Cast : Lee Ji Eun
(IU), Byun Baekhyun, Lee Jang Woo.
Genre : Romance, Comedy, PG.
Lenght: Oneshot.
Jieun tidak bisa tidur, ia membayangkan kencannya besok,
kencan pertamanya. Seperti orang yang kurang waras, senyuman tak mau lepas dari
wajahnya. Membayangkan hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Hatinya
bergemuruh, bercampur antara senang, gugup, takut, malu dan masih banyak lagi
yang tak bisa ia jabarkan. Tepatnya dua hari lalu ia mendapatkan pengakuan
cinta dari teman sekelasnya yaitu Byun Baekhyun. Namja hiperaktif, crewet namun
terkadang cool disaat-saat tertentu. Kurang lebih mirip dengan karakter Jieun.
Namja yang tak terlalu populer, namja biasa namun bagi Jieun namja yang luar
biasa karena mampu membuat hatinya berdegup seketika saat didekatnya.
Jieun berguling-guling, ia ingin berteriak histeris namun
takut dimarahi eommanya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Sedikit mencubit
pipinya memastikan yang ia rasakan mimpi atau bukan.
“ Omo, aku bisa gilaaaaa” Jieun sedikit berteriak tertahan
namun kemudian membekap mulutnya sendiri.
Kesenangannya sedikit terganggu dengan suara ponselnya,
tanda ada SMS masuk.
“Siapa sih malam-malam begini? Mengganggu saja” gerutunya.
Namun seketika ekspresinya berubah dari kesal menjadi senyum-senyum sendiri
setelah melihat nama sipengirim yang tertera dilayar ponselnya, Baekhyun
crewet. Ia menamainya begitu.
From Baekhyun crewet
“Yaak Jieunie kenapa kau membuat ku tak bisa tidur? Aku tak
sabar menunggu esok kekeke”
Ck, dasar
Ternyata kau pun
merasakan hal yang sama haha pikir Jieun.
Jieun pun membalas SMS Baekhyun
“Yaaakk crewet, kenapa kau juga tak bisa membuatku tidur?
Aku juga tidak sabar kekeke”
Jieunpun menyentuh tombol send.
Lama tak mendapat balasan lagi dari Baekhyun, Jieun
menggerutu kesal.
“Cih, kau tidak mau membalas sms ku hah!?” kesal Jieun pada
layar ponselnya yang terpampang foto Baekhyun.
“Huaah ngantuk juga” Jieun menguap layaknya kerbau. Haha.
***
Jieun menguap, ia membuka matanya perlahan. Ia terdiam,
sekitar satu menit mencoba mengumpulkan nyawanya. Ia bangun terduduk
dikasurnya, mengambil sebotol air mineral dari meja disampingnya. Menenggak
habis isinya. Dengan tampang masih lesu, ia melirik jam dindingnya.
“YAAAKK EOMMA ....” teriak Jieun menggema hampir keseluruh
ruangan rumahnya. Ia melesat menuju kamar mandinya.
Sekitar lima belas menit kemudian Jieun keluar. Ia memakai
handuk kimononya, dengan tergesa-gesa ia membuka lemarinya, ia mencari gaun
favoritnya lebih tepatnya mengacak-acak seluruh bajunya yang ada dilemari namun
tak menemukan baju yang ia cari. Jieun menghirup nafas dalam-dalam.
“Tenang Jieun, coba fikirkan dimana gaun itu” gumamnya
sembari mencoba berfikir namun otaknya buntu. Ia pun bergegas turun kelantai
satu untuk bertanya pada eommanya. Tap tap tap ia mulai menuruni tangga rumahnya
namun tak menemukan sosok yang ia cari hanya ada seonggok manusia yang sedang
tiduran sambil menonton televisi.
“Yaakk Lee Jang Woo dimana eomma?” Tanya Jieun. Orang yang
dimaksud hanya menoleh memandang Jieun sekilas lalu kembali menatap layar televisinya.
Mengacuhkan yeoja yang berstatus sebagai adiknya itu.
“Yaaakk...” emosi Jieun memuncak tak mendapat reaksi yang
diingankan dari kakaknya yang seolah mayat hidup itu.
“Yaaakk sebenarnya siapa yang kau panggil Lee Jang Woo?!”
kakak Jieun akhirnya terusik juga dengan suara adiknya yang terbilang cempreng
itu.
“Hehehe...” Jieun nyengir menggaruk belakang kepalanya.
“Cih..” Jang Woo mencibir.
“Ne oppa ku yang paling tampan, mianhae .... please beri
tahu aku eomma dimana?” bujuk Jieun dengan suara selembut mungkin berbeda 180
derajat dari yang tadi.
Lee Jang Woo lalu tersenyum. Namun ekspresinya kembali
datar.
“Ani.. aku tidak akan menjawabnya” jawab Jang Woo enteng dan
kembali fokus pada acara yang sedang ia saksikan.
“Yaakk oppa oppa oppa aku mohon, ini darurat please” Jieun
memohon pada kakaknya yang jahil itu dengan beraegyo ria.
Lee Jang Woo masih tetap acuh.
“Aku akan membelikanmu Saewookkang dua bungkus” tambah Jieun
mencoba membujuk kakaknya itu. Ia tahu kakaknya sangat menyukai Saewookkang
atau snack udang. Sedetik kemudian Jang Woo tersenyum jahil.
“Ani.. bagaimana kalau tiga bungkus, terima atau tidak sama
sekali” tawar Lee Jang Woo.
Jieun mencibir
“Ne ne baiklah... sekarang beri tahu dimana eomma”
“Dia sedang berbelanja ke Department Store” jawab Jang Woo
kemudian.
“Mwoooo??...” ujar Jieun lemas.
“Memangnya kenapa sih? Kau ini heboh sekali?” tanya Jang Woo
penasaran. Tak biasanya Jieun ribut pagi-pagi begini saat hari Minggu. Tumben
sekali adiknya itu bahkan sudah bangun diwaktu yang masih terbilang pagi, biasanya
ia akan bangun sekitar jam 10 siang.
“Aku ingin menanyakan gaun ku, aku mencarinya dilemari tapi
tak ada” ujar Jieun lemas. Ia menatap jam dinding, ia sudah telat setengah jam.
“Gaun? Gaun yang berwarna ungu dan ada pita dileher sebelah
kanannya?”
Mata Jieun melebar, ia mengangguk-angguk antusias pernyataan
kakaknya itu.
“Aku melihatnya, tadi eomma menjemurnya dihalaman belakang”
“Mwo?” Jieun kembali lemas.
“Aku ada kencan hari ini dan gaunku malah masih basah
ditambah lagi aku sudah terlambat setengah jam, eotteokhae oppa?” Disaat
seperti ini saja, Jieun mau memanggil kakaknya dengan sebutan oppa.
“Pakai saja yang ada, jangan jadi orang lain jika ia
benar-benar menyukaimu, dia akan menerimamu bahkan ketika kau hanya pakai kaos
oblong” Jieun menganga, sulit dipercaya, kakaknya yang superjahil itu bisa juga
mengeluarkan kata-kata bijaksana.
“Sudah cepat sana.. bukankah kau bilang sudah terlambat”
tambah Jang Woo.
Jieun tersadar dan langsung melesat menuju kamarnya.
Lee Jang Woo bergumam “ ternyata adik kecilku sudah
mempunyai namjachingu sedangkan aku masih saja menjomblo. Demi tuhaaaann ini
memalukan” keluhnya. (Hahaha sama author aja oppa keke)
***
Jieun sudah siap, ia memakai kemeja namun tak ia kancingkan
karena didalamnya ia sudah memakai tanktop, rambut panjangnya dia urai dengan
sedikit kepangan didepannya ditambah sepatu cads dan Jeans. Tampak casual dan
santai.
Ia sedikit berlari menuju tempat janjiannya dengan Baekhyun,
Caffe yang terbilang cukup dekat dengan kompleks rumahnya.
Jieun sedikit lega, dari kejauhan ia sudah dapat melihat
Baekhyun yang masih menunggu namun dengan wajah masamnya. Jieun sedikit
memperbaiki penampilannya lalu berjalan menuju meja Baekhyun.
Jieun menarik kursi didepan Baekhyun lalu mendudukinya. Mata
Baekhyun menatap tajam yeoja yang sudah menjadi pacarnya sejak dua hari lalu
itu. Jieun menelan air liurnya tegang. Kerongkongannya terasa kering. Ia tahu
Baekhyun sangat marah terlihat dari ekspresinya. Belum sempat Jieun mengucapkan
kata maaf. Baekhyun sudah memegangi kedua tangannya.
“Yaaak Jieun-a kau kemana saja, kenapa lama sekali? Aku takut
terjadi apa-apa denganmu, kau tidak apa-apa kan? Kau, kau tidak ada yang luka
kan? Ah seharusnya kau menyetujuiku untuk menjemput kerumahmu” Baekhyun
nyerocos panjang lebar terlihat tampak khawatir dari raut mukanya, Jieun
dibuatnya diam tak percaya mungkin lebih tepatnya melongo, ia kira ia akan
dimarahi karena datang terlambat dihari pertama kencannya.
Jieun tertawa, ia tak
bisa menyembunyikan tawanya, entah mengapa ia ingin tertawa.
“Yaaakk kenapa kau malah tertawa? Kenapa tak menjawab
pertanyaan ku?” Baekhyun kini cemberut.
Jieun mencoba menetralkan tawanya, ia membalas genggaman
Baekhyun lalu tersenyum.
“Aku tidak apa-apa, mianhae karena aku terlambat dan gomawo
masih mau menungguku Baekhyunie” ucap Jieun tulus.
“Ah dan satu lagi, mianhae telah membuat mu khawatir, nan gwenchana”
tambah Jieun meyakinkan.
Baekhyun tampak bernafas lega, lalu mencubit hidung Jieun
gemas. Meraka pun saling melempar senyum.
Baekhyun memesankan Jieun makanan dan juga untuk dirinya. Mengobrol
layaknya teman dan sesekali tawa mereka meledak. Jieun bertanya soal
penampilannya dan mendapat jawaban yang sangat terdengar menyejukan
ditelinganya.
“Kau cantik, apapun yang kau pakai. Tidak perlu memakai gaun
dan sepatu higheels jika kau tak merasa nyaman. Hanya jadi diri sendiri” Ujar
Baekhyun. Jieun termenung ternyata perkataan kakaknya benar.
Caffe ini terasa milik mereka berdua, dua jam waktu berlalu
namun mereka masih dengan asyiknya mengobrol, membicarakan teman sekolah,
menbicarakan hobi, membicarakan berita soal idola masing-masing dan masih
banyak lagi dengan sesekali diiringi tawa. Meski jauh dari kencan yang
dibayangkan Jieun, namun ia tetap bahagia bahkan sangat bahagia. Karena
kemiripan karakter, Baekhyun dan Jieun tak susah
mencari topik pembicaraan yang
seru.
Baekhyun menggenggam lengan Jieun.
“Mau kemana?” tanya Jieun.
“Berjalan-jalan” ujar Baekhyun.
“Kita sudah terlalu lama disini” bisik Baekhyun.
“Hehehe,, kau benar”
Jieun pun beranjak, masih dengan genggaman tangan Baekhyun. Baekhyun
berniat mengajak Jieun kesungai Han.
Sesampainya disungai Han, mareka duduk dibangku menyaksikan
langit yang mulai senja. Perlahan Jieun menyandarkan kepalanya dibahu kiri Baekhyun.
Baekhyun sempat menoleh, dadanya mulai berdegup tak beraturan, namun ia
berusaha menetralkannya. Ia pun mengacak rambut Jieun sayang mencoba menghilangnya rasa gugupnya.
“Gomawo untuk hari ini ... aku sangat sangat bahagia“ ujar
Jieun.
“Kenapa harus berterima kasih? Aku lebih sangat sangat
sangat bahagia”
Jieun terkekeh
mendengar pernyataan Baekhyun ...
Perlahan Baekhyun mendekatkan wajahnya pada Jieun, Jieun
membelalakan matanya, ia tahu apa yang akan terkadi, ia pun menutup matanya
merasakan deru nafas Baekhyun yang semakin dekat menerpa wajahnya.
Chuu~
Baekhyun mengecup bibir cherry Jieun, hanya menempelkan saja
tak ada lumatan layaknya ciuman orang dewasa. Tak ada nafsu yang menggebu hanya
perasaan suka yang tulus. Degupan jantung keduanya tampak tak beraturan.
Sama-sama pengalaman pertama kali.
Baekhyun melepaskan ciumannya. Ia tersenyum, begitu pula
Jieun. Jieun tertunduk seketika saat dirasa pipinya mulai memerah seperti udang
rebus.
“Hahaha...” Baekhyun tertawa kemudian mengacak pucuk rambut
Jieun gemas.
Fin J
So Sweet banget gak? Pasti banget banget ya? PD banget Lu
Thor ,, kekeke
Saran dan kritiknya ~
Dont be plagiator ... Thank u bagi yang udah baca
Kuraang romantis #plakkk
ReplyDeletehehe just kidding thor
makasih ya dah bikin ff IU ^^
hehe msa sih? tp iya jg sih .. mksih jg udh baca
ReplyDelete