Cast : Kim Jong In / kai, Suho, Iu / Lee Ji Eun
Genre : PG 17, romance, drama, sad
Lenght :Oneshoot.
Aku mengenalnya,
tepatnya kini menjalin hubungan dengannya. Kim Jong in, itulah namanya. Namja
yang berstatus sebagai teman kekasihku Suho. Entahlah apa yang sebenarnya aku
pikirkan hingga bisa mempunyai hubungan gelap dengannya. Dia sangat berbeda
dari namjachinguku, ia agresif, humoris, dan juga cool. Pertama kali aku mengenalnya
disalah satu pentas seni yang diadakan Sekolahku, Suho oppa mengenalkannya
dengan ku. Terlihat dari sorotan matanya, ia memandangku seakan aku ini
mangsanya. Aku tak berfikir macam-macam saat itu. Hingga akhirnya ia
menghubungi, sering mengiriku SMS. Entah dari mana ia tahu nomor ponselku,
mungkin ia mencurinya dari Ponsel Suho oppa, mungkin saja. Lambat laun kami
dekat, mulai dari teman, teman curhat, pergi bersama dan akhirnya ia menyatakan
perasaannya. Suho oppa tak mengetahui apapun karena aku tak pernah
menceritakannya. Bukannya aku tak mencintai Suho oppa, namun aku hanya
penasaran, karena Jongin sangat sangat berbeda karakter dengan Suho. Dari Suho
aku mendapat cinta yang tulus, cinta ala anak remaja pada umumnya, belajar
bersama, nonton bioskop, nonton konser dll Sedangkan dari Jongin aku mendapat
kepuasan lain yang tak kudapatkan dari Suho oppa, Berciuman, menonton film
dewasa bahkan aku pernah ke Club malam bersamanya. Jika diminta memilih salah
satu diantara mereka, mungkin aku lebih baik mati karena aku tak bisa
meninggalkan keduanya. Seperti penyeimbang, mereka hadir dihidupku.
^^^^
“Jongin-a .. Benarkah Suho oppa pernah berpacaran
dengan gadis bernama Suzy?” tanya Jieun penasaran. Ia sedang dirumah Jongin,
hanya sekedar untuk main ataupun melihat Jongin latihan dance. Jongin adalah
ketua club dance disekolahnya, itu yang Jieun dengar. Jongin berbeda sekolahan
dengan Jieun.
“Ne, dia pacar Suho ketika masih di Sekolah Menengah
Pertama. Wae? Kau tahu darimana?” Jongin balik bertanya, ia masih meliuk-liukan
tubuhnya, memperdalam pengetahuannya tentang dance.
“Ani, Suho oppa pernah menceritakannya namun hanya
sekilas, sepertinya Suzy dulu sangat ia cintai”
“Ne, mungkin sampai sekarang ia masih mencintainya”
celetuk Jongin.
“Yaaakk jangan memanas-manasiku” Jieun cemberut.
“Kekeke,,, mian. Tenang saja Suho tidak akan pernah kembali
pada Suzy”
“Wae?”
“Karena Suzy sudah meninggal”
“Mwo? Yang benar saja, bukankah ia seumuran dengan
kita?” Jieun semakin penasaran mendengarnya.
“Dari kecil ia divonis penyakit langka yang
berbahaya dan umurnya hanya bertahan sampai 15 tahun. Mengetahui hal itu Suho
merasa iba dan berniat selalu menjaga Suzy disisa waktu hidupnya, Suzy dikenal
sebagai gadis yang cantik, ramah juga pintar disekolah. Awalnya Suho hanya kasihan
namun ternyata tumbuh benih-benih cinta untuk Suzy, dan saat Suzy meninggal,
Suho baru menyadari bahwa ia benar-benar mencintai Suzy” Jelas Jongin panjang
lebar.
Jieun hanya mengangguk-angguk
“Kisah yang mengharukan” gumam Jieun kemudian.
“Aku jadi semakin merasa bersalah”tambah Jieun.
“Bersalah kenapa?” tanya Jongin.
“Bersalah karena sudah menduakannya dengan mu”
“Yaaakk kenapa membahas itu lagi ?! Sudah kubilang
ia tidak akan terluka jika kau tidak mengatakannya”
“Lalu bagaimana jika ia mengetahuinya dari orang
lain, itu akan semakin membuatnya terluka nanti” Jieun menghela nafas, ia
selalu saja risau jika memikirkan hal ini.
“Jika ia tahu justru bagus untuk ku, jadi kau bisa
benar-benar menjadi milikku seutuhnya” Jongin menyeringai.
“Yaaakk aku serius, jangan egois seperti itu” Jieun
semakin kesal dengan ucapan Jongin yang asal.
“Sebenarnya siapa yang egois, aku atau kau?” Suara
Jongin terdengar serius kali ini.
Jieun lagi-lagi menghela nafas, ia tahu benar,
sebenarnya ia yang egois, menjalin hubungan dengan dua namja yang saling
bersahabat.
“Ne aku tahu, aku yang egois” ucapnya kemudian.
Jongin menghentikan dancenya dan berjalan kearah
Jieun. Jongin memeluk Jieun, ia mengecupi lehernya, tangannya melingkar
dipinggang Jieun namun Jieun terlihat tak bernafsu, ia justru sedikit risih.
“Sudah jangan selalu kau pikirkan, semua akan
baik-baik saja” bisik Jongin disela-sela kegiatannya(?).
“Ihh kau bau tahu, mandi dulu sana .. lihat dahimu
banyak keringatnya, iuuhh” Cibir Jieun.
“Mandiin...” Ujar Jongin manja.
“Yaakk aku tak senakal itu” kesal Jieun.
“Hehe aku bercanda Jieunie. Kalau begitu aku mandi
dulu” Jongin berjalan kearah kamar mandi namun ia kembali berbalik dimana Jieun
duduk dan mengecup bibir Jieun cepat.
“Yaaaakkk...” Kesal Jieun.
^^^^
“Oppa bagaimana kalau besok kita ke festival” Ujar Jieun bergelayut manja
ditangan Suho.
“Jieun-a jangan seperti ini, kau tidak malu eoh
dilihat banyak orang” Dengan lembut Suho melepaskan tangan Jieun yang
bergelayut ditangannya. Jieun tampak tak senang, ia cemberut. Melihat hal itu
Suho merasa menyesal. Tangannya dengan ragu menggenggam tangan Jieun.
Jieun menoleh
“Mian, bukan maksudku....”
“Ani, gwenchana oppa, aku mengerti” maklum Jieun. Ia
tahu Suho bukanlah namja yang suka mengumbar kemesraannya didepan umum.
“Jadi bagaimana?” tanya Jieun lagi.
“Oke besok kita kesana..” ujar Suho lalu tersenyum.
Jieun senang, ia mengayun-ayunkan genggaman
tangannya bersama Suho.
^^^^
“Jongin-a kau mau ikut ... ?” ujar Jieun, kini ia
sedang menonton film bersama Jongin, Jongin merebahkan kepalanya dipaha Jieun.
“Kemana?” jongin berbalik menatap Jieun.
“Aku dan Suho oppa akan ke festival besok” Jongin
kembali menatap layar televisinya, ia sangat tidak tertarik jika Jieun sudah
membicarakan Suho, meski ia tahu ia hanya yang kedua. Jika saja ia bertemu
Jieun lebih dulu dari pada Suho.
“Aku tidak akan ikut tapi mungkin aku akan kesana,
berpura-pura bertemu kalian dengan tidak sengaja. Itulah nasib menjadi yang
kedua”
“Hey, kau bilang aku tidak boleh membahas itu lagi,
tapi kenapa sekarang kau yang membahasnya?” Jieun heran dengan namja yang satu
ini.
“Maaf aku tak sengaja mengucapkannya”
Jieun menghela nafas,
Kenapa
semakin lama, ini semakin tak menarik ?
Aku
justru lelah sekarang, harus menjaga dua hati namja yang ku sayangi
“Haruskah kita putus?” celetuk Jieun, ia memandang
nanar televisi dihadapannya. Seketika Jongin mendongak. Ia lantas terbangun dan
duduk disamping Jieun.
“Hey, maaf jika ucapanku salah, aku janji tidak akan
membahasnya lagi, mian semua salahku. Tak usah kau pikirkan lagi oke?” Jongin
membelai rambut Jieun. Ia mungkin terkadang marah menjadi yang kedua, tapi itu
tak membuatnya berpikiran untuk mengakhiri hubungannya dengan Jieun. Entah apa
yang membuatnya begitu menyukai seorang Lee Jieun.
Jieun menampik tangan Jongin “Ani bukan kau yang
salah, aku selalu saja menyakiti hatimu, aku yang salah, tak seharusnya semua
ini terjadi” Jieun tertunduk.
Jongin semakin khawatir, ia memeluk Jieun erat.
Sungguh, jika mengetahui akan seperti ini, seharusnya ia tak berbicara ngawur
seperti tadi.
“Aku tak ingin mengakhiri hubungan kita, sungguh aku
minta maaf”
Jieun tak merespon ia justru bangun dan beranjak
meninggalkan Jongin, Jongin tak tinggal diam sebelum Jieun keluar dari
pintunya, Jongin meraih tangan Jieun.
“Kau mau kemana? Tolong jangan seperti ini” suara
Jongin melemah. Jieun masih saja terdiam. Dengan sigap Jongin kembali memeluk
Jieun. Jongin mereganggangkan pelukannya, ia menakup wajah Jieun dan perlahan
mendekatkan wajahnya, Jieun tahu apa yang akan dilakukan Jongin, Semakin dekat,
semakin dekat dan ....
Tok tok tok , suara ketukan pintu membuyarkan
keduanya.
“Jongin apa kau didalam? Ini aku Suho” teriak namja
itu dari luar.
Seketika Jieun dan Jongin melebarkan matanya, seakan
sudah melupakan masalah yang baru saja mereka pertengkarkan.
“Mwoo?” ucap mereka bersamaan. Keduanya belingsatan
tak tentu. Panik, itu yang sekarang mereka rasakan.
“Ke kemana kemana aku harus bersembunyi?” ujar Jieun
semakin panik. Tak beda jauh Jongin mondar-mandir tak tentu.
“Ah aku tahu” ucapnya kemudian.
Ia menarik lengan Jieun dan membawa kekamarnya
“Kau bersembunyi dibawah ranjangku”
“Mwo?”
“Jieun ini hanya sementara, kupastikan Suho tak akan
lama disini, apa kau ingin ia mengetahui semuanya?”
Jieun tak ingin membahas ini lagi, ia pun dengan
cepat masuk kebawah ranjang Jongin.
Jongin keluar dan mengunci kamarnya. Ia lantas
membuka pintu, terlihat Suho masih menunggunya.
“Kau ini lama sekali?” rutuk Suho.
“Mian, aku sedang tidur tadi. Ada apa, tumben kau
kesini?”
“Heyy kau tidak ingin mengajaku untuk masuk?” Suho
tak menggubris pertanyaan Jongin.
“Ne ne silakan masuk” Jongin terpaksa menyuruh Suho
masuk.
Suho mulai memasuki rumah Jongin, ia sempat terhenti
ketika meihat sebuah sepatu yeoja, ia merasa pernah melihatnya namun entah
dimana, ia tak berniat bertanya pada Jongin, mungkin saja itu sepatu
yeojachingu Jongin, pikir Suho.
“Tumben kau kesini? Ada apa ?” tanya Jongin.
“Ah aku hanya sedang bingung” ungkap Suho. Jongin mengerutkan dahi, tumben sekali
seorang Suho bingung, pasti bukan masalah biasa.
“Wae? Bingung kenapa? Nilaimu turun?” Jongin
bertanya sekena nya.
Suho menghembuskan nafasnya panjang, terlihat
frustasi.
“Aku akan pindah” ucapnya kemudian.
“Mwo? Pindah kemana? Dan kenapa tiba-tiba ?”
“Jepang, aku akan pindah ke Jepang, ayahku dipindah
tugaskan kesana dan terpaksa kami juga harus mengikutinya kesana”
“Lalu apa yang kau khawatirkan?” Jongin belum paham,
kenapa Suho harus serisau itu? Apa susahnya pindah.
“Jieun, harus bagaimana aku memberitahunya. Haruskah
aku memutuskannya?” Suho memandang Jongin.
Pikiran Jongin baru terbuka, jadi karena Jieun Suho
seperti ini. Ah bukankah ini justru bagus untuknya? Jongin tak bisa
menyembunyikan kebahagiannya, ia memperlihatkan kesedihan pada Suho, namun
hatinya meletup-letup bahagia. Ia tak munafik, akhirnya yang ia tunggu-tunggu
datang juga. Ia tak perlu lagi bersusah payah memisahkan Jieun dan Suho.
“Jadi aku harus bagaimana Jongin?” Suho mengulangi
pertanyaannya.
“Ikuti saja kata hatimu, bicarakan baik-baik pada
Jieun”
“Tapi aku tidak tega ... “
“Tidak ada cara lain Suho, atau mungkin kau akan
meninggalkannya begitu saja, tanpa memberi tahunya”
“Ani aku bukan pengecut. Kau benar, gomawo Jongin. Aku
akan melakukan seperti yang kau katakan”
Jongin sedikit menyeringai
Yeaahh
dewi fortuna dipihak ku sekarang
“Bagaimana kalau kita minum bersama?” tawar Suho.
“Yaaakk kau tidak salah? Aku tahu kau bukan orang
yang suka minum Suho, sudah tak perlu seperti ini, aku doakan yang terbaik untuk
mu dan Jieun. Dan maaf aku sangat lelah, aku baru saja latihan dance”
“Ahaha, kau memang sahabat yang paling mengerti aku
Jongin, yasudah aku pulang saja”
Suho pun beranjak keluar dari rumah Jongin,
lagi-lagi matanya melihat sepatu yeoja itu. Namun tak ia pikirkan lagi,
masalahnya terlalu banyak sekarang ini, ia tak mau menambah pikirannya lagi
apalagi hanya soal sepatu.
Jongin mulai menutup pintu setelah Suho mulai
menjauh pergi, ia langsung menuju kamarnya, ia membuka kunci.
“Jieun-a ia sudah pulang, keluarlah” seru Jongin.
Namun Jieun tak kunjung keluar dari bawah kasur, Jongin berjongkok dan
mengintip Jieun, ia tersenyum begitu melihat yeoja itu tertidur dengan posisi
yang terbilang sangat tidak nyaman.
Bisa-bisanya
ia tertidur disaat seperti ini dan ditempat seperti ini
Ck
dasar kerbau, mungkin ia juga bisa tidur dijalan raya.
Jongin pun mengeluarkan Jieun, dan membopongnya. Ia rebahkan
Jieun ditempat tidurnya. Jongin memandangi Jieun yang tertidur pulas, sangat
manis melihat Jieun saat seperti ini, pikirnya. Pikiran kotornya muncul, ia
mendekatkan wajahnya, ia berbaring didekat Jieun. Bibirnya mencium bibir Jieun,
tangan besarnya beranjak merangkul pinggang Jieun, Jieun seakan menjadi candu
untuk Jongin, yeoja bodoh ini mampu membuat Jongin bertekuk lutut, sikapnya
yang polos dan ceroboh membuat Jongin semakin tertarik pada Jieun. Jongin
semakin memperdalam ciumannya, ia leluasa mengeksplor semuanya tanpa ada
penolakan haha, kini ciumannya berpindah keleher Jieun, menjilatnya, mengecupnya,
sesekali menggigitnya, dan menimbulkan kissmark disana. ia sangat menikmati
kegiatannya.
“Eunghh..” Jieun melenguh dalam tidurnya, mungkin ia
merasa terganggu atau justru menyukai yang Jongin lakukan. Jieun sedikit
menggeliat, melihat hal itu Jongin semakin menguatkan pelukannya.
Mata Jieun sedikit mengerjap, ia menggaruk
kepalanya. Ia melihat ada tangan melingkar dipinggulnya dan ada sesuatu yang
basah menggerayangi lehernya. Pikirannya mulai sadar.
“Yaaakk Jongin-a apa yang kau lakukan?” reflek Jieun
mendorong Jongin. Ia melihat sekujur tubuhnya, ia masih berpakaian lengkap,
untunglah pikir Jieun.
“Ani aku hanya sedang bersenang-senang” Jongin
menyeringai.
“Di dimana Suho oppa, apa sudah pulang?” Jieun
mengabaikan Jongin, ia justru bertanya mengenai Suho.
“Ne, dia sudah pulang” ujar Jongin, ekspresinya
berubah datar.
Jieun menghela nafas “ Heuhh.. syukurlah”
“Jadi apa yang kalian bicarakan ? Aku tadi tertidur,
jadi aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan, pasti ada apa-apa, jarang-jarang
kan ia menemuimu”
Jongin melengos pergi
“Yaaakk mau kemana? Jawab dulu pertanyaanku” Jieun
cemberut, Jongin mengabaikannya.
“Aku haus !!”
Jieun pun mengikuti Jongin
“Jadi apa yang kalian bicaran?” tanya lagi, ia
sangat penasaran. Mungkinkah Suho membicarakannya. Jongin melirik Jieun, ia
masih menenggak air mineralnya, ia menjadi sangat haus, mengapa Jieun malah
membahas Suho.
“Kau akan tahu sendiri nanti” jawab Jongin datar.
“Yaakk mana mungkin aku tahu jika kau tidak
memberitahuku”
“Yaaakk bisakah kau diam, telingaku panas mendengar
ocehanmu”
Jieun cemberut, lantas ia terdiam.
Kenapa
dengannya? Apa aku salah lagi? Bisakan tak usah membentakku
Jongin
melirik Jieun yang masih terdiam ia juga cemeberut, dan masih berdiri
disampingnya.
“Aku pulang saja”
Jongin memeluk Jieun dari belakang,
“Hey jangan marah” bisik Jongin. Jieun masih terdiam.
“Aku merindukanmu” bisik Jongin lagi dengan suara
menggoda.
“Kenapa kau selalu merindukan ku, kita bahkan hampir
bertemu setiap hari” Jieun heran
dengan Jongin, selalu saja ingin menempel
padanya.
“Hehe ,, entahlah. Jika saja kita sudah lulus
sekolah, mungkin aku akan langsung melamarmu dan menikahimu agar setiap hari
bisa bersamamu”
“Ciih ,, gombal” Jieun sedikit tersenyum.
“Akhirnya kau tersenyum juga, sudah lama aku tak
melihatmu tersenyum”
“Jadi berapa lama kau akan memeluk ku seperti ini?”
“Sampai aku puas”
“Sampai kapan kau puas?”
Jongin mengedikan bahunya “Mungkin sampai besok pagi”
“Yaaakk,, itu terlalu lama”
“Kekeke ...”
Jongin membalikan tubuh Jieun menghadapnya, mereka
saling berpandangan. Jieun tahu harus bagaimana supaya bisa lepas dari namja
mesum ini. Ia mengalungkan kedua tangannya dibahu Jongin, ia mencium bibir
Jongin, tangan Jongin beralih kepinggul Jieun, ia membiarkan Jieun
mendominasinya. Jieun melumat bibir bawah Jongin, ia melesakan lidahnya masuk,
ia sangat lihai memainkan ciuman itu, Jieun yang polos berubah menjadi pencium
yang handal karena mengenal Jongin. Kini Jongin kewalahan, ia tak beri waktu sedikitpun
untuk mengmbil nafas, Jongin sedikit melepas ciuman Jieun. Namun Jieun berniat
kembali mencium Jongin.
“Sabar sayang .. bernafsu sekali” ujar Jongin.
“Ck,, bilang saja kau kewalahan haha” Jieun tak mau
kalah. Kini ia tersenyum meremehkan.
“Kau akan menyesal mengatakan hal itu” Jongin dengan
cepat menciumi bibir Jieun, ia menciuminya panas. Sekarang ia yang mendominasi.
Tangannya tak tinggal diam, tangannya merayap dipunggung Jieun. Hal itu membuat
desahan Jieun lolos. Ia mangarahkan kaki Jieun kepinggulnya, kini ia membopong
Jieun dan menyudutkannya kedinding. Jieun merasakan tangan Jongin mulai
menelusuk kedalam kaos yang ia pakai, ini tak boleh. Ini terlalu jauh, pikir
Jieun. Tangan Jieun menahan tangan Jongin yang merayapi punggungnya.
“Wae?” tanya Jongin.
“Jangan terlalu jauh Jongin-a”
“Mi mian .. “
^^^^
Seperti yang dijanjikan Suho, kini Jieun dan Suho
pergi ke festival, Jieun meminta Suho mencoba semua permainan seru, Suho dengan
senang hati menurutinya, ia mendapatkan sebuah boneka teddy bear yang tak
terlalu besar karena berhasil mengenai sasarannya dan memberikannya pada Jieun,
Jieun sedikit heran hari ini Suho selalu menggenggam tangannya, Suho biasanya
akan canggung apalagi ditempat ramai seperti ini, Jieun tak ambil pusing,
justru ia sangat senang Suho menjadi sedikit romantis. Mereka berdua kelelahan,
kini mereka duduk dan menikmati ice cream bersama.
“Jieun-a kau senang?”
Jieun mengangguk antusias
“Ne oppa aku sangat senang” ia kembali menjilati ice
creamnya.
“Jieun-a”
“Hmm wae ?” Jieun menoleh
“Hahaha kau sangat lucu”
Jieun tak mengerti
“Itu .. kau belepotan ice cream, seperti anak kecil”
“Ah benarkah oppa, hehe ...” Jieun hendak
membersihkan dengan tangannya namun tangan Suho mencegahnya, ia kemudian
mendekat dan membersihkan ice cream disekitar bibir Jieun dengan bibirnya.
Jieun terbelalak, ini ciuman pertamanya dengan Suho, benarkah ini Suho yang ia
kenal? Jieun sering berciuman, namun kenapa ia bisa sesenang ini?
Tak lama Suho melepaskan ciumannya, ia melihat Jieun
masih membeku. Suho tertunduk iapun sama-sama malu menyembunyikan rona wajahnya.
Ini pertama kali untuknya.
Suho menggaruk kepalanyaa canggung
“Ma maaf Jieun, kau tidak marah kan?” Suho kini
memandang Jieun. Jieun tersenyum.
“Ani oppa, kenapa harus marah?”
Suho semakin canggung, ia pun tersenyum simpul dan
mengalihkan pandangannya. Namun seketika senyumannya pudar, ia harus berbicara
mengenai kepindahannya ke Jepang.
“Jieun-a ada yang ingin aku bicarakan”
“Ne oppa bicaralah” jawab Jieun antusias, entah kenapa
hari ini suasana hatinya sedang senang.
“Aku akan pindah .. ke Jepang besok” ujar Suho lalu
tertunduk, ia tak berani menatap wajah yeoja yang baru saja diciumnya, wajah
sumringah Jieun luntur, ia terdiam, inikah alasan Suho membuatnya senang hari
ini? Untuk pergi meninggalkannya?
Jieun tak bereaksi, ia hanya terdiam, entah apa yang
harus ia katakan. Suho meraih tangan Jieun dan menggenggamnya.
“Besok aku berangkat pukul 08.00 pagi, mianhae,
mianhae Jieun-a. Aboeji dipindah tugaskan kesana dan mau tidak mau kami semua
harus ikut termasuk aku”
“Ayo kuantar kau pulang” Suho masih menggenggam
tangan Jieun, Jieun masih diam, namun tak menolak. Diperjalanan Jieun pun masih
saja terdiam, Suho hanya bisa menghela nafas, ia merasa sangat bersalah,
setelah membuat Jieun bahagia, ia justru menghempaskannya. Ia pun sampai
dihalaman rumah Jieun.
“Aku akan menunggumu besok, kuharap kau datang ..”
ujar Suho dan pergi meninggalkan Jieun.
Jieun terisak, air matanya mulai meluncur bebas,
tangisannya semakin mengeras. Jongin menghampiri Jieun, sedari tadi ia
mengikuti Jieun dan Suho, bahkan ia melihat saat mereka berciuman, meski sakit,
ia harus tegar, ini terakhir kalinya mereka bersama, setidaknya ia tidak akan melihat
kemesraan mereka lagi.
Jongin langsung memeluknya,
“Uljimma ...” Jongin mencoba menenangkan Jieun.
“Inikah yang kau maksud kemarin?” Jieun mencoba
berontak dalam pelukan Jongin, ia meremas punggung Jongin namun Jongin semakin
mengeratkan pelukannya.
“Kenapa kau tidak memberitahuku lebih dulu ?!!”
Jieun meninggikan suaranya.
“Mianhae,, aku salah, uljimma” Jieun melepas paksa
pelukan Jongin dan berhasil. Ia memandang Jongin tajam.
“Sekarang kau senang?!! Kau sudah tidak ada saingan
! aku tahu jalan pikiran mu Jongin !!”
“Ne aku senang !! sangat senang !! apa aku salah ?
aku sangat mencintaimu, akhirnya aku memilikimu, hanya aku. Tak ada lagi orang
lain !!” Jongin tak tahan lagi dengan sikap Jieun seolah-olah hanya ia yang
terluka.
Jieun berlari meninggalkan Jongin, ia masuk kedalam
rumahnya dan mengunci pintunya, ia semakin terisak, tubuhnya merosot begitu
saja dibalik pintu rumahnya.
^^^^
Suho sudah berada dibandara, ia bersama Jongin
sedangkan keluarganya sudah mulai memasuki pesawat, berkali-kali matanya
memandang kesetiap arah namun Jieun belum juga datang. Suho tertunduk, Jongin
menepuk- nepuk bahu Suho mencoba menenangkan.
“Sabar Suho, ia pasti datang. Aku yakin” ujar
Jongin. Pengumuman untuk segera memasuki pesawat sudah terdengar, namun Jieun
masih saja belum datang. Suho pun menyerah, Jieun pasti tidak akan datang
pikirnya. Ia memeluk Jongin, memberi salam perpisahan.
“Jongin kuharap kau bisa menggantikan ku menjaga
Jieun” Jongin sedikit terbatuk, andai saja Suho tahu ia memang mempunyai
hubungan dengan Jieun, mungkin ia tak akan mengatakan hal itu padanya.
“N ne ... “
Suho perlahan mulai memasuki gerbang keberangkatan,
sekali lagi ia menoleh namun hanya ada Jongin disana, tak tampak ada Jieun. Ia menghela
nafas.
“Suho oppa !!” Suho merasakan suara yeoja yang ia
tunggu-tunggu memanggilnya.
“Suho oppa !!” Seketika Suho berbalik dan mendapati
Jieun tengah berlari kearahnya. Jieun menghambur kepelukan Suho.
“Mian, mianhae aku terlambat .. hiks oppa mianhae
aku banyak melakukan kesalahan padamu”
“Ani aku yang banyak salah padamu Jieunie, kuharap
kau bahagia bersama Jongin”
Degh
“O oppa bagaimana ...”
“Aku tahu, sepatu yang kulihat dirumah Jongin adalah
sepatumu. Mianhae aku tak bisa menjadi namja seperti yang kau inginkan”
Jieun terbelalak, Suho sudah mengetahuinya namun
justru ia meminta maaf, betapa merasa bersalahnya Jieun menyakiti namja sebaik
Suho.
“O oppa .. mian” hanya itu yang bisa Jieun katakan.
“Jieun aku harus segera berangkat, jangan pernah
lupakan aku ne” Suho tersenyum tulus, ia pun meninggalkan Jieun tanpa menoleh
lagi, sungguh Jieun kini sangat menyesal. Ia melihat bahu Suho bergetar, pasti
namja itu menangis, pasti ia sangat sakit hati padanya.
^^^^
Kini Jieun hanya milik Jongin begitu pula
sebaliknya, mereka bahagia namun satu hal yang tak pernah hilang, rasa bersalah
yang selalu ada dihati Jieun dan Jongin pada Suho. Seberapa keras pun mereka
mencoba melupankan itu, justru semakin besar rasa bersalah itu hadir, inilah
resiko dari hal yang mereka perbuat. Sebuah hubungan gelap pasti mempunyai
resiko, yaitu menyakiti hati yang lain.
The end
Aaahh ni ff lumayan
panjang kan untuk oneshoot menurutku sih , inspirasi emang dateng disaat yang gak tepat. Malem malem ngerjain akhirnya selese,, wuaaaaa lega.
kyaaaa...
ReplyDeletePoor Suho :'(
teganya uri jieun ngeduain suho haha
ff mu daebak thor
terus semangat ya dan bikin ff IU yg bnyak hehe
Skali-kali jd peran yg beda he
ReplyDeleteOk siap" di tunggu aja karya selanjutny