baekhyun beranjak dan menyelimuti Jieun, ia tak boleh memandangi Jieun terlalu lama, bisa-bisa ia hilang kendali. Baekhyun keluar dari kamar Jieun kemudian menutup pintunya. Ia  merebahkan diri disofa ruang tamu.

***

Jieun menggeliat pelan, ia membiaskan cahaya yang masuk melalui matanya. Wajahnya lusuh, perutnya mual, dan kepalanya pusing. Serasa ada sesuatu yang akan keluar dari dalam perutnya. Ia berlari menuju kamar mandi. Semua isi perutnya keluar begitu saja, dengan badan sempoyongan Jieun berjalan kearah dapur. Ia memicingkan matanya ketika melihat sesosok namja menggunakan celemek memunggunginya.

“Oh kau sudah bangun?” ujar namja itu yang ternyata Baekhyun.

“O oppa? Kau disini? Kau sedang apa?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Jieun.

“Duduklah dulu, oppa sudah memasakanmu sup tauge untuk menetralisir alkohol yang ada ditubuhmu” Jieun menurut, ia duduk dan dengan sabar menunggu sup yang sedang disiapkan Baekhyun.

Jieun memakan sup dalam diam, sesekali ia melirik Baekhyun yang memperhatikannya tanpa berkedip.

“Oppa kapan kau pulang ?” tanya Jieun memecah keheningan.

“Tadi malam, dan aku langsung kesini karena merindukanmu tapi aku menemukanmu mabuk” ucap Baekhyun datar.

“Mianhae oppa,, aku tak akan mengulanginya lagi” Jieun menunduk sembari menyuapkan sup kedalam mulutnya.

“Awas saja, sekali lagi aku melihatmu begitu, kau habis Jieun”

“N ne ani oppa”

“Kau tidak tahu, aku sangat khawatir padamu. Kau keluar malam dengan pakaian seperti itu, bisa saja kau di .... aisshh sudahlah” Baekhyun tak mau melanjutkan perkataannya, ia sudah melihat Jieun sepertinya menyesal dengan kelakuannya. Jieun semakin menunduk.

“Ne mian oppa,, tapi salahmu juga yang sama sekali tak menghubungiku” gumam Jieun yang hampir seperti berbisik namun masih bisa terdengar oleh Baekhyun. Ia tak berani menatap langsung namja didepannya itu.

“Aiisshh kau ini, terus saja membela diri ... “ Baekhyun semakin geram. Hampir saja sendok disampingnya melayang ke kepala Jieun. Ia menghela nafas.

“Handphone ku tertinggal, dan kau tahu kan aku sangat sibuk mengurus proyek disana” jelas Baekhyun.

“Be benarkah?” Jieun bertanya meski ia takut. Hatinya masih belum puas dengan penjelasan Baekhyun, mungkin saja Baekhyun mengada-ada.

“Kau tidak percaya padaku? Jadi harus bagaimana agar kau percaya? Aku melakukan semua ini untuk mu, aku bekerja keras untuk mu agar kita bisa cepat menikah. Kau bahkan tak menghargai kerja keras ku. Enak-enakan keluar malam dengan pakaian seperti itu. Haruskah kita putus?”

Jieun seketika terbelalak memandang Baekhyun, ia tidak menyangka akan keluar kalimat seperti itu dari namja yang telah bersamanya 1 tahun ini.

“Ck, oppa ingin kita putus? Aku tahu aku salah, tapi tolong mengerti perasaanku juga, kau pergi selama dua hari dan sama sekali tidak ada kabar, yeoja mana yang akan tenang oppa? Dan oppa tahu dengan pasti Lee Ha Na menyukai mu dari dulu, itu semakin membuatku khawatir kau tahu?” Jieun tak bisa lagi menngontrol emosinya, ia menggebrak meja dan berlalu dari hadapan Baekhyun.

Baekhyun menghela nafasnya kasar. Tak seharusnya keluar kalimat putus dari mulutnya. Tapi Baekhyun tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya itu, ia hanya.. hanya terbawa emosi.

Jieun terisak didalam kamarnya, tak lagi mampu membendung air mata yang sedari tadi ingin jatuh.

Kau sama sekali tak pernah percaya padaku, aku sudah dewasa, apa salahnya keluar malam? Dan sama sekali tidak mengerti perasaan ku , aku mengkhawatirkanmu, apa itu salah?

Jieun menghembuskan nafas lewat mulutnya. Terdengar suara pintu terbuka, mungkin Baekhyun. Jieun menenggelamkan dirinya dibalik selimut. Ia lelah jika harus bertengkar lagi. Jieun tahu ia salah dan Baekhyun juga tahu ia juga salah. Baekhyun mendekati Jieun, ia duduk dipinggiran kasur.

“Jieun-a mian, aku menyesal mengatakan hal itu tadi, tapi aku tidak sungguh-sungguh, aku hanya terbawa emosi, aku kurang mengerti perasaanmu, aku tahu benar Ha na memang menyukaiku, tapi sebesar apapun cintanya padaku tidak akan merubah apapun karena aku hanya mencintaimu. Berkali-kali aku menolaknya dan ia pun sudah mulai ingin merubah perasaannya terhadapku.” Baekhyun berkata panjang lebar, namun Jieun tak bergeming. Ia masih saja menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

“Heyy ,, maaf, maafkan aku” Baekhyun menowel punggung Jieun. Lagi, ia menusuk-nusuk punggung Jieun dengan jari telunjuknya. Jieun berbalik.

“Yaakk geli oppa” ia mengerutkan bibirnya. Baekhyun semakin menggelitiki Jieun.

“Yaaak hentikan ,,,” Jieun menggelinjang kemana-mana.

“Jadi kau memafaatkanku?” Jieun tampak berfikir.

“Jawab” Baekhyun kembali menggelitiki Jieun.

“Yaaakk Ne ne ne ... “ tampak sebuah senyuman mengembang dibibir Baekhyun.

“Ah aku lelaaaahhh” Baekhyun memeluk erat Jieun erat.

“Yaaakk aku tak bisa bergerak oppa”

Baekhyun diam, ia hanya tersenyum sembari memejamkan matanya.

“Cihh dasar ...” Diam-diam Jieun tersenyum, ia tahu semarah apapun Baekhyun padanya, itu semua demi kebaikan untuknya namun kadang Baekhyun terlalu berlebihan menghawatirkannya.

“Oppa ..”

“Hmm ..”

“Tadi malam, aku bermimpi tapi seakan nyata”

“Mimpi apa? Mimpi menikah denganku ya?”

“Ck ani ,, aku bermimpi kau menciumku tapi terasa sangat nyata”

Baekhyun membuka matanya lalu tersenyum tak jelas.

“Yaakk wae? Kenapa oppa tersenyum?”

“Kekeke pikirkan saja sendiri” ia memejamkan matanya lagi, lengan kekarnya semakin mengerat dipinggang Jieun.

“Yaakk jangan-jangan kau telah mengambil kesucian bibirku? Omo aku sudah ternodai”

“Kau berlebihan,, kita sudah pernah melakukannya beberapa kali bodoh. Itu artinya bibirmu sudah tak suci lagi. Kau ini seperti anak SMP saja”

“Kekeke ... benar juga ya” Jieun nyengir.

“Oppa”

“Hmm ..” 

“Perutku mulas, bisakah kau melepaskanku aku ingin ke kamar mandi”

“Yaakk jorok, selalu saja merusak suasana” Baekhyun pun melepaskan pelukannya.

“Keke .. mian ini darurat oppa” Jieun berlari, namun bukan kearah kamar mandi, ia kearah dapur. Baekhyun mengerutkan keningnya.

“Yaakk kamar mandi disana babo”

“Aku berbohong .. Aku lapar oppa,, hehe”

“Yaaakk ...” Baekhyun pun menyusul Jieun.  

The End






Comments

Post a Comment