Cast: Iu (Lee Jieun), Suho (exo).
Genre: Drabble
Lenght: Oneshoot
Terinspirasi dari lagu Iu yang gloomy clock, Ga sama persis sih, semoga pada suka
ya, he tapi kalo gak suka juga gak papa, cuma menuangkan inspirasi yang lewat
aja :P ...
DONT be plagiat.. ;p
Jieun hanya mengaduk-aduk
ramyunnya malas, sekarang akhir pekan namun ia hanya diam diapartement nya
seorang diri, ya tentu saja. Ia wanita lajang yang tinggal sendiri di kota
metropolitan Seoul, tepatnya wanita karir yang baru diputuskan kekasihnya, Jonghyun.
Hanya sebuah lagu yang menemaninya, lagu Gloomy Clock yang membuat suasana hatinya
semakin malas kemana-mana ditambah cuaca yang sedang turun hujan.
Jieun menopang dagunya , menatap nanar kearah jam
dihadapannya. Waktu terasa sangat lambat hari ini.
uurhada uurhae
jigeumi
shigan en uurhada
uurhada uurhae jigeumi
myeot shiji ? yeorhanshi ban
shigan en uurhada
uurhada uurhae jigeumi
myeot shiji ? yeorhanshi ban
uurhada uurhae
tto uul shigyega
jjae kkag jjae kkag
tto uul shigyega
jjae kkag jjae kkag
uurhada uurhae ramyeon
wae meogeotji? sal jjigetne
wae meogeotji? sal jjigetne
biga onda bigawa
kkeun jeoggeorige jakku bigawa
jami onda jamiwa geunyang
sesang mansa gwichanha
sesang mansa gwichanha
shigani heureumyeon
gaseum
jjijeo jideon ibyeoldo
shigani heureumyeon ibul
geodeo chal eorin gieogdo
ijhyeo jinda
ijhyeo jyeo geunyang
jeonyang hwig hwig jinaga
ijhyeo jinda
ijhyeo jyeo geuttaen
geuge jeonbun jul aratneunde
jjijeo jideon ibyeoldo
shigani heureumyeon ibul
geodeo chal eorin gieogdo
ijhyeo jinda
ijhyeo jyeo geunyang
jeonyang hwig hwig jinaga
ijhyeo jinda
ijhyeo jyeo geuttaen
geuge jeonbun jul aratneunde
shigani heureumyeon
jigeum iri uurhan geotdo
shigani heureumyeon himdeulda
jing jing daetdeon geotdo
hanttae randa hanttae ya
nalkaroun gamjeongui gieogi
mudyeojin da mu dyeojyeo
nemoga darha jyeo woni dwae
jigeum iri uurhan geotdo
shigani heureumyeon himdeulda
jing jing daetdeon geotdo
hanttae randa hanttae ya
nalkaroun gamjeongui gieogi
mudyeojin da mu dyeojyeo
nemoga darha jyeo woni dwae
uurhada uurhae mu
dyeojyeo
ganeun ge uurhada
sseub sseurhada sseub sseurhae
hanyag daryeo
mashin deut sseub sseul
ganeun ge uurhada
sseub sseurhada sseub sseurhae
hanyag daryeo
mashin deut sseub sseul
uurhada uurhae byeol
geotdo aninde uurhada
uurhada uurhae uul uul
yeolmae meogeun deut uul
geotdo aninde uurhada
uurhada uurhae uul uul
yeolmae meogeun deut uul
Jieun menguap, dengan malas ia menyanyi mengikuti lirik lagu
yang ia dengarkan. Tega-teganya Jonghyun memutuskannya begitu saja setelah 2 tahun berhubungan dengannya. Jieun tak menangis meraung-raung, ia yeoja kuat, ia hanya bisa tertawa, tertawa miris untuk dirinya sendiri.
Apa yang sebenarnya ia pikirkan?
flashback
"Jieun, kita harus mengakhiri hubungan kita" ujar Jonghyun dengan santainya.
Jieun seketika tersedak mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari namjanya itu.
"W Wae ? Kenapa tiba-tiba seperti ini? apa salahku? apa aku menyakitimu? atau mungkin kau tak suka dengan gaya rambutku yang baru?" Yang benar saja Jieun bahkan menanyakan gaya rambutnya. Jieun hanya bertanya sesuai yang ada dipikirannya. ia terlalu bingung menyikapi semua ini. Sosok yeoja karir yang tampak cerdas dikantor kini tergantikan dengan yeoja bertampang bodoh.
"Kau tidak salah, aku yang salah .. aku sudah tidak memiliki perasaan terhadapmu. Semuanya hilang seiring berjalannya waktu"
Jieun tak bisa berkata-kata lagi mendengar alasan Jonghyun.
"Yang benar saja?"
Selesai mengatakan semua itu, Jonghyun meninggalkan Jieun begitu saja.
flashback end
Apa yang sebenarnya ia pikirkan?
flashback
"Jieun, kita harus mengakhiri hubungan kita" ujar Jonghyun dengan santainya.
Jieun seketika tersedak mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari namjanya itu.
"W Wae ? Kenapa tiba-tiba seperti ini? apa salahku? apa aku menyakitimu? atau mungkin kau tak suka dengan gaya rambutku yang baru?" Yang benar saja Jieun bahkan menanyakan gaya rambutnya. Jieun hanya bertanya sesuai yang ada dipikirannya. ia terlalu bingung menyikapi semua ini. Sosok yeoja karir yang tampak cerdas dikantor kini tergantikan dengan yeoja bertampang bodoh.
"Kau tidak salah, aku yang salah .. aku sudah tidak memiliki perasaan terhadapmu. Semuanya hilang seiring berjalannya waktu"
Jieun tak bisa berkata-kata lagi mendengar alasan Jonghyun.
"Yang benar saja?"
Selesai mengatakan semua itu, Jonghyun meninggalkan Jieun begitu saja.
flashback end
TOK TOK TOK
Terdengar kerukan pintu apartement Jieun berbunyi.
“Nuguya?” ucap Jieun sedikit berteriak tanpa beranjak dari
kursinya sedikitpun.
“Suho” jawab orang dibalik pintu yang ternyata Suho,
tetangga Jieun yang juga berstatus partner kerja dikantor. hanya teman dan itu memang benar, percayalah masih ada dibumi ini wanita dan laki-laki bisa berteman, tak pernah ada perasaan suka terlintas dibenak mereka. Mereka murni berteman. Cukup dekat namun mereka masih membatasi kedekatan itu karena mereka juga sadar, mereka tetaplah lawan jenis. Sama-sama merantau ke kota tanpa sanak saudara.
“Masuklah, pintunya tidak dikunci” ujar Jieun lagi-lagi
berteriak.
Suho pun mulai memasuki apartment Jieun, ia memandang Jieun
dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan ditambah dengan mukanya yang muram.
“Kau kenapa?” tanya Suho penasaran karena wajah Jieun tampak lebih
mengerikan dari dirinya saat ini.
“Ani aku tidak papa, Kau yang kenapa? Kenapa wajahmu ditekuk
begitu?” Ujar Jieun malas sembari memandang Suho sekilas. Suho menarik kursi dihadapan Jieun dan mendudukinya
dengan malas, menopang dagunya sama seperti Jieun.
“Aku diputuskan oleh Jiyeon” ujar Suho lemas. Jieun sempat
terbelalak namun beberapa detik kemudian ekspresinya kembali datar.
“Kenapa nasib kita bisa sama?”ujar Jieun kemudian. Kini Suho
yang terbelalak melebarkan matanya tak percaya, kenapa bisa bersamaan seperti
ini, batinnya. Keduanya menghembuskan nafas berat bersamaan.
·
- Cuaca yang tidak mendukung alias hujan
·
- Akhir pekan yang dihabiskan dengan kesendirian
·
- Putus dari pasangan masing-masing
Jika ada tes kecocokan sudah dipastikan Suho dan Jieun yang
akan menang. Hari yang suram untuk kedua insan yaitu Suho dan Jieun.
Bermalasa-malasan didalam apartement, hanya itu yang bisa mereka lakukan. Gloomy
day oh gloomy day !
"Apakah ada bir dikulkas?" Tanya Suho memecah keheningan.
"Yaakk siang-siang begini ingin mabuk eoh? tapi lihat saja sendiri jika masih ada ambilkan aku satu..."
"Cihh...." cibir Suho dan bangkit dari kursinya. Suho mulai membuka kulkas Jieun dan bersyukur masih ada tiga bir didalam, ia mengambil semuanya. Menyerahkan satu botol pada Jieun. Tanpa ba bi bu lagi Jieun membukanya dan langsung menenggaknya kasar.
"Yaaakk pelan-pelan, sebenarnya siapa yang ingin mabuk?" Sindir Suho pada temannya itu. Jieun hanya memandang sengit. Suho pun melakukan hal yang sama, ia menenggak bir nya namun terlihat ekspresi yang terlihat seperti anak SD yang baru pertama kali minum bir setelahnya (mana ada anak SD minum bir, ?)
"Hahaha ... Kau itu tidak pintar minum, jangan dipaksakan" Jieun meremehkan.
"Lihat ini, aku akan menghabiskannya, jangan meremehkan seperti itu" Suho mulai menenggak habis dengan ekspresi tak menyenangkannya. terkesan memaksakan yang memang sebenarnya ia bukan peminum yang baik.
"Yaakk sudah sudah, jangan sampai kau mabuk berat lalu memperkosaku" Jieun memang sering mengatakan apapun tanpa disaring dulu. blak-blakan itulah dia.
"Yaakk, kau itu perempuan kenapa bicara sembarangan seperti itu" Suho tak habis pikir pada temannya itu.
Mereka seakan lupa dengan gloomy day mereka dan tergantikan dengan pertikaian-pertikaian yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas. Ya, itulah Suho dan Jieun.
"Gloomy day !" ucap Jieun lantang sembari mengacungkan birnya keatas, alkohol yang ia minum sudah mempengaruhi kesadarannya.
"Gloomy heart" tambah Suho, mengikuti tingkah temannya yang juga sama kacaunya dengan dirinya hari ini.
"All feel Gloomy" ucap Jieun dan Suho bersamaan. Sama-sama terpengaruh minuman yang mereka tenggak. Saling meracau tak jelas dan sesekali mengikuti lirik lagu yang mengalun diapartment Jieun, mengeluarkan semua rasa galau yang memenuhi hati mereka masing-masing. Tampak seperti orang gila.
Fin ~
"Apakah ada bir dikulkas?" Tanya Suho memecah keheningan.
"Yaakk siang-siang begini ingin mabuk eoh? tapi lihat saja sendiri jika masih ada ambilkan aku satu..."
"Cihh...." cibir Suho dan bangkit dari kursinya. Suho mulai membuka kulkas Jieun dan bersyukur masih ada tiga bir didalam, ia mengambil semuanya. Menyerahkan satu botol pada Jieun. Tanpa ba bi bu lagi Jieun membukanya dan langsung menenggaknya kasar.
"Yaaakk pelan-pelan, sebenarnya siapa yang ingin mabuk?" Sindir Suho pada temannya itu. Jieun hanya memandang sengit. Suho pun melakukan hal yang sama, ia menenggak bir nya namun terlihat ekspresi yang terlihat seperti anak SD yang baru pertama kali minum bir setelahnya (mana ada anak SD minum bir, ?)
"Hahaha ... Kau itu tidak pintar minum, jangan dipaksakan" Jieun meremehkan.
"Lihat ini, aku akan menghabiskannya, jangan meremehkan seperti itu" Suho mulai menenggak habis dengan ekspresi tak menyenangkannya. terkesan memaksakan yang memang sebenarnya ia bukan peminum yang baik.
"Yaakk sudah sudah, jangan sampai kau mabuk berat lalu memperkosaku" Jieun memang sering mengatakan apapun tanpa disaring dulu. blak-blakan itulah dia.
"Yaakk, kau itu perempuan kenapa bicara sembarangan seperti itu" Suho tak habis pikir pada temannya itu.
Mereka seakan lupa dengan gloomy day mereka dan tergantikan dengan pertikaian-pertikaian yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas. Ya, itulah Suho dan Jieun.
"Gloomy day !" ucap Jieun lantang sembari mengacungkan birnya keatas, alkohol yang ia minum sudah mempengaruhi kesadarannya.
"Gloomy heart" tambah Suho, mengikuti tingkah temannya yang juga sama kacaunya dengan dirinya hari ini.
"All feel Gloomy" ucap Jieun dan Suho bersamaan. Sama-sama terpengaruh minuman yang mereka tenggak. Saling meracau tak jelas dan sesekali mengikuti lirik lagu yang mengalun diapartment Jieun, mengeluarkan semua rasa galau yang memenuhi hati mereka masing-masing. Tampak seperti orang gila.
Fin ~
Comments
Post a Comment