Autumn Memories


Cast: Lee Ji Eun (iu), Cheondung / Thunder.

Genre: Sad, Vignette (mungkin, kurang tau juga sih :P)


Tampak seorang yeoja duduk di taman, menikmati pemandangan musim gugur yang bernuansa oranye. Dedaunan tampak berguguran diterpa angin, menutup sejenak mata ini menikmati hembusannya. Teringat kenangan dimusim yang sama namun berbeda waktu, 3 tahun lalu kami masih berdampingan di tempat ini sembari berpegangan tangan mesra menikmati suguhan musim nan romantis, saling diam namun hati bergemuruh bahagia, saling memandang dan melempar senyum terbaik. Memberikan ekspresi semanis mungkin didepannya.

Sejak kejadian itu, Jieun sering mengujungi taman ini, ia tahu kekasihnya tidak akan pernah kembali namun ia hanya ingin menghabiskan musim gugurnya disini, tempat kenangannya bersama Cheondung. Duduk berjam-jam tanpa ada yang dilakukan, menatap nanar yang mengarah langsung kejalan raya. Earphone bertengger manis dikedua telingaku, mengalunkan lagu yang sama. Lagu kenangan kami. Mungkin aku tampak terlihat bodoh termenung mengingatnya. Setetes air mata dengan mudahnya mengalir bebas. Udara dingin menambah sunyinya hati yang telah membeku. Dijalan itu, dijalan yang sedang Jieun tatap, kekasihnya Park Sang Hyun atau yang sering Jieun panggil Cheondung meninggal terkena serangan jantung setelah seharian melewatkan waktu bersama. Jieun tak mengetahui kalau hari itu terakhir kalinya ia melihat Cheondung kekasihnya. Ia bahkan tak tahu menahu riwayat penyakit Cheondung begitu parah, Cheondung menutupinya dengan sangat sempurna. Lagi-lagi air mata Jieun menetes tak terkendali memikirkan kebodohannya yang tak tahu apa-apa tentang penyakit yang Cheondung derita kala itu.

Flashback

“Cheondung-ya kenapa tiba-tiba mengajaku kesini?” Tanya Jieun pada namja yang duduk disampingnya.

“Apa kau tidak suka tempatnya ?” tak menjawab pertanyaan Jieun, Cheondung justru bertanya balik.

“Tidak, tentu saja tidak ... aku sangat sangat sangat menyukainya” Ujar Jieun manis. Cheondung pun membalas senyuman Jieun tak kalah manis, lalu mengacak pucuk rambut Jieun sayang.

Hening ... Menikmati pemandangan yang Tuhan suguhkan kepada dua insan yang sedang dilanda asmara. Namun raut wajah Cheondung berubah mengingat hari ini adalah hari terakhir ia bisa melihat kekasihnya, ia mengidap penyakit jantung stadium akhir. Entah itu dua jam lagi atau lima jam lagi, ia akan segera meninggalkan dunia ini dan yang paling menyedihkan ia akan meninggalkan Jieun.

Cheondung meraih tangan Jieun dan menggenggamnya erat.

“Jieun-a jika aku meninggalkanmu kau harus hidup dengan baik ne” ucapnya kemudian. Jieun yang bingung dengan maksud Cheondung hanya menatapnya heran.

“Ma maksudmu?” tanya Jieun dengan ekspresi wajah khawatir.

“Hahaha, ani tidak ada maksud apa-apa, tak usah dipikirkan” Cheondung mencoba mencairkan suasana.

“Cheondung-ya kau membuat ku takut saja”

“Mian aku tak akan mengatakannya lagi”

“Cheondung-ya bagaimana kalau kita berfoto bersama”

Cheondung mengangguk “Boleh, ayo”

Dengan ekspresi imut keduanya bergaya didepan camera ponsel Jieun. Jieun mengembungkan pipinya, sedangkan Cheondung sedikit menggigit bibir bawahnya sembari melirik kearah Jieun.

CEKREK ...

Jieun dan Cheondung melihat hasilnya penasaran.

“Hahaha kau sangat imut Jieunie” puji Cheondung.

“Jeongmal?”

Cheondung mengangguk.

“Kau juga sangat tampan”

“Ck tentu saja” Cheondung menyombongkan diri sembari memegang kerah bajunya.

“Hahahaha....” keduanya tertawa, tak terlintas dipikiran Jieun bahwa ini adalah hari terakhirnya dengan Cheondung.

“Cheondung-ya, aku ingin permen kapas itu” ujar Jieun menunjuk kearah stan yang menjual berbagai jenis permen kapas disebrang jalan.

mata Cheondung mengikuti arah yang Jieun tunjuk.

“Ne akan kubelikan, tunggu disini”

Jieun mengangguk

Jieun terus memandangi namjanya itu, yang sedang menyebrang jalan dan setelahnya berbincang pada sipenjual permen kapas. Kini permen kapas sudah berpindah ketangan Cheondung. Cheondung melambaikan tangan pada Jieun. Jieun hanya tersenyum. Namun senyumaannya seketika berubah, ia melihat Cheondung menjatuhkan permen kapas yang ia bawa. Terlihat memegangi dadanya kesakitan, Jieun berdiri dan tak bisa berbuat apa-apa, ia berteriak memanggil-manggil nama Cheondung. Ia tak bisa menyebrang karena lalu lintas kendaraan dihadapannya sangat ramai. Cemas dan takut menggerayapi Jieun. Air matanya tak bisa dibendung ketika melihat Cheondung akhirnya terjatuh, tubuhnya ambruk begitu saja. Orang-orang disekitar mereka mulai mengerubungi Cheondung.

“Cheo Cheondung ya..” gumam Jieun dengan suara yang bergetar.

Flashback end


Jieun memadang layar ponselnya, terlihat wajah dua insan yang sangat imut. Ya, itu adalah dirinya dan juga Cheondung. Berfoto bersama tepat ditempat yang ia duduki sekarang. Jieun tak pernah sekali pun mengubah wallpaper ponselnya, waktu tiga tahun tak cukup baginya untuk melupakan Cheondung.

Jieun beranjak, melihat sekelilingnya yang mulai sepi. Saat senja tiba Jieun akan meninggalkan taman itu. Jieun tersenyum. Matanya menerawang jauh.

Aku tak pernah sedikitpun menyesal mengenalmu Cheondung, meski kau meninggalkan ku dengan cara seperti itu, aku akan selalu kesini dimusim yang sama.

Jieun lekas berjalan meninggalkan taman itu. Namun ...

BRUKK

Seseorang tampak tak sengaja menabraknya. Jieun memandang siapa yang menabraknya. Sesaat ia terdiam dan bergumam.

“Cheo Cheondung...”

Namja tersebut hanya tersenyum, tersenyum dengan segala ketulusannya.

Comments